Saturday 31 December 2016

Keutamaan Membaca Bismillah Sesuai Tuntunan Islam

Keutamaan Membaca Bismillah Sesuai Tuntunan Islam, Basmalah merupakan bacaan (dzikir) yang kerap kali kita lantunkan. Basmalah adalah istilah dari penyebutan Bismillah, seperti hamdalah istilah dari Al Hamdulillah dan hauqalah istilah dari lahaula wala quwwata illa billah. Ia merupakan penggalan salah satu ayat dalam surat An Naml dan sebagai ayat pertama yang membuka surat Al Fatihah. Lebih dari itu, basmalah sebagai pembuka dari seluruh surat-surat Al Qur’an kecuali surat At Taubah (Al Bara’ah), namun bukan bagian dari surat-surat tersebut kecuali pada surat Al Fatihah.

Membacanya pun akan mendapat balasan (pahala) sebagaimana pahala membaca ayat-ayat yang lain dalam Al Qur’an. Setiap hurufnya Allah subhanahu wata’ala memberi pahala satu kebaikan yang dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitabullah (Al Qur’an) maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku (Nabi Muhammad) tidaklah mengatakan Alif Laam Miim adalah satu huruf, melainkan alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” (H.R. At Tirmidzi no. 2910, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani)

Tuntunan Memulai Amalan Dengan Membaca Bismillah

Basmalah, tersusun dari tiga kata:

بسم الله (ب — اسم — الله).

Yang diterjemahkan dalam bahasa kita: “Dengan menyebut nama Allah”. Para ulama menerangkan bahwasanya ucapan basmalah ini sangat berguna bagi seseorang yang hendak melakukan suatu amalan yang mulia. Misalnya membaca basmalah ketika akan menulis atau membaca. Maksud dimulainya amalan tersebut dengan basmalah adalah agar tulisan atau bacaannya itu mendapat barakah dari Allah subhanahu wata’ala. Mendapat tsawab (pahala) dan bermanfaat. Jadi mengawali suatu amalan perbuatan atau perkataan itu dengan membaca basmalah tidak lain hanya dalam rangka bertabarruk (mencari barakah) kepada Allah subhanahu wata’ala dan untuk mendapatkan pahala dari-Nya. Sebuah keistemewaan yang sering dicari dan diimpikan oleh kebanyakan orang.

Mengucapkan basamalah pada amalan-amalan yang bernilai, merupakan bimbingan Allah subhanahu wata’ala terhadap para nabi-Nya. Sebagaimana yang Allah subhanahu wata’ala kisahkan dalam Al Qur’anul Karim tentang Nabi Nuh ‘alaihis salam ketika mengajarkan kepada umatnya membaca basmalah disaat berlayar atau berlabuh. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):”Dan Nuh berkata: “Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya.” Sesungguhnya Rabb-ku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Hud: 41)

Demikian pula Allah subhanahu wata’ala mengisahkan dalam Al Qur’anul Karim tentang Nabi Sulaiman ‘alaihis salam ketika mengirim risalah dakwah kepada Ratu Saba’ diawali pula dengan basmalah. Sebagaimana firman-Nya: (artinya) “Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman, dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (An Naml: 30)
Basmalah ini pun juga merupakan sunnah yang dibawa oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Ketika wahyu pertama kali turun kepada beliau shalallahu ‘alaihi wasallam adalah ayat: (artinya) “Bacalah dengan (menyebut) nama Rabb-mu yang Menciptakan,” (Al ‘alaq: 1)
Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam agar membaca kalamullah (Al Qur’an) dengan menyebut nama-Nya.

Saudaraku yang semoga dirahmati Allah subhanahu wata’ala, ketahuilah bahwa barakah itu berasal dari Allah subhanahu wata’ala semata. Hal ini Allah subhanahu wata’ala tegaskan dalam firman-Nya (artinya):
“Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami melimpahkan barakah dari langit dan bumi.” (Al A’raf: 96)
Siapa yang kuasa melimpahkan barakah dari langit dan bumi? Tentu, adalah Penguasa Tunggal langit dan bumi yaitu Allah Rabbul ‘alamin. Sehingga Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan pula kepada umatnya untuk mencari barakah dengan menyebut-nyebut nama Allah yang terkandung dalam bacaan basmalah.
Ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengirim beberapa risalah dakwah ke negeri-negeri kafir seperti negeri Romawi. Beliau mengawali risalahnya dengan basmalah. Hal ini juga dipraktekkan oleh Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq. Ketika beliau radhiallahu ‘anhu menulis risalah tentang zakat yang ditujukan untuk penduduk negeri Bahrain, beliau memulainya dengan basmalah (Lihat HR. Al Bukhari no. 1454). Suatu pengajaran dan pembelajaran kepada umat manusia, bahwa barakah itu hanya milik Allah subhanahu wata’ala. Sehingga permohonan barakah itu hanya ditujukan kepada Allah subhanahu wata’ala semata. Karena selain Allah subhanahu wata’ala tidak bisa memberikan barakah.

Keutamaan Membaca Bismillah / Basmalah

Saudaraku yang semoga Allah merahmati kita semua, diantara barakah / Keutamaan Membaca Bismillah / basmalah dalam islam ini adalah dapat memperdaya setan dan bala tentaranya yang mempunyai misi untuk memperdaya umat manusia dari jalan kebaikan. Kita pun tidak boleh merasa kecil hati dan takut dari gangguan mereka, selama kita berada diatas jalan Allah subhanahu wata’ala. Allah subhanahu wata’ala telah memberikan berbagai cara dan jalan untuk membentengi diri dari gangguan setan, diantaranya dengan membaca basmalah.
Suatu ketika Usamah bin Umair dibonceng Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Lalu ia mengatakan: “Celakalah setan.” Maka Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menegurnya, janganlah kamu mengatakan “celakalah setan”, karena jika kamu katakan seperti itu, justru setan akan semakin membesar (dalam riwayat lain sebesar rumah). Setan akan berkata: “Dengan kekuatanku, aku akan melumpuhkannya.” Namun bila kamu mengucapkan basmalah, pasti setan akan semakin kecil hingga seperti lalat. (HR. Ahmad 9/59, An Nasaa’i dalam Al Kubra 6/146, dan Abu Dawud no. 4330. Dishahihkan Asy Syaikh Al Albani)
Dari Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang membaca:

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dengan menyebut nama Allah yang tidak akan bisa memudharatkan bersama nama-Nya segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” pada setiap hari di waktu shubuh dan sore sebanyak tiga kali maka tidak akan memudharatkan baginya sesuatu apa pun.” (HR. At Tirmidzi no. 3310, dan dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani).
Dari shahabat Umayyah bin Makhsyi radhiallahu ‘anhu, ia menceritakan tentang seseorang yang sedang makan dan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam sedang duduk disekitarnya. Namun orang tadi lupa belum membaca basmalah hingga tidak tersisa kecuali sesuap saja. Ketika ia hendak memasukkan makanan tersebut kedalam mulutnya ia baru membaca:

بِسْمِ اللهِ في أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ
“Dengan menyebut nama Allah di awal dan diakhirnya.”
Melihat hal itu Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam tertawa, seraya berkata: “Setan itu senantiasa ikut makan bersamanya, hingga ketika ia membaca basmalah maka dimuntahkan apa yang ada dalam perut setan tersebut.” (HR. Abu Dawud no. 3276)

Beberapa Perkara Yang Dianjurkan Untuk Dimulai Dengan Menyebut Nama Allah
Para pembaca yang mulia, berikut ini kami paparkan beberapa perkara yang dianjurkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam untuk mengawalinya menyebut nama Allah subhanahu wata’ala:
1. Ketika Hendak Tidur

Dari shahabat Hudzaifah radhiallahu ‘anhu berkata: “Kebiasaan (sunnah) Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam ketika hendak tidur, beliau membaca:

بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا
“Dengan menyebut nama-Mu Ya Allah, aku mati dan aku hidup.”
(HR. Al Bukhari no. 6334, dan Muslim no. 2711 dengan redaksi yang sedikit berbeda)
2. Ketika Keluar Dari Rumah

Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bila seseorang keluar dari rumahnya, lalu ia membaca:

بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
“Dengan nama Allah, aku bertawakkal hanya kepada Allah, tiada daya dan upaya kecuali dengan izin Allah.”
Maka dikatakan padanya: “Engkau telah mendapat petunjuk, engkau tercukupi dan engkau telah terjaga (terbentengi),” sehingga para setan lari darinya. Setan yang lain berkata: “Bagaimana urusanmu dengan seseorang yang telah mendapat petunjuk, tercukupi, dan terbentengi?!” (HR. Abu Dawud no. 4431)
Atau dengan membaca:

بِاسْمِكَ رَبِّي إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَزِلَّ أَوْ أَضِلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ
“Dengan nama-Mu Ya Rabb-ku, sesungguhnya aku berlindung Kepada-Mu jangan sampai aku salah atau sesat, menganiaya atau dianiaya, membodohi atau dibodohi.” (HR. Ahmad no. 26164, riwayat dari Ummul Mukminin Ummu Salamah)

3. Ketika Masuk Kamar Mandi (WC)

Dari shahabat Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya Rasulullah bersabda:

سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمْ الْخَلاَءَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ
“Penutup antara pandangan-pandangan jin dengan aurat bani Adam ketika seseorang masuk wc adalah membaca basmalah.” (At Tirmidzi no. 551, dan dishahihkan oleh As Syaikh Al Albani)

4. Ketika Hendak Makan

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha berkata: “Telah bersabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam:

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ فَإِنْ نَسِيَ فِي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ
“Bila salah seorang diantara kalian makan maka hendaknya ia mengucapkan bismillah, bila ia lupa diawalnya, maka hendaknya ia membaca bismillah fi awwalihi wa akhirihi.” (HR. At Tirmidzi no. 1781, dan dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani)
5. Ketika Hendak Berhubungan Dengan Istri

Dari shahabat Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata: “Berkata Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam: “Bila salah seorang diantara kalian menggauli istrinya, hendaknya ia berdo’a:

بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
“Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah setan dari kami dan jauhkanlah setan dari apa yang engkau rizkikan kepada kami.”
Bila Allah subhanahu wata’ala memberikan karunia anak kepadanya maka setan tidak akan mampu memudharatkannya.” (HR. At Tirmidzi no. 1012)

6. Ketika Hendak Menyembelih

Disyari’atkan pula dalam penyembelihan hewan dengan membaca basmalah. Bahkan hukumnya bukan sekedar mustahab (anjuran) saja tetapi wajib. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

فَلْيَذْبَحْ عَلَى اسْمِ اللَّهِ
“Hendaknya menyembelih dengan (menyebut) nama Allah (basmalah).” (HR. Al Bukhari no.5500)
Maka sebelum menyembelih hewan hendaknya membaca:

بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
(HR. Abu Dawud no. 2427)

7. Ketika Hendak Memasukkan Jenazah ke Liang Kubur


Disunnahkan (dianjurkan) membaca:
بِسْمِ اللَّهِ وَعَلَى سُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Dengan menyebut nama Allah dan diatas sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.” (HR. Abu Dawud no. 2798) Demikian pula perkara-perkara yang lain, termasuk amalan jihad fi sabilillah yang merupakan puncak tertinggi dalam Islam hendaknya juga diawali dengan membaca basmalah sebagaimana yang diriwayatkan Al Imam At Tirmidzi no. 1337 dari shahabat Buraidah radhiallahu ‘anhu.

Ternyata Tumbuhan Bertasbih Kepada Allah

PADA sebuah penelitian ilmiah yang diberitakan oleh sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies, menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.

Para ilmuwan selama hampir 3 tahun meneliti fenomena yang mencengangkan ini berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhoiyah ) dengan sebuah alat canggih yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik!!!

Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengisyaratkan setelah dicapainya hasil bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut. Padahal seperti diakui oleh sang profesor bahwa pihaknya telah menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-universitas serta pusat-pusat kajian di Amerika juga Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menafsirkan fenomena bahkan semuanya tercengng tidak tahu harus berkomentar apa.

Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari Britania, dan di antara mereka ada seorang ilmuwan muslim yang berasal dari India. Setelah 5 hari mengadakan kajian dan penelitian ternyata para ilmuwan dari Inggris tersebut angkat tangan. Sang ilmuwan muslim tersebut mengatakan: “Kami umat Islam tahu tafsir dan makna dari fenomena ini, bahkan semenjak 1.400 tahun yang lalu!”

Maka para ilmuwan yang hadir pun tersentak dengan pernyataan tersebut, dan meminta dengan sangat untuk menunjukkan tafsir dan makna dari kejadian itu.
Sang ilmuwan muslim segera menyitir firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا (٤٤)

“…Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra`: 44)
Tidaklah suara denyutan halus tersebut melainkan lafazh jalalah (nama Allah) sebagaimana tampak dalam layar.
Maka keheningan dan keheranan yang luar biasa menghiasi aula di mana ilmuwan muslim tersebut berbicara.

Subhanallah, Maha suci Allah! Ini adalah salah satu mukjizat dari sekian banyak mukjizat agama yang haq ini! Segala sesuatu bertasbih mengagungkan nama Allah. Akhirnya orang yang bertanggung jawab terhadap penelitian ini, yaitu profesor William Brown menemui sang ilmuwan muslim untuk mendiskusikan tentang agama yang di bawa oleh seorang Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) sebelum 1.400 tahun lalu tentang fenomena ini. Maka ilmuwan tersebut pun menerangkan kepadanya tentang Islam, setelah itu ia memberikan hadiah al-Qur`an dan terjemahnya kepada sang profesor.

Selang beberapa hari setelah itu, profesor William mengadakan ceramah di Universitas Carnich – Miloun, ia mengatakan: “Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam al-Qur`an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan syahadatain: “Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq melainkan Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya!” 
Seorang profesor ini telah mengumumkan Islamnya di hadapan para hadirin yang sedang terperangah.

Al-Qur’an Berbicara Tentang Keajaiban Air

Al-Qur’an Berbicara Tentang Keajaiban Air

وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ ۚ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا

Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, (QS. Al-Furqon:48). Kehidupan manusia punya hubungan erat dan langsung dengan air sepanjang sejarah air menjadi faktor penting dalam membentuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, tanpa air kehidupan menjadi tidak bermakna.

AIR DAN PERANNYA DALAM ISLAM

Air merupakan sumber kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, sepanjang sejarah air menjadi faktor penting dalam membentuk cara hidup manusia, pengembangan teknologi, dan budaya. dimana saja ada air maka sudah pasti disana ada desa dan kota. ayat-ayat alquran dan hadits banyak menekankan pentingnya air sebagai sumber kehidupan manusia. Allah subhanahu wata’ala dalam ayat ke 30 Surat Al-Anbiya’ berfirman: “Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup.” Secara transparan Allah dalam ayat ini menyebut air sebagai sumber kehidupan “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu. Kemudian kami pisahkan antara keduanya dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiyaa:30)

Dapat dipahami bahwa air menjadi tiang dan pokok bagi kehidupan, air adalah ibu bagi semua fenomena alam, betapa Allah menisbatkan air untuk segala bentuk kehidupdan dan keberadaan, artinya tanpa air kehidupan tak akan ada. Pada abad 20 dunia biologi menemukan 80% penyusunan sel-sel makhluk hidup, manusia, hewan, tumbuhan dan mikro organisme adalah air, kehidupan di dunia ini pun baru terbentuk setelah adanya air. Boleh jadi makhluk hidup tidak memerlukan udara atau oksigen akan tetapi tidak ada satupun makhluk hidup yang mampu hidup tanpa adanya air. subhanallah.

Asal muasal air di planet kita yang meliputi hingga 70% dari permukaan bumi masih misterius bagi para ilmuan, banyak yang berpendapat bahwa air tidak muncul bersamaan dengan munculnya bumi, namun objek dari angkasalah yang mengantarkannya ke planet kita. diperkirakan kalau air datang bersamaan dengan terbentuknya planet bumi empat setengah miliyar tahun yang lalu, namun bila itu terjadi maka kemungkinan besar air sudah menguap karena panasnya matahari yang ketika itu masih muda, berarti pilihannya tinggal air datang dari tempat lain.

Selama periode sekitar 4 miliyar tahun lalu yang disebut dengan periode “Late Heavy Bombardment” objek raksasa kemungkinan datang dari luar tata surya menghujani bumi dan planet-planet dalam lainnya. Para astronom berpendapat kawasan yang terdiri dari ratusan ribu asteoroid yang mengorbit matahari diantara planet dalam dan planet luar sebelumnya diyakini terlalu dekat dengan matahari untuk menyimpan air.

Namun, dari bukti-bukti terbaru diketahui bahwa ada es di asteoroid 24 themis yang ada disana. Temuan ini mengindikasikan bahwa kemungkinan ada lebih banyak es disabuk asteoroid dibanding perkiraan sebelumnya yang kemungkinan menjadi sumber datangnya air dibumi. Diantara sembilan planet dalam tatasurya hanya bumi yang diberkahi dengan banyak sekali air dalam keadaan cair karena sangat mungkin jika air yang jatuh diplanet-planet dalam tatasurya galaxy kita seperti markurius, venus, mars masih terlalu panas untuk menyimpan air. subhanallah benar-benar kuasa ilahi.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat Al-Mukminun ayat 18 “Kami telah menurunkan air dari langit dalam kadar tertentu, kami diamkan air itu dibumi dan kami mampu untuk menghilangkannya,” nah! semakin jelas bukan bahwa air yang ada di bumi memang berasal dari langit dan atas kehendak Allah subhanahu wata’ala air sebagai sumber kehidupan diberkahkan kepada kita. Sebagai hamba Allah sudah sepatutnya menjaga dan memanfaatkan air sebaik-baiknya.

SIFAT DAN FUNGSI AIR

Dalam kitab suci Al-Qur’an sudah dijelaskan sifat air dan fungsinya seperti al-ma’ul mumthir (air hujan), al-ma’ul furath (air sumur) dan air sungai yang biasa kita minum, al-ma’ul ujaz (air laut yang mengandung kadar garam tinggi).

1. Air hujan, secara ilmiah air hujan hasil penguapan air laut yang membentuk segumpal awan mendung, oleh karena itu air hujan merupakan air yang sangat jernih. Saat air hujan turun ke bumi secara otomatis air hujan membersihkan udara karena kemampuannya menghisap material-material seperti gas dan zat-zat logam lainnya. menurut para ilmuan disela proses itu air hujan tercampur dengan zat-zat kimia dan garam-garam yang mengandung material padat sehingga merubah rasanya menjadi sedikit asam dan asin.

Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa air hujan adalah tetesan-tetesan air hasil penyulingan yang di buat oleh Allah atau yang disebut al-ma’ul mumthir. Air hujan dipercaya mampu mengangkat segala kotoran yang terdapat pada kulit tubuh manusia jauh lebih baik dari pada air biasa, air hujan sangat steril dari berbagai macam virus dan bakteri sesuai dengan karakter air hujan yang sangat baik inilah telah dijelaskan hakikat keistimewaan air hujan dalam firman Allah yang berbunyi “kami turunkan dari langit air yang sangat bersih.” Dalam Al-Quran juga dijelaskan bahwa sifat air hujan yang turun dari langit mampu untuk menyucikan diri manusia serta mampu untuk menghilangkan segala gangguan-gangguan setan dan dapat digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh manusia.

2. al-ma’ul furath, air sumur dan air sungai yang biasa kita minum begitulah alquran biasa menyebutnya. Al-ma’ul furath dalam bahasa arab bararti air yang nikmat rasanya, tidak salah lagi air yang nikmat itu adalah air yang segar untuk diminum yang biasa dikonsumsi manusia baik dari sumur atau sungai, dalam alquran air sungai air yang berasal dari mata air atau air sumur disebut dengan segar dan sedap rasanya karena memiliki kandungan logam yang menjadikan rasa air menjadi manis. air yang kita minum baik yang berasal dari sumber mata air, sungai atau sumur adalah air tawar yang berasal dari air hujan yang turun dari langit, dengan keadaan yang sangat jernih dan mengalir memlalui aliran sungai digunung-gunung dan kehendak allah air hujan itu bercampur dengan zat-zat tambang dan garam-garam di bumi yang menjadikan air hujan itu berubah sifat menjadi air tawar yang segar untuk dikonsumsi. Subhanallah syukur alhamdulillah atas segala nikmat yang Allah telah berikan.

Sesuai dengan firmannya Allah telah menamai air sungai yang tersimpan dibawah bumi dan kita minum bagai air yang segar yang sedap rasanya. sedangkan air laut dengan asin lagi pahit yang menunjukkan kadar garam yang berlebihan. “tiada sama (antara) dua laut: yang ini tawar, segar sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit.” (QS. Fathir:12)

3. Allah telah menjelaskan bahwa air laut adalah al-maul ujaj yang berarti air yang terdiri dari kadar garam yang tinggi dan berlebih karena itulah air laut tidak cocok untuk dikonsumsi sebagai minuman, meskipun demikian air laut mempunya manfaat lain dengan kandungan garam yang sangat tinggi bagi sumber kehidupan dalam laut dan bermanfaat bagi manusia. dalam alquran dijelaskan semua binatang buruan laut dan semua makanan yang berasal dari laut dihalalkan merupakan makanan yang lezat bagi manusia seperti firman allah dalam surat Al-Maidah ayat 96 “maka dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan yang berasal dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu“.

Begitu pula dalam sebuah hadits yang shahih rasulullah bersanbda “sesungguhnya air laut itu bersih airnya dan halal bangkainya untuk dimakan.” Maha Besar Allah yang telah menurunkan air dengan berbagai sifat dan manfaatnya. Air hujan yang diyakini sebagai air yang paling jernih dan bersih yang mampu membersihkan diri manusia serta air sungai dan air sumur yang memiliki rasa sedap dan menyegarkan. air laut yang memiliki kadar garam yang berlebihan dan menjadi sumber kehidupan laut yang menjadikan halal buruan laut serta makanan yang lezat bagi manusia.

Tapi tahukah anda bahwa ada satu rahasia bahwa terdapat air tawar yang tidak tercampur dilautan ? bahkan allah berbicara tentang sungai air tawar dalam lautan. Allah berfirman dalam surat Al-Furqan ayat 53 “dan dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit dan dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang mengahalangi.” (QS. Al-Furqan:53)

Akhirnya fenomena sungai dalam lautan ini ditemukan oleh ahli kelautan yang bernama Mr. Jacques Yves Costeau yang melakukan penelitian didalam dasar laut, ia menelurusi fenomena bawah laut di Cenote Angelita di Mexico. Saat melakukan penyelaman ia dikejutkan dengan sebuah fenomena alam yang luar biasa, dia menemukan air tawar diantara air laut yang asin penemuan itu membuatnya takjub, bagaimana mungkin air tawar berada terpisah dalam air laut yang asin tetapi itulah kenyataannya yang ia temukan dibawah laut.

Rasa ingin taunya yang besar membuat Mr. Costeau menyelam lebih dalam lagi ia menyaksikan fenomena alam yang lebih mengejutkan lagi, betapa tidak ia melihat ia melihat ada sungai di dasar lautan sampai pada suatu ketika ia bertemu dengan seorang ilmuan muslim dan menjeritakan fenomena yang sangat ganjil itu lalu ilmuan muslim itu ingat pada salah satu surat dalam alquran dan membacakan ayat itu dihadapa Mr. Costeau Surat Ar-Rahman ayat 19-21.

Ayat inilah yang akhirnya membuat Mr. Costeau sang penemu sungai di dasar laut itu masuk islam , kebeneran dan keistimewaan Al-Quran telah menuntunnya kejalan yang benar. Maka benar adanya bahwa alquran adalah wahyu Allah melalui rasulnya baginda Muhammad. Fenomena ganjil ini diceritakan 1400 tahun yang lalu lewat Al-Quran dan terbukti sekarang. Sebagaimana firman Allah “aku (muhammad) tidak berbicara sesuai kehendakku sendiri kecuali yang diwahyukan kepadaku” (QS. An-Najm:3-4). Sungai dibawah laut itu ditumbuhi daun-daunan dan pohon, para peneliti menyebut fenomena itu sebagai lapisan hidrogen sulfida. Maha Besar allah atas segala kehendaknya.

Kita mungkin mengira semua lautan di bumi ini mencampur menjadi satu, sama asinnya, sama warnanya dan sama cairnya. Namun ternyata Allah menciptakan lautan dengan karakterisnya masing-masing dan mereka tidak bercampur satu dengan yang lainnya mereka seolah-olah dipisahkan oleh dinding penyekat, inilah salah satu buktinya selat Gibraltar, selat Gibraltar adalah lautan sempit yang berada antara Maroco, Afrika dan daratan Spanyol dan Eropa, selat inilah yang digunakan oleh Thariq bin Ziad dan pasukannya dalam menyebrang ke Eropa dan membuka jalan masuknya Islam ke Eropa.

Di selat ini terdapat tanda-tanda alam yang menakjubkan yaitu pertemuan dua arus yang sangat berbeda yaitu laut laut Mediterania dan samudera Atlantik. Pertemuan dua arus laut ini ditandai perbedaan warna dari kedua lautan air laut dari samudera atlantik berwarna biru lebih terang sedangkan air laut laut Mediterania berwarna biru lebih gelap dan lebih pekat garis batasnya dapat terlihat jelas karena keduanya lautan ini memiliki sifat-sifat air yang amat berbeda dari suhu, kadar garam, kerapatan air yang semuanya berbeda. Ketika keduanya bertemu diselat Gilbraltar karakter air dari masing-masing laut ini juga tidak berubah. Meski sama-sama zat cair namun kedua air dari kedua lautan ini tidak bercampur bahkan air laut Mediterania menyusup sampai kedalaman 1000 meter dibawah samudeta Atlantik dan tetap tidak berubah karakteristiknya. Allahu Akbar, Maha Besar Allah.

Bicara tentang air berarti kita juga bicara juga tentang minuman, dalam islam air konsumsi yang istimewa dan banyak manfaatnya adalah air zam-zam. Air zam-zam adalah air yang bisa memancar di negeri tandus Mekkah berupa mata air yang telah bertahan 4000 tahun lamanya. Kadarnya terus bertambah seiring bertambahnya kaum muslimin ini merupakan mukjizat agung bagi orang yang mau merenungkannya dengan akal yang jernih dan hati yang bening. Melihat unsur-unsur kimiawi air zam-zam yang tidak dimiliki oleh air lainnya bisa dikatakan bahwa air zam-zam adalah air mineral yang sehat dan mengenyangkan.

Kata zam-zam dalam bahasa arab yang berarti banyak atau melimpah, dinamakan zam-zam karena sesuai dengan artinya yang sangat banyak dan sangat melimpah tidak akan pernah habis walaupun kaum mislimin meminum dan mengambilnya dari berbagai penjuru dunia. Nama lain zam-zam bahasa arab ada beberapa barah atau berarti kebaikan, mathmunah yang berarti berharga, hazma jibril yang berarti galian jibril, asy-syafa yang berarti yang menyembuhkan, al-muthu’im yang berarti makanan, syarabul abrar yang berarti minuman orang-orang yang baik, ath-thayyibah yang berarti yang baik.

Sejarah singkat air zam-zam ini adalah hasil dari perjuangan Nabi Ibrahim dan istrinya Siti Hajar dalam mengurus anaknya yang bernama Ismail yang dilakukan dengan sangat penuh kesabaran, salah satunya dengan cara berdoa kepada Allah supaya Allah mendatangkan pertolongan dan jangan sampai menelantarkan kelaurganya sehingga Allah mengabulkan doanya dengan diadakannya sebuah mata air antara Shafa dan Marwa yang kemudian ditemukannya oleh istrinya Nabi Ibrahim yaitu Siti Hajar, oleh sebab itu air zam-zam memeliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh air lainnya.

Ibnu Taimiyyah berkata: “disunnahkan meminum air zam-zam sampai benar-benar kenyang dan berdoa ketika meminumnya dengan doa-doa yang dikehendakinya.” Abu dzar Al-Ghifary juga berkata: “Selama tiga puluh hari aku tidak memiliki makanan kecuali air zam-zam aku menjadi gemuk dan lemak diperutku menjadi hilang karena meminum air zam-zam. aku tidak memiliki dalam perutku rasa lapar”. Rahasia air zam-zam tersimpan pada kasiatnya bukan pada materi kongkritnya atas kehendak Allah air zam-zam memiliki semua kelebihan tersebut. subhanallah.

Air merupakan komponen utama dalam pembentukan sel tubuh yaitu sebanyak 70%-85% air berperan penting dalam pembentukan berbagai cairan tubuh seperi darah cairan lambung hormon enzim dan sebagainya. Otak dan darah adalah dua organ yang penting yang memiliki kadar air diatas 80%. Otak memiliki komponen air sebanyak 90% sementara darah mempunyai komponen air 95%. Air sangat penting bagi manusia karena sel-sel otak merupakan satu bagian tubuh yang membutuhkan makanan dan oksigen dalam jumlah besar dimana makanan tersebut datang melalui darah, tanpa air yang cukup darah akan mengental dan sistem saraf otak menjadi terhambat dan akan menurunkan daya kerja otak yang berpengaruh pada tingkat kecerdasan seseorang.

Jika kadar air dalam tubuh berkurang 1% maka akan timbul rasa haus dan ganguan dalam beraktifitas jika berkurang 2 hingga 3 persen maka suhu tubuh akan meningkat dan timbul rasa haus dan gangguan stamina jika berkurang 4% maka gejala dehidrasi akan tampak kemampuan fisik akan menurun hingga 25% kulit dan gusi pucat dan gejala pusing dan apabila kadar air dalam tubuh berkurang hingga 7% maka seseorang bisa jatuh pingsan hingga menyebabkan kematian. Ma Sha Allah tidak sampe 10% maka manusia bisa pingsan. Maka itulah tubuh manusia punya mekanisme dalam mempertahankan asupan air yang masuk dan keluar, untuk mempertahankan asupan air dalam tubuh manusia membutuhkan kira-kira 2-2,5 liter air atau setara dengan 8-10 gelas perhari asupan air yang mencukupi berkhasiat meredakan demam dan menggantikan cairan tubuh yang hilang, kondisi ini dinilai mampu untuk mendukung proses pemulihan kondisi tubuh disamping itu air putih juga membantu memperlambat tumbuhnya sel-sel kanker serta mencegah terjadinya penyakit batu ginjal dan hati. subhanallah begitu penting air bagi tubuh kita.

SEBERAPA BESAR MANFAAT AIR BAGI BUMI?


Air di Bumi sendiri secara terus menerus berputar melalui siklus air yang meliputi penguapan dan pendinginan lewat mekanisme hujan dan salju dan mekanisme itu mempunyai jadwal dan perameter yang terkait didalamnya seperti kesanggupan tanah dalam menyerap air, kadar panas matahari yang pas untuk menguapkan air menjadi awan juga membuat awan yang pas menjadi air kembali, bila salah satu parameter itu terganggu maka jawabnya adalah bencana bagi manusia, berkurangnya kesanggupan tanah dalam menyerap air akan menjadi banjir besar bagi manusia.

Meningkatnya panas matahari akibat bocornya atmosfir bumi akan mempercepat menguapnya air didaratan sehingga bencana kekeringan melanda dan mengganggu sistem produksi pangan manusia dan isu paling central abad ini akibat terganggunya sistem siklus air ini adalah Global Warming. Badai yang menghancurkan, gelombang air pasang, tsunami, kelaparan akibat kekeringan akan terus berlanjut meskipun usaha-usaha untuk mengendalikan polusi dan kerusakan lingkungan telah dilakukan.

Bumi merupakan satu-satunya planet yang memiliki kandungan air yang dua pertiga bagiannya diselimuti air tapi taukah anda bahwa air yang layak diminum untuk seluruh pendudul bumi jumlahnya kurang dari 1% dari keseluruhan jumlah air yang ada di bumi 69% merupakan air laut yang tidak bisa dikonsumsi dan hanya ada 3% air tawar tapi dari 3% tersebut 2% nya merupakan air beku yang ada di kutub utara dan kutub selatan sisa satu persen adalah air tanah itupun tidak seluruhnya bersih dan hanya 0,62% yang layak dikonsumsi bagi hampir 7 miliar manusia yang tinggal dibumi. Nah! sudah terbayangkan kalau kekurangan 7% air dalam tubuh manusia bisa berakibat kematian. bagaimana jika air yang layak dikonsumsi dibumi yang hanya ada kurang dari 1% tiba-tiba berkurang dan musnah. Astaghfirullahaladhim

Dalam Islam tidak semua zat cair yang berupa minuman dihalakan untuk dikonsumsi, minuman yang diharamkan itu adalah minuman yang memabukkan, minuman yang memabukkan itu disebut juga dengan istilah khamar. Sebelum datangnya Islam masyarakat arab sudah akrab dengan minuman yang beralkohol yang dalam bahasa arab disebut khamar. pada masa itu kehidupan masyarakat arab tidak lepas dari konsumsi terhadap minuman beralkohol. Ini menyiratkan betapa akrabnya masyarakat arab terdahulu dengan kebiasan mabuk.

Dalam Islam sudah jelas bahwa semua minuman yang memabukkan pasti khamar dan setiap yang memabukkan adalah haram hukumnya. yang harus diperhatikan adalah penggunaan khamar meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit, misalkan sebagai bumbu masakan, sebagai bahan pembuat roti dan kue tidaklah menghilangkan keharamannya sehingga berdosanlah bagi orang yang dengan sengaja membuat atau mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung khamar. Namun sesungguhnya yang dimaksud dengan khamar dalam Islam itu tidak selalu merujuk kepada alkohol, yang disebut khamar adalah segala sesuatu minuman dan makanan yang bisa menyebabkan mabuk. meskipun sejumlah penelitian menunjukkan minuman yang beralkohol memberikan manfaat bagi tubuh namun islam bukan tidak mengetahui sisi manfaat khamar. Dalam pandangan Islam dampak kerusakan khamar dalam kehidupan manusia jauh lebih besar dari pada manfaatnya.

Hal ini dinyatakan dalam Al-Quran Surat AlBaqarah ayat 219 “mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi, katakanlah pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari pada manfaatnya.”

Dahsyatnya Pengaruh Air dalam Al-Quran

Dalam kehidupan, air adalah salah satu elemen terpenting dari beberapa elemen yang ada. Dari mulai tumbuhan, hewan hingga manusia, kehidupan semuanya bergantung pada pasokan air yang ada. Dari hasil sebuah penelitian, diketahui bahwa manusia ternyata bisa bertahan hidup tanpa makanan selama 10 sampai 14 hari dan bisa bertahan tanpa air hanya 3 sampai 5 hari. Dari hasil penelitian tersebut bisa kita simpulkan sejauh mana air itu penting bagi kita. Mahabesar Allah yang telah menciptakan air dengan karakteristiknya yang begitu kompleks dan dengan segala manfaatnya yang begitu penting.

Seperti yang kita ketahui, air adalah substansi yang terbentuk dari dua elemen kimiawi: hidrogen dan oksigen. Ia memilik struktur molekul yang sederhana ( H2O), serta terdapat pada benda-benda padat, cair, dan gas. Karakteristik fisik dan kimiawinya luar biasa kompleks, dan memiliki mempuan yang penting dalam melarutkan substansi-substansi lain. Kemampuannya inilah yang sangat dibutuhkan seluruh organisme hidup.

Selain dijadikan objek yang harus dipikirkan oleh orang-orang kafir sehingga mereka mau beriman, penyebutan air dalam al-Qur’an terdapat di banyak surat dan ayat dengan kandungan isyarat makna yang beragam.

وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ

“Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?” (QS. Al-Anbiya: 30).

Dalam menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir mengatakan, “Asal mula segala sesuatu yang hidup adalah air.”

Abu Hurairah RA berkata kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, ketika melihatmu, aku merasakan kebahagiaan dan kepuasan di dalam diriku. Beri tahu aku tentang segala sesuatu.” Rasulullah SAW bersabda, “Segala sesuatu diciptakan dari air.” Abu Hurairah berkata lagi, “Beri tahu aku tentang amalan yang bila aku kerjakan, aku akan masuk surga.” Rasulullah SAW bersabda, “Tebarkan salam, beri makan orang miskin, sambung silaturrahim, bangun malam dan shalatlah, engkau akan masuk surga dengan selamat,” (HR. Ahmad).

Dalam Tafsir al-Jalalain disebutkan, “Kami jadikan dari air” yang turun dari langit dan yang keluar dari dalam tanah, “Segala sesuatu yang hidup,” air membuat tanaman-tanaman yang tumbuh bisa tetap hidup, “Maka mengapakah mereka tidak beriman” meyakini keesaan-Ku?

Sayyid Quthb, dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an mengatakan bahwa kalimat “dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup” membuat fakta penting bahwa para ilmuwan harus mempertimbangkan konsekuensi yang besar ini; faktanya adalah air merupakan sumber kehidupan. Sebab, meskipun tidak ada teori-teori ilmu pengetahuan tentang itu, ayat-ayat al-Qur’an tetaplah benar. Selama lebih dari 13 abad al-Qur’an berusaha membimbing orang-orang kafir pada keajaiban ciptaan Allah SWT di alam semesta. Lalu mengapa mereka tidak beriman? Padahal, segala sesuatu yang ada di sekeliling mereka membuktikan keberadaan Sang Pencipta.

Dr. Zaghlul an-Najjar menyebutkan tiga implikasi saintifik ayat ini.

1. Keberadaan air mendahului keberadaan seluruh organisme hidup. Seluruh penelitian geologis membuktikan usia bumi sekitar lebih dari 4,6 miliar tahun. Fosil makhluk hidup paling tua yang ditemukan sekitar 3,8 miliar tahun. Artinya, waktu untuk mempersiapkan permukaan bumi hingga bisa ditempati makhluk hidup sekitar 800 juta tahun. Allah Mahakuasa melakukan segala sesuatu dengan sangat mudah. Namun proses penciptaan membutuhkan masa yang lama agar manusia bisa mengikuti sistem yang Allah SWT tetapkan di alam semesta; agar mereka bisa memanfaatkannya untuk membangun kehidupan sebaik mungkin. Sebab, waktu dan tempat manusia berada berada di dalamnya merupakan batasan, dan diciptakan oleh Allah SWT juga. Sesuatu yang yang diciptakan tidak akan pernah mampu melampaui Penciptanya. Allah SWT berada di atas segala sesuatu yang Dia ciptakan, termasuk materi, energi, waktu, dan tempat.

Selam periode yang panjang ini, saat bumi dipersiapkan untuk menerima kehidupan, Allah SWT menciptakan gunung berapi, yang merupakan alasan utama bagi terbentuknya lapisan batu (litosfer), lapisan air (hidrosfer), dan udara (atmosfer) pada bumi. Selain itu, aktivitas vulkanik yang meluas mendorong terbentuknya rangkaian pegunungan dengan dikeluarkannya lava dan magma dari bawah kerak bumi, sampai bumi benar-benar siap menerima kehidupan.

2. Allah menciptkan jenis kehidupan pertama dalam air, karena pada tahap tersebut, air adalah lingkungan yang paling sesuai untuk kehidupan. Penelitian di bidang Paleontologi menunjukkan, kehidupan di dasar laut (samudra), muncul secara merata sekitar 3,36 miliar tahun (antara 3,8 tahun hingga 440 juta tahun yang lalu) sebelum penciptaan jenis tumbuhan pertama di daratan.

3. Penelitan di bidang Geologi membuktikan, penciptaan tumbuhan berlangsung sebelum penciptaan berbagai jenis binatang. Oleh karena itu, penciptaan tumbuhan dasar laut pun berlangsung sebelum penciptaan berbagai jenis binatang dasar laut. Penciptaan tumbuhan darat juga berlangsung sebelum penciptaan binatang darat. Semua jenis kehidupan ini diciptakan lebih dulu sebelum manusia.

Alasan untuk urutan penciptaan ini sangat jelas: manusia membutuhkan tumbuhan dan hewan sebagai nutrisi; lagi pula, manusia dan hewan-hewan sama-sama bergantung pada tumbuhan sebagai makanan. Tumbuhan memainkan peran kunci dalam menyuplai atmosfer bumi dengan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup.

Fakta ilmiah moderen ini telah dimuat dalam al-Qur’an lebih dari 13 abad yang lalu, dan menjadi bukti bahwa al-Qur’an adalah firman Allah yang disampaikan kepada manusia lewat nabi-Nya, Muhammad SAW. 

Keajaiban Gunung dalam Al-Qur’an

Manusia harus bersyukur kepada Allah SWT pasalnya hidup di daratan yang luas, lengkap dengan isinya untuk bertahan hidup dan tinggal dengan nyaman. Daratan yang Allah ciptakan tidaklah rata, namun berkontur yakni terdiri dari bukit, lembah hingga gunung. Ilmu pengetahuan abad ke-20 baru menemukan bahwa gunung memiliki akar yang dalamnya berkali lipat dari tinggi gunung tersebut. Ini merupakan konsep tentang gunung yang mutakhir dan baru dikenal.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Geophysicist asal Washington, Amerika Serikat bernama Profesor Emeritus Frank Press. Dalam bukunya yang berjudul Earth, Emeritus mengungkapkan bahwa gunung mempunyai akar yang menghujam ke dalam bumi sehingga menyerupai pasak. Pasak atau paku besar merupakan benda yang menancap ke dalam sehingga kepala yang tampak di luar selalu lebih pendek dari panjang pasak yang menghujam ke dalam.



Ilmu pengetahuan baru ini semakin menguatkan kebenaran dalam Al-Qur’an yang sudah menjelaskan pengetahuan tersebut sejak 1400 tahun silam. Allah SWT dalam surat An Naba’ mengatakan bahwa Dia menciptakan gunung sebagai pasak di bumi.

“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak?” (An Naba', 78: 6-7)

Ketika selama ini orang-orang hanya takjub kepada ketinggian gunung, namun Alquran mementahkan kekaguman yang kecil itu. Ternyata bukan tingginya, tetapi kedalaman akar gunung yang menghujam 15 kali lipat dari tinggi di atas permukaan bumi, itulah yang lebih dasyat.

Para ahli geofisika menemukan bukti bahwa kerak bumi berubah terus dengan terori lempeng tektonik yang menyebabkan asumsi bahwa gunung mempunyai akar yang berperan menghentikan gerakan horizontal atau Litosfer. Teori lempeng tektonik menyebutkan, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu. Penemuan ini juga semakin memperkuat kebenaran Al-Qur’an QS. Al Anbiya: 31.

“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk” (QS. Al Anbiya: 31)

“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk” (Surat An-Nahl:15)

Gunung Senantiasa Bergerak
Meski menjadi pasak, namun gunung tidak diam tapi senantiasa selalu bergerak dan mengikuti pergerakan lempeng benua diatas lapisan pagma seolah awan yang bergerak di atas langit. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Bukankah ini juga menguatkan ayat Allah An Naml:88 ?

“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. ﴾An Naml:88﴿.

Meski Dekat dengan Matahari, Salju di Puncak Gunung Tidak Mencair
Gunung umumnya memiliki hutan dan aneka hewan yang berada di dalamnya. Namun bukan saja nuansa hijau, tapi masih ada sebagian besar yang menutupi puncaknya, yaitu salju. Dari sinilah kita dapat belajar satu dari nikmat Allah yang diberikan kepada kita. Di puncak gunung yang tinggi, salju tidak mencair dan senantiasa melimpah. Padahal posisinya yang dekat dengan matahari, seharusnya lebih panas dengan dataran di bawah gunung. Namun faktanya, rendahnya tekanan udara di atas gunung, maka membuat kerapatan udara juga rendah. Yang berakibat rendahnya kemampuan untuk menyerap kemampuan panas matahari
.
Ini menjawab bahwa udara mampu menangkap panas matahari, makin padat kerapatannya maka semakin banyak panas matahari yang diserap. Dan makin tinggi puncak gunung, makin rendah kerapatan udaranya. Subhanallah.

Gunung Berapi Di Bawah Laut
Selain keajaiban di daratan, Allah SWT menunjukan kebesarannya dengan menciptakan gunung berapi di bawah laut. Menurut catatan, ada 5000 gunung di bawah laut yang letaknya tersebar di berbagai belahan dunia. Gunung di bawah laut kerap ditemukan di cekungan laut, bahkan juga ada yang ditemukan di kerak samudera. Dari jumlah tersebut, merupakan gunung berapi yang masih aktif hingga sekarang. Gunung di bawah laut merupakan gunung yang naik dari dasarr laut, namun tidak sampai mencuat sampai ke atas permukaan air.

Diperkirakan gunung di bawah laut ini sudah terbentuk sejak jutaan tahun lalu. Terutama kedalam 1000 sampai antara 4000 dari dasar laut. Gunung di bawah laut kebanyakan berbentuk seperti kerucut karena adanya proses vulkanik.

Kawasan gunung di bawah laut memang menjadi objek penelitian, karena biasanya di sana terdapat ekosistem yang langka, bahan tambang yang tinggi dan keanekanragaman satwa laut.

Begitu mahabesarnya Allah dalam penciptaan gunung ini, dan menjadi pengingat kita untuk selalu bertasbih kepadanya.

Gunung Menjadi Perumpamaan

Dalam Alquran, gunung mempunyai makna tertentu dan menjadi tempat dari peristiwa penting. Salah satunya gunung sebagai perumpaan beratnya penerima amanah. Sepert tertuang dalam surat QS. Al-Ahzab: 72-73.

"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. Sehingga Allah mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang." (QS. Al-Ahzab: 72-73).

“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” (QS: Al-Hasyr Ayat: 21)

Syariat yang dibebankan kepada manusia merupakan amanah, sebagai amanah syariat itu wajib dipikul dan ditunaikan, tidak boleh disia-siakan dan diterlantarkan apalagi ditolak dan diingkari.Memang amanah tersebut tidak ringan, hingga langit, bumi dan gunung pun tidak sanggup untuk memikulnya. Namun bagi yang mau menunaikannya, Allah SWT akan memberikan ampunan terhadapnya, juga pahala yang besar, surga dan ridhonya. Sebaliknya siapa yang melupakan amanah akan ditimpakan azab atasnya.

Gunung juga menjadi fenomena yang patut diamati sebagai wujud kebesaran Allah SWT dalam menciptakan alam semesta. Allah memerintahkan agar manusia melihat makhluk-makhluk ciptaannya supaya manusia melihat keagungan dan kekuasaannya.

Gunung Bertasbih
Gunung pun disebutkan dalam beberapa ayat dalam Al-qur’an bertasbih bersama Nabi Daud, seperti dalam surat An Anbiya’ ayat 79

maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya. (Q.S An Anbiya’:79)
Sungguh, Kamilah yang menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Dawud) pada waktu petang dan pagi (qs Shad: 18).

Allah telah menciptakan alam semesta dan kepada-Nya lah unsur-unsur alam semesta ini patuh dan memuji kepada Allah SWT serta membesarkan nama penciptanya. Di dalam bahasa di dalam bahasa yang kita tidak sanggup mengetahuinya. Adalah mukjizat Nabi Daud AS sehingga binatang-binatang, jin-jin dan bahkan gunung-gunung mengikutinya dalam bertasbih kepada Allah SWT.

Gunung Menjadi Tempat Allah Menampakan Diri kepada Nabi Musa
Gunung menjadi tempat Allah SWT memperlihatkan kebesarannya dan menyadarkan Nabi Musa AS untuk bertaubat. Ini dijelaskan dalam surat (QS: Al-A'raf Ayat: 143)

“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman". (QS: Al-A'raf Ayat: 143)

Allah SWT begitu mengingatkan begitu pentingnya gunung bagi kehidupan umat manusia. Bahkan Allah menyebutkan gunung dalam Al-Qur’an. Semua ciptaan itu ada tujuannya agar manusia sujud pada penyembahan yang sebenarnya.

Friday 30 December 2016

4 Tuntunan Al-Qur’an Untuk Jadi Orang tua Idaman

Bukan sebuah perkara mudah menjadi orang tua idaman di era yang serba canggih ini. Berbagai perangkat teknologi membuat anak lebih dekat dengan gadget mereka. Tidak heran jika hubungan antara orang tua dan anak merenggang karena kurangnya komunikasi. Belum lagi jika kedua orang tua harus bekerja, maka pertemuan mereka akan sangat minim. Alhasil, anak bisa saja lebih dekat dengan orang-orang yang mengasuhnya sehari-hari. Tidak dipungkiri hal ini akan menyakiti perasaan orang tua, karena tidak begitu diidamkan anak-anaknya. 

Jika mendapati anak dengan sikap demikian, maka orang tua harus mengevaluasi diri apakah sudah menjalankan syariat dalam mendidik anak? Untuk itu, ada baiknya untuk mempelajari tuntunan Al-Qur’an agar menjadi orangtua idaman. Berikut informasi selengkapnya.

1. Mendengarkan dengan Sangat Antusia dan Merespon dengan Penuh Kesungguhan

Hal pertama yang diajarkan Al-Qur’an agar menjadi orangtua idaman adalah mendengarkan dengan sangat antusias dan merespon dengan penuh kesungguhan. Kebanyakan orangtua saat ini mungkin cuek kepada anak mereka. Tidak memperhatikan ketika anaknya berbicara, karena mengganggap pembicaraan tersebut bukanlah hal penting.

Padahal hal yang demikian itu adalah sebuah kesalahan. Sebab teladan ini telah diberikan oleh Nabi Ya’kub terhadap puteranya Nabi Yusuf As. Beliau saat antusias ketika mendengarkan anaknya berbicara seperti yang telah dijabarkan dalam Al-Qur’an. Allah Ta’ala berfirman:

“(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.” (QS. Yusuf [12]: 4).
Mendengar ucapan putranya yang sesungguhnya cukup belia itu, beliau merespon dengan sangat serius.

“Ayahnya berkata: “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Yusuf [12]: 5).

Jika dilihat dari ayat di atas, dialog tersebut menunjukkan bahwa Nabi Ya’kub adalah sosok yang perhatian dalam mendengarkan pembicaraan anaknya dan antusias terhadap apa yang diucapkan tersebut.

Sebagai orangtua, seharusnya menjadi perhatian penting untuk bersungguh-sungguh dalam mendengarkan ucapan, ungkapan, cerita ataupun keluhan dari anak-anak. Terlebih lagi apabila anak tersebut sudah menginjak remaja. Jika orangtua gagal untuk menjadi “pendengar yang baik” maka si anak akan mengalihkan keluh kesahnya tersebut ke media sosial dan sulit untuk dikontrol. 

2. Terus Menerus Menanamkan Tauhid kepada Anak
Tuntunan Al-Qur’an yang kedua yakni terus menerus menanamkan tauhid kepada anak. Teladan ini dicontohkan oleh Luqman Al-Hakim. Cara antara lain dengan memberikan ajaran kepada anak untuk tidak mensekutukan Allah, kemudian memantapkan keyakinan bahwa segala amal perbuatan pasti akan dibalas oleh Allah. Meskipun amalan tersebut hanya sebesar biji sawi, segala bentuk kebaikan dan keburukan semuanya akan dihitung oleh Allah SWT untuk diberikan balasan.

Selanjutnya Luqman Al-Hakim menekankan pentingnya mendirikan shalat sepanjang hidupnya dan mengerjakan amalan yang baik dan menjauhi yang mungkar serta bersabar atas segala musibah yang menimpa diri.

Selain itu, Luqman Al-Hakim juga mengajarkan kepada anaknya untuk tidak menjadi pribadi yang sombong dan berlemah lembutlah dalam berbicara. Perkara mengenai keteladanan Luqman Al-Hakim ini tertuang dalam Al-Qur’an yakni QS. Luqman ayat 13-19.

3. Senatiasa Mendoakan Anak Agar Komitmen Terhadap Syariat

Hal ketiga yang harus dilakuakn yakni mendoakan anak-anak untuk komitmen dalam perkara-perkara asasi seperti tauhid dan shalat. Hal demikian ini diteladankan oleh Nabi Ibrahim As. Allah Ta’ala berfirman:

“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim [14]: 40).

4. Terus Memastikan Tauhid Anak-anak
Tuntunan Al-Qur’an yang terakhir agar menjadi orangtua idaman adalah dengan terus memastikan tauhid anak-anaknya. Meskipun memiliki anak yang sudah berkeluarga dan memiliki keturunan, tidak ada salahnya untuk tetap mengingatkan mereka agar selalu menjalankan tauhid. Hal demikian ini diteladankan oleh Nabi Ya’qub As. Allah Ta’ala berfirman:

“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah (2): 133).

Pertanyaan Nabi Ya’qub tersebut menunjukkan bahwa berkomitmen dalam tauhid itu tidaklah mudah, harus terus diawasi. Jangan sampai mereka meninggalkan syariat hanya untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

7 Tanda Khusnul Khotimah

Salah satu diantara kabar gembira yang Allah segerakan untuk hamba-Nya yang beriman adalah adanya pujian yang diberikan oleh orang lain untuknya.

Dalam hadis dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya,

“Bagaimana jika ada orang yang melakukan amal baik, kemudian dia dipuji oleh masyarakat?”

Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Itu adalah kabar gembira bagi mukmin yang disegerakan.” (HR. Ahmad 21380 & Muslim 6891)

Termasuk diantaranya adalah pujian yang diberikan masyarakat di saat kita meninggal. Allah tunjukkan sisi kebaikan kita di hadapan masyarakat di sekitar kita. Dan ini bagian dari doa Ibrahim yang Allah sebutkan dalam al-Quran,

“Jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian.” (QS. As-Syu’ara:84)

Makna: “buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian”

Ibrahim memohon kepada Allah agar dia diberi taufik untuk menjadi sumber kebaikan, sehingga semua orang memuji beliau, hingga hari kiamat.

Doa Ibrahim dikabulkan oleh Allah

Di surat Ash-Shaffat, Allah berfirman,

“Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, ‘(Yaitu) kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.’ Demikianlah Kami beri balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Ash-Shaffat:108–110)

Di surat Maryam, Allah berfirman,

“Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi.” (QS. Maryam:50)

Allah jadikan pujian untuk Ibrahim dan keluarganya, bukan hanya pujian di langit, namun juga pujian di bumi. Karena pujian manusia adalah kesaksaian mereka atas perbuatan dan perilaku kita di dunia.

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan,

“Suatu ketika para sahabat melihat sebuah jenazah yang diangkat menuju pemakamannya. Mereka pun memuji jenazah ini. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‘Wajib … wajib … wajib.’

Tidak berselang lama, lewat jenazah lain. Kemudian para sahabat langsung mencelanya. Seketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Wajib … wajib … wajib.’

Umar pun keheranan, dan bertanya, ‘Apanya yang wajib?’

Jawab sang Nabi,

“Jenazah pertama kalian puji dengan kebaikan, maka dia berhak mendapat surga. Jenazah kedua kalian cela, maka dia berhak mandapat neraka. Kalian adalah saksi Allah di muka bumi.” (HR. Bukhari 1367; Muslim 949)

Ada beberapa keadaan ketika kematian, yang itu merupakan tanda khusnul khotimah. Dalam kitab Ahkamul Jana`iz disebutkan beberapa diantaranya,

Pertama, mengucapkan syahadat menjelang wafat,

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa yang akhir ucapannya adalah kalimat ‘La ilaaha illallah’ dia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud 3118)

Kedua, meninggal dengan keringat di dahi.

Suatu ketika, Buraidah bin Hashib radhiyallahu ‘anhu datang ke Khurasan, menjenguk saudaranya yang sedang sakit. Ternyata saudaranya dalam kondisi sakaratul maut. Ketika wafat, ada keringat di dahinya.

Buraidah langsung bertakbir,

“Allahu Akbar! Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Meninggalnya seorang mukmin dengan keringat di dahi.” (HR. Ahmad 22964, Nasai 1839 dan yang lainnya)

Ketiga, meninggal pada malam atau siang hari Jum’at,

Dalam hadis dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Apabila ada seorang muslim yang meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at, maka Allah akan menjaganya dari pertanyaan kubur.” (HR. Ahmad 6582, Turmudzi 1095, dan yang lainnya)

Keempat, syahid di medan perang

Allah Ta’ala berfirman,

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati bahkan mereka hidup di sisi Rabb mereka dengan mendapatkan rizki.” (QS. Ali Imran: 169)

Dalam hadis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan banyak keutamaan orang yang mati di medan jihad,

Dari Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Bagi orang syahid di sisi Allah ia beroleh enam perkara, yaitu diampuni dosanya pada awal mengalirnya darahnya, diperlihatkan tempat duduknya di surga, dilindungi dari adzab kubur, aman dari kengerian yang besar (hari kiamat), dipakaikan perhiasan iman, dinikahkan dengan hurun ‘in (bidadari surga), dan diperkenankan memberi syafaat kepada tujuh puluh orang dari kalangan kerabatnya.” (HR. Turmudzi 1764, Ibnu Majah 2905, dan yang lainnya)

Dalam hadis lain, ada seorang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Ya Rasulullah, kenapa kaum mukminin mendapatkan ditanya dalam kubur mereka kecuali orang yang mati syahid?”

Jawaban Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya sebagai ujian kesabaran baginya.” (HR. Nasai 2065 dan dishahihkan al-Albani)

Kelima, meninggal setelah bersabar dengan ujian yang Allah berikan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat, “Siapakah syahid menurut kalian?”

‘Orang yang mati di jalan Allah, itulah syahid.’ Jawab para sahabat serempak.

“Berarti orang yang mati syahid di kalangan umatku hanya sedikit.” Lanjut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

‘Lalu siapa saja mereka, wahai Rasulullah?’ tanya sahabat.

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan daftar orang yang bergelar syahid,

“Siapa yang terbunuh di jalan Allah, dia syahid. Siapa yang mati (tanpa dibunuh) di jalan Allah dia syahid, siapa yang mati karena wabah penyakit Tha’un, dia syahid. Siapa yang mati karena sakit perut, dia syahid. Siapa yang mati karena tenggelam, dia syahid.” (HR. Muslim 1915).

Dalam hadis lain, dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa yang terbunuh karena membela hartanya maka dia syahid.” (HR. Bukhari 2480).

Dalam hadis lain dari Jabir bin Atik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Selain yang terbunuh di jalan Allah, mati syahid ada tujuh: mati karena tha’un syahid, mati karena tenggelam syahid, mati karena sakit tulang rusuk syahid, mati karena sakit perut syahid, mati karena terbakar syahid, mati karena tertimpa benda keras syahid, wanita yang mati karena melahirkan syahid.” (HR. Abu Daud 3111 dan dishahihkan Al-Albani).

Ketika mejelaskan hadis daftar orang yang mati syahid selain di medan jihad, Al-Hafidz Al-Aini mengatakan,

“Mereka mendapat gelar syahid secara status, bukan hakiki. Dan ini karunia Allah untuk umat ini, dimana Dia menjadikan musibah yang mereka alami (ketika mati) sebagai pembersih atas dosa-dosa mereka, dan ditambah dengan pahala yang besar, sehingga mengantarkan mereka mencapai derajat dan tingkatan para syuhada hakiki. Karena itu, mereka tetap dimandikan, dan ditangani sebagaimana umumnya jenazah kaum muslimin.” (Umdatul Qari Syarh Shahih Bukhari, 14/128).

Keenam, meninggal dalam keadaan berjaga (ribath) fi sabilillah (di daerah perbatasan negeri muslim dan kafir).

Salman al-Farisi radhiyallahu ‘anhu menyebutkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Berjaga-jaga (di jalan Allah) sehari dan semalam lebih baik daripada puasa sebulan dan shalat sebulan. Bila ia meninggal, amalnya yang biasa ia lakukan ketika masih hidup terus dianggap berlangsung dan diberikan rizkinya serta aman dari fitnah (pertanyaan kubur).” (HR. Muslim 5047)

Ketujuh, meninggal dalam keadaan beramal shalih.

Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Siapa yang mengucapkan La ilaaha illallah karena mengharapkan wajah Allah yang dia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka dia masuk surga. Siapa yang berpuasa sehari karena mengharapkan wajah Allah yang dia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka dia masuk surga. Siapa yang bersedekah dengan satu sedekah karena mengharapkan wajah Allah yang dia mengiri hidupnya dengan amal tersebut maka dia masuk surga.” (HR. Ahmad 23324 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth) 

Keistimewaan Menjenguk Orang Sakit Dalam Islam

Pada diri orang sakit terdapat keutamaan dan kemuliaan bagi orang yang menjenguknya berdasarkan kabar berita dari baginda Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang diutus menjadi rahmat bagi semesta alam. Allah telah janjikan pahala yang banyak dan ganjaran yang besar bagi orang yang menjenguk orang sakit. Di antara dalil-dalil yang menunjukkan:

1. Dari Tsauban Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Siapa yang menjenguk orang sakit, ia berada dalam kebun surga sehingga dia kembali.” (HR. Muslim dan Ahmad. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 6389) tentang maksud kebun surga di sini adalah buah-buahannya.

2. Dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

“Tidaklah seorang muslim yang menjenguk muslim lainnya di pagi hari kecuali ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga sore hari. Dan jika menjenguknya di sore hari, ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga pagi, dan baginya satu kebun di surga.” (HR. al-Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Tirmidzi)

3. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

“Siapa yang menjenguk orang sakit, maka ada seorang yang berseru dari langit: kamu adalah orang baik, dan langkahmu juga baik dan engkau berhak menempati satu tempat di surga.” (HR. Ibnu Majah, al-Tirmidzi, dan ahmad. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam al-Misykah no. 5015. Ibnu Hibbad juga menshahihkannya sebagaimana yang disebutkan Ibnul Hajar dalam Al-Fath)

4. Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

“Siapa yang mejenguk orang sakit, ia terus dalam naungan rahmat sehingga duduk. Maka apabila ia duduk, ia tenggelam ke dalamnya.” (HR. Ahmad. Dishahihkan Al-Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah, no. 2504)

5. Sesungguhnya menjenguk orang sakit adalah salah satu dari jalan surga. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa di antara kalian yang berpuasa di pagi ini?”

Abu Bakar menjawab, “Saya.”

Beliau bertanya, “Siapa di antara kalian yang sudah menjenguk orang sakit hari ini?”

Abu Bakar menjawab, “Saya.”

Beliau bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang telah menghadiri jenazah di pagi ini?”

Abu Bakar menjawab, “Saya.”

Beliau bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang telah memberi makan orang miskin di pagi ini?

Abu Bakar menjawab, “Saya”.

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tidaklah semua ini terkumpul dalam diri seseorang kecuali pasti ia masuk surga.” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah, no. 88)

Subhanallah ..

■ Sesungguhnya kita tidak tahu amal kita mana yang menjadi sebab utama datangnya rahmat bagi diri kita. Berapa banyak rahmat Allah dilimpahkan kepada seseorang karena amal-amal kecil yang dilaziminya. Karena itulah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Janganlah engkau remehkan kebaikan sekecil apapun itu, walau engkau bertemu saudaramu dengan wajah yang berbinar (menyenangkan).” (HR. Muslim dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘Anhu) 

Kewajiban Laki-Laki Setelah Menikah dalam Islam

Di dalam islam, laki-laki dan perempuan memiliki tugas yang sama. Yang berbeda hanyalah pada fungsi yang berbeda. Perbedaan ini hanyalah pada aspek biologis, seperti hormonal, fungsi organ, fungsi melahirkan, dan kondisi fisik tertentu. Akan tetapi, pada fugsi pemikiran, fungsi moral, dan mengemban tugas di muka bumi ini, laki-laki dan perempuan memiliki tugas yang sama, yaitu menjalankan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam .

Begitupun dengan lelaki yang sudah menikah. Akan ada tugas-tugas tertentu atau kewajiban tertentu yang harus dilakukan sesudah menikah. Tugas ini, tentu saja bukan hanya tugas dari laki-laki seorang, melainkan bekerja sama juga dengan perempuan. Berikut adalah penjelasan mengenai bagaimana kewajiban lali-laki setelah menikah.
Laki-Laki dalam Pandangan Islam

Sebelum mengetahui bagaimana kewajiban lakl-laki setelah menikah, maka perlu mengetahui terlebih dahulu bagaimana kedudukan laku-laki dalam pandangan islam.
1. Laki-Laki dan Perempuan Saling Melengkapi

Pada hakikatnya laki-laki dan perempuan saling melengkapi, dengan kondisi dan keterbatasan masing-masing. Bukan berarti laki-laki paling unggul dan perempuan tidak ada kemampuan atau potensinya.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujurat : 13).
2. Laki-Laki yang Taat adalah yang Utama

Dalam pandangan islam, laki-laki yang utama adalah laki-laki yang taat dan benar-benar menjaga ketaatan dan kehormatannya, sebagai seorang muslim.

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS Al-Ahzab : 35)
3. Diperintahkan Hal yang Sama Dengan Perempuan

Laki-laki memiliki perintah yang sama dengan perempuan. Untuk itu, laki-laki dan perempuan memiliki potensi yang sama untuk masuk ke dalam neraka.

“Sesungguhnya orang-orang yang menyiksa orang-orang yang mu’min laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar”. (QS. Al-Buruj : 10)
4. Laki-Laki yang Shaleh bersama Wanita yang Shalehah

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)” (QS An-Nur : 26)
Kewajiban Bagi Laki-Laki Muslim

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka perempuan yang saleh, ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)”. (QS. An-Nisa` : 34)

Laki-laki setelah menikah, tentu saja menjadi tambahan kewajiban. Ia bukan hanya sekedar mengurus dirinya sendiri atau keluarganya saja, melainkan kewajiban terhadap istrinya, terhadap anak-anaknya, dan juga terhadap lingkungannya. Selain itu, laki-laki dalam islam juga adalah sebagai pemimpin atau imam bagi keluarganya. Tentu saja hal tersebut menjadi kewajiban laki-laki yang harus dipenuhi. Untuk itu, berikut adalah kewajiban laki-laki setelah menikah, sesuai dengan landasan islam.
1. Menjadi Imam Bagi Keluarga

Sebagaimana disampaikan pada ayat di atas, laki-laki adalah pemimpin dan imam bagi keluarga yang dia bangun. Untuk itu, tugas imam adalah menjadi pengatur, pengelola, contoh, bagi anak-anak dan istrinya. Laki-laki harus dapat menjadi komando atau nahkoda bagi keluarga yang ia bina. Anak-anak dan istrinya adalah sebagai anggota keluarga, yang berperan dalam pembangunan keluarga. Untuk itu, seorang laki-laki yang sudah menikah harus dapat mengelola hal tersebut agar menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.

2. Sebagai Suami

Laki-laki yang sudah menikah, berarti berstatus sebagai suami dari seorang istri. Untuk itu, ia berkewajiban untuk memberikan nafkah batiniah berupaka kebutuhan cinta dan kasih sayang. Ia harus dapat menjadi tempat kesejukan, pendidikan bagi istri, dan membantu pemecahan masalah keluarga. Suami yang baik tidak akan menghardik, membentak, atau bersikap keras terhadap istrinya.
3. Memberikan Nafkah

Laki-laki juga bertugas untuk memberikan nafkah bagi keluarganya. Laki-laki bertugas untuk dapat menghidupi, memiliki ekonomi, untuk dapat menghidupi keluarganya. Seorang wanita tidak memiliki kewajiban, untuk itu wanita memiliki kewajiban untuk mengandung, dan memberikan pendidikan utama pada anak. Nafkah ini tentu hal yang sangat penting dan mendasar dalam kehidupan rumah tangga. Untuk itu, laki-laki sangat berkewajiban untuk dapat memenuhinya.
4. Menjadi Orang Tua

Seorang laki-laki tidak hanya bertugas mencari nafkah saja. Walaupun ia sebagai laki-laki, turut membesarkan dan mendidik anak-anak adalah tugas yang juga harus dipikul. Ia harus dapat memberikan sosok ayah dan menjadi teladan bagi anak-anaknya kelak. Bagaimanapun juga, seorang anak membutuhkan sosok yang lengkap yaitu ayah dan ibu
5. Menjadi Khalifah fil Ard

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al-Baqarah : 30)

Laki-laki juga bertugas untuk menjadi seorang khalifah fil Ard. Ia bertugas untuk menjadi seorang hamba Allah yang menjalankan misi kehidupan di muka bumi dan memberikan manfaat yang besar bagi lingkungannya. Untuk itu, hal ini menjadi misi utama manusia. Laki-laki beriman akan menjadikan semua tugasnya dalam kerangka khalfiah fil ard.

Tujuan khalifah fil ard ini adalah seperti:
  • Mencari Nafkah untuk Kesejahteraan Keluarga, sekaligus sebagai lahan ibadah dan pahala untuk membangun masyarakatnya lewat karir yang ia bangun
  • Membesarkan anak-anaknya untuk menjadi anak-anak yang kelak bermisi khalifah fil ard, meneruskan ayah dan ibunya dengan baik
  • Menjadi suami yang baik, agar tercipta keluarga sakinah mawaddah dan rahmah, karena pembangunan keluarga adalah awal dari pembangunan masyarakat
  • Menjalankan kehidupan pribadi dan rumah tangganya berdasarkan rukun islam , rukun iman ,Fungsi Iman Kepada Kitab Allah, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, dan Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia. 
Sumber: dalamislam.com

Baca Juga :
Fakta Mengenai Adzan
Keutamaan dan Pahala Membaca Al - Quran
7 Gunung Dengan Ledakan Terdahsyat Sepanjang Sejarah
Kisah Sahabat Nabi Umar bin Khaththab RA
Mengapa Harus Investasi Emas

Mencari Ketenangan dalam Islam

Di dalam kehidupan, sering kali manusia mendapatkan masalah-masalah yang menerpa. Saat masalah tersebut muncul terkadang sering kali manusia malah mendapatkan keresahan, stress, dan berbagai penyakit datang karena pikiran yang tidak tenang atau terkendali. Saat seperti itu, butuh sebuah ketenangan baik hati dan pikiran kita.

Tujuan Penciptaan Manusia,Proses Penciptaan Manusia ,Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam tentu saja terkadang tidak mulus untuk dijalankan, dan menimbulkan keresahan bagi manusia.

Tidak jarang suatu masalah, tidak dapat diselesaikan bukan karena tidak ada solusinya melainkan dalam menyelesaikannya tidak benar-benar berpikir jernih dan tenang. Untuk itu sangat dibutuhkan sikap tenang dalam hidup agar dapat jernih berpikir dan bertindak. Sebagaimana yang Allah sampaikan bahwa tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya.

Ketenangan bukan hanya sekedar menjadi tujuan. Dalam hidup memang tidak akan selalu tenang dan damai, pasti ada saja gemercik dan gelombang yang menghadang. Asalkan kita tenang dalam menghadapinya, pasti hal tersebut dapat kita selesaikan. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai mencari ketenangan dalam islam :

Cara Mendapatkan Ketenangan

“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS Al-Fath : 4)

Dalam ayat di atas ditunjukkan bahwa Allah yang menurunkan sunnatullah ketenangan dan juga membuat ketenangan tersebut menjadi penambah keimanan kita. Tentunya Allah sudah menganurgerahkan manusia untuk dapat mempotensialkannya.

Pentingnya ketenangan dalam hidup, tentu harus senantiasa kita cari dan dapatkan. Oleh karena itu, sebagai manusia khususnya umat islam, hendaklah kita senantiasa belajar dan memahami bagaimana cara agar dapat mendapatkan ketenangan tersebut. Untuk bisa mendapatkan ketenangan, berikut adalah cara-cara yang bisa dilakukan.

1. Selalu Mengingat Allah

“ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (QS Ar-Ra’d : 28)

Di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa mengingat Allah akan membuat tenang. Ketenangan hati akan timbul jika manusia dapat mengingat kebesaran Allah, mengingat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan juga betapa banyak nikmat Allah yang diberikan. Manusia yang beriman, akan senantiasa mengingat Allah dan menjadikan Allah sebagai sandaran hidupnya.

Untuk itulah, manusia yang beriman akan yakin dan benar-benar menyandarkan hidup, karena tahu bahwa Allah dapat melakukan apapun, dan menolong hamba-Nya dalam kondisi apapun. Berpegang pada Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman adalah menjadi kunci-nya agar hidup selalu dalam ketenangan.

2. Wudhu dan Shalat

Wudhu dan shalat adalah bagian dari mengingat Allah. Dengan wudhu kita kembali mensucikan diri kita dan juga menambah kesegaran dalam diri. Saat shalat, tentunya shalat yang khususk akan membuat diri kita juga lebih tenang. Saat shalatlah kita bisa menghadap Allah, membaca doa, dan membuat diri kita benar-benar menyerahkan diri pada Allah.

Untuk itu, shalat adalah langkah yang dapat dilakukan saat manusia dalam kondisi emosi, marah, ataupun kalut maka shalat adalah pemecahan yang paling efektif. Akan tetapi, shalat yang khusuk terkadang sulit dilakukan oleh manusia. Hal tersebut yang akhirnya membuat tujuan shalat, ketenangan, dan merasuknya ke dalam jiwa sulit untuk didapatkan. Andai saja bisa terus menerus khusuk, maka ketenangan itu akan muncul setelah shalat dan berwudhu.

3. Membaca Al-Quran

“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (QS Al-A’raaf : 2014)

Membaca Al-Quran salah satunya dapat membuat diri kita tenang. Hal ini karena di dalam Al-Quran terdapat berbagai petunjuk yang jika dipahami akan benar-benar mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan sebagai bentuk petunjuk. Hal ini sebagaimana Allah sampaikan bahwa Al-Quran adalah benar-benar petunjuk yang nyata. Adanya petunjuk bagi manusia, tentu dapat membuat kehidupan manusia lebih tenang, karena dalam jalan yang benar, dan tidak menyesatkan.
Sponsors Link

4. Berpikiran Positif

Berpikiran positif artinya selalu mengambil kebaikan dan hikmah yang ada dalam suatu kejadian. Dalam setiap masalah kehidupan, pasti akan mendapatkan cobaan dan juga masalah-masalah yang berat. Jika manusia tidak tenang dalam menghadapinya, pasti akan menimpakan stress atau depresi.

Dalam hal ini berpikir positif sangat mempengaruhi diri kita baik secara fisik dan psikiologis. Untuk itu, perlu pikiran yang positif agar dapat menjadi sehat luar dan dalam. Ketenangan tidak akan muncul jika diri kita diliputi oleh pikiran-pikiran negatif dan juga segala hal yang mengarah kepada pesimistis.

5. Bersyukur Atas Apa yang Ada

Bersikap tenang akan muncul jika dalam diri kita juga selalu bersyukur atas kelebihan apapun yang dimilikinya. Tanpa kesyukuran, manusia akan selalu resah dan gelisah tanpa pernah melihat keadaan yang dimilikinya. Untuk itu, bersuyukur adalah salah satu cara untuk membuat diri tenang.

Dalam kondisi apapun, baik kaya, miskin, sehat, sakit, selalu ada sisi kelebihan dan kekurangan. Orang yang tidak pernah bersyukur dalam kondisi kaya atau banyak harta sekalipun akan selalu merasa kekurangan. Dari kondisi itulah hidupnya tidak akan selalu tenang.

6. Menyalurkan Emosi dengan Positif

Penyaluran emosi tentu dibutuhkan oleh seorang dikala penuh dalam kekalutan. Untuk itu, penyaluran emosi harus dilakukan namun harus dilakukan dengan cara yang positif. Misalnya saja dengan menulis, melakukan aktifitas produktif, olahraga. Emosi negatif tidak boleh ada dalam diri, untuk itu ia harus dibuang secara perlahan-lahan, jika tidak akan membludak dan menjadi kemarahan yang tidak terkenali. Orang yang mampu menyalurkan emosinya secara positif, maka akan mendapatkan ketenangan dalam hidupnya.

7. Melakukan Hal yang Disukai

Hal yang disukai atau hobby adalah salah satu cara agar dapat mendapatkan ketenangan dalam hidup. Ketenangan dalam hidup salah satunya lahir dari kebahagiaan yang kita peroleh. Kebahagiaan sangat bergantung dari bagaimana persepsi dan pengelolaan diri kita. Untuk itu, ketenangan dan kebahagiaan haruslah diciptakan bukan hanya sekedar dicari atau ditunggu kedatangannya.

6 Kewajiban dalam Rumah Tangga Menurut Islam

Rumah Tangga adalah bagian dari proses mencapai Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia, Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama, Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam .

Di dalam kehidupan berumah tangga tentunya tidak hanya sekedar kehidupan biasa yang tanpa adanya tanggung jawab dan kewajiban. Semua yang terlibat dalam kehidupan rumah tangga, baik suami atau istri, bahkan anak memiliki tanggung jawab masing-masing yang harus dipenuhi dan akan saling mempengaruhi jika satu sama lain tak dipenuhi. Untuk itu ada kewajiban-kewajban dalam rumah tangga yang sama-sama dilakukan oleh suami istri. Berikut adalah penjelasannya.
Peran Suami Istri dalam Rumah Tangga

“Di antara tanda- tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu pasangan dari jenismu sendiri, sehingga kamu merasa tenteram (sakinah) dengannya, dan dijadikan-Nya diantara kalian rasa cinta dan kasih sayang (mawaddah wa rahmah). Dan di dalam itu semua terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (QS: Ar-Ruum : 21)

Adanya pernikahan yang diperintahkan oleh Allah kepada manusia adalah untuk saling melengkapi dan memenuhi kebutuhan masing-masing. Dengan adanya pasangan tersebut, berharap akan tercipta keluarga yang sakinah mawaddah dan rahmah. Untuk itu ada rasa cinta dan kasih sayang agar manusia dan pasangannya dapat saling bekerjasama dengan baik.

Tugas membangun rumah tangga beserta kewajiban-kewajiban yang ada di dalamnya, tidak hanya berkaitan dengan salah satu pihak saja. Suami memiliki kewajiban, begitupun dengan istri juga memiliki kewajiban. Jatuh bangunnya, berhasil gagalnya, suatu rumah tangga bukan ditentukan oleh satu pihak saja, melainkan oleh keduanya. Yaitu suami dan istri.

Tugas suami dan istri yang berbeda bukan berarti salah satunya lebih berat, melainkan sama-sama sesuai kadar dan kapasitasnya. Wanita tidak diwajibkan mencari nafkah namun ia diwajibkan untuk menjaga anak-anak dan aset yang dimiliki keluarga. Suami tidak berkewajiban menyusui, mengandung, melahirkan karena memang tidak bisa dan bukan kapasitasnya. Untuk itu, suami memiliki kewajiban bertugas mencari nafkah. 

Kewajiban dan Tanggung Jawab Bersama


Sebagaimana disampaikan di atas, kewajiban suami dan istri akan sama-sama berkewajiban terhadap perkembangan keluarga-nya. Berikut adalah kewajiban dalam rumah tangga yang diembang oleh suami dan istri. Tugas ini secara universal ditanggung bersama walaupun secara detail kewajiban dan pekerjaannya akan berbeda masing-masing keluarga.
Membuat Visi dalam Keluarga

“Wahai sekalian manusia bertaqwalah kepada Rabb mu yang telah menciptakan kalian dari seorang diri, dan darinya Allah menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Allah memberikan keturunan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) nama-Nya kalian saling meminta satu sama lain , dan (peliharalah) hubungan kasih sayang. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian”. (QS An-Nisa : 1)

Membuat serta menentukan visi dalam keluarga adalah hal yang sangat penting. Visi adalah tujuan jangka panjang yang dar perjalanan. Jika suami dan istri dalam rumah tangga tidak memiliki visi yang sama dan baik, tentu akan sulit ketika akan menjalankannya. Untuk itu, pertama kali yang dilakukan adalah bekewajiban untuk membuat visi dalam keluarga, agar tidak tersesat, dan salah jalan.
Mengelola Aset dan Keuangan Keluarga

“Kaum laki-laki adalah pemimpin (qawwam) bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Maka wanita yang shalihat, adalah yang tunduk dan taat (qanitat) serta mampu menjaga (hafizhat) ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka”. (QS. An-Nisa’:34).

Laki-laku memiliki kewajiban untuk memenuhi nafkah keluarga. Bukan berarti ketika laki-laki menjadi pemimpin dan menafkahi wanita tidak memiliki kewajiban untuk mengelolanya dengan baik. Wanita dalam hal ini juga bertugas untuk mengelola aset dan segala nafkah yang diberikan oleh suaminya untuk dioptimalkan dalam keuangan keluarga. Dalam hal ini suami dan istri sama-sama bekerja sama. Bukan berarti ketika laki-laki mencari nafkah maka ia bisa semena-mena dan berbuat tidak adil terhadap istrinya. Sponsors Link

Menjaga Keharmonisan Keluarga

“Dan pergaulilah pasanganmu dengan ma’ruf (baik). Apabila kamu tidak menyukai (salah satu sifat) mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak (di sisi lain)”. (QS. An-Nisa:19).

Menjaga keharmonisan keluarga adalah kewajiban yang harus dilakukan dalam rumah tangga baik oleh suami ataupun istri. Untuk itu, ketika ada kekurangan suami atau istri, hendaknya tidak diperbesar,dan bersabar untuk menghadapinya. Agar keharmonisan keluarga dapat tercipta dengan baik.
Merawat dan Mendidik Anak-Anak

Tugas merawat dan mendidik anak-anak bukanlah tugas dari salah satu pihak saja, melainkan tugas dari suami dan istri. Ayah dan ibu berperan penting bagi tumbuh kembang anak. Untuk itu, kewajiban ini harus ditanggung bersama dalam rumah tangga. Anak pastinya membutuhkan sosok ibu dan sosok ayah, bukan hanya salah satunya saja. Sponsors Link
Saling Menjaga dan Memperkuat

“Wanita-wanita yang jahat adalah untuk laki-laki yang jahat, dan laki-laki yang jahat adalah untuk wanita yang jahat pula; dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanitwanita yang baik pula” (QS. An-Nur, 24:26)

Kewajiban dalam rumah tangga lainnya adalah berbuat untuk menjaga dan memperkuat suami istri satu sama lain. Hal ini sebagaimana ayat di atas bahwa wanit yang baik akan bersama laki-laki yang baik. Untuk itu mereka saling mempengaruhi dan membentuk kepribadian satu sama lain. Hal inilah yang membuat dalam rumah tangga, kewajiban menjaga dan memperkuat suami istri adalah kewajiban yang penting untuk dilakukan. 

Membantu Keluarga Lain

Baik kiranya, jika keluarga yang mampu dapat juga membantu keluarga lain misalnya keluarga yang kurang mampu. Dengan hal ini membuat rumah tangga dan keluarga menjadi lebih produktif dan tidak hanya sekedar menghiupi orang dalam rumah tangga saja, melainkan keluarga lain. Hal ini tentunya berpahala karena memberikan manfaat bagi orang-orang lain di sekitar keluarga kita.

Semoga para pasangan suami istri dimanapun mereka berada selalu dapat menjalankan rumah tangganya sesuai dengan prinsip dasar yang ada dalam rukun islam, rukun iman, fungsi agama islam, dan Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia.