Mengurangi konsumsi lemak maupun karbohidrat adalah cara yang paling sering dilakukan bagi orang yang ingin menerapkan pola hidup sehat atau menurunkan berat badan. Lemak dan karbohidrat adalah nutrisi penting dalam membangun tubuh, namun jika berlebihan akan menjadi tidak sehat. Begitu juga jika tubuh kekurangan kedua nutrisi ini. Lalu manakah yang lebih sehat antara mengurangi konsumsi lemak atau karbohidrat?
Mekanisme konsumsi rendah lemak
Kebiasaan kita mengonsumsi makanan akan secara tidak langsung mempengaruhi bagaimana tubuh kita menyesuaikan penyimpanan dan kebutuhan energi. Wajar saja jika ada nutrisi yang kurang, tubuh memberikan respon seperti rasa lemas dan ingin makan lebih banyak, khususnya saat Anda menjalani pola makan rendah lemak atau populer dengan istilah ‘low-fat diet.’
Konsumsi rendah lemak artinya kita memotong jumlah asupan lemak dengan membatasi jumlah gram lemak dalam makanan. Kebutuhan asupan lemak setiap orang berbeda, karena setiap orang memiliki pola konsumsi dan keseimbangan nutrisi masing-masing. Contoh sederhananya adalah jika seseorang membutuhkan banyak vitamin A, dengan kurangnya konsumsi lemak maka tubuh juga akan mengalami keterbatasan untuk menyerap vitamin A dari makanan, yang merupakan vitamin larut lemak. Tidak hanya untuk menyerap vitamin A, lemak juga diperlukan untuk fungsi fisiologis tubuh yang lainnya.
Setidaknya untuk orang dewasa kecukupan lemak diperoleh dari 20-35% asupan harian. Jika konsumsi normal adalah 2000 kalori per hari, maka dibutuhkan sekitar 44 hingga 78 gram lemak per hari. Meskipun dengan mengurangi asupan lemak dapat membantu menurunkan berat badan dengan cepat, hal ini tidak akan berlangsung lama dan tidak akan baik bagi kesehatan. Terlebih lagi jika Anda melakukan kesalahan dengan mengurangi lemak namun tetap mengonsumsi asupan tinggi karbohidrat. Selain itu, manfaat pola makan rendah lemak cenderung sedikit dan kurang konsisten, berbeda dengan pola makan rendah karbohidrat.
Kenapa lebih baik mengurangi asupan karbohidrat?
Mengurangi karbohidrat adalah salah satu strategi diet yang banyak dipakai. Cara ini tidak hanya efektif untuk menurunkan berat badan tetapi juga berdampak positif bagi kesehatan meski Anda sudah memiliki berat badan yang sehat. Karbohidrat adalah nutrisi yang banyak ditemukan di berbagai bahan makanan seperti tumbuhan, buah, dan susu. Karbohidrat juga terbagi menjadi karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Jenis karbohidrat yang dikonsumsi akan mempengaruhi mekanismenya dalam tubuh serta bagaimana efeknya dalam kesehatan dan berat badan.
Karbohidrat sederhana adalah kelompok karbohidrat yang dengan mudah dipecah menjadi glukosa (gula). Karbohidrat ini terdapat di makanan seperti nasi, roti putih, pasta, aneka kue, permen dan berbagai minuman dengan bersoda dan pemanis. Berbeda karbohidrat kompleks yang pada umumnya berasal dari sayuran berserat jenis ini akan lebih sulit dipecah menjadi gula.
Karbohidrat sederhana akan lebih mudah dipecah dan diserap tubuh menjadi kalori dan meningkatkan kadar gula darah. Sedangkan karbohidrat kompleks akan lebih sulit dipecah dan memiliki efek yang sangat rendah pada kenaikan gula darah, sekaligus menghasilkan energi yang lebih tahan lama bagi tubuh. Sehingga, konsumsi karbohidrat sederhana akan lebih mudah memicu kegemukan dan kenaikan gula darah yang dapat menyebabkan defisiensi insulin dan menyebabkan diabetes.
Bagaimana cara menjalani diet rendah karbohidrat yang sehat?
Jika ingin menjalani diet rendah karbohidrat, fokuslah pada mengurangi asupan karbohidrat sederhana dengan mengurangi nasi dan gula pada minuman dan makanan. Selain itu, kurangilah konsumsi makanan olahan karena banyak mengandung karbohidrat dari tepung dan gula. Batas maksimal karbohidrat per hari adalah 130 gram atau setara dengan 520 kalori. Sebagai gantinya, perbanyaklah konsumsi protein yang bersumber dari daging merah dan daging putih, ikan, serta telur.
Jangan khawatir, tubuh kita masih dapat memenuhi kebutuhan kalori karena kabohidrat tetap dapat diperoleh dari berbagai makanan yang kita makan sehari-hari, kecuali jika Anda tidak memakan apapun dan membiarkan tubuh Anda kelaparan. Banyak penelitian yang menunjukkan kelebihan karbohidrat justru memicu penimbunan lemak yang signifikan dan menyebabkan obesitas, dibandingkan konsumsi lemak itu sendiri. Hal ini dikarenakan karbohidrat menghasilkan kalori yang lebih banyak dan jika tidak terpakai akan disimpan di lapisan lemak tubuh.
Baik lemak maupun karbohidrat adalah makronutrien yang dibutuhkan oleh tubuh. Jika Anda hanya menginginkan penurunan berat badan, kedua jenis diet ini kalau dilakukan dengan konsisten dapat menurunkan berat badan. Namun pertimbangkan juga keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan tubuh dan efek kesehatan yang ditimbulkannya.
No comments:
Post a Comment