Friday 22 April 2016

Cara Agar Shalat Dhuha Berpahala Umrah

Shalat dhuha memiliki banyak keutamaan. Salah satu keutamaan istimewa shalat dhuha adalah mendapatkan pahala seperti pahala umrah. Tentu, karena pahalanya besar, ada cara khusus mengerjakannya. Rasulullah menjelaskan dalam haditsnya, ada dua cara agar shalat dhuha berpahala umrah.

Cara pertama, shalat dhuha yang menjadi satu paket dengan shalat Subuh berjamaah dan dzikir hingga masuk waktu dhuha lalu ditutup dengan shalat dua rakaat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ

“Barangsiapa mengerjakan shalat Subuh berjama’ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumrah secara sempurna.” (HR. Thabrani; shahih lighairihi)


Cara kedua, setelah shalat Subuh boleh pulang lagi ke rumah, tetapi di waktu dhuha ia mengerjakan shalat Dhuha di masjid.

مَنْ خَرَجَ إِلَى تَسْبِيحِ الضُّحَى لاَ ‏يُنْصِبُهُ إِلاَّ إِيَّاهُ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُعْتَمِرِ

‎”Barangsiapa keluar rumah untuk melakukan shalat Dhuha, dan tidak ada yang ‎menyebabkannya keluar kecuali untuk shalat Dhuha, maka ‎pahalanya seperti pahala orang yang umrah” ‎(HR. Abu Dawud; hasan)

Mungkin ada yang bertanya, bukankah shalat sunnah lebih utama dikerjakan di rumah? Ya, memang secara umum shalat sunnah lebih utama dikerjakan di rumah. Namun dalam hal ini, shalat dhuha yang berpahala umrah secara khusus disebutkan di masjid. Meskipun, dikerjakan di rumah pun tetap sah dan berpahala.

Tentang keutamaan shalat dhuha di masjid, hadits lain menjelaskan bahwa ketika para sahabat membicarakan ghanimah, mereka dianjurkan shalat dhuha di masjid karena itu lebih besar nilainya daripada ghanimah yang mereka bicarakan.

مَنْ تَوَضَّأَ ثُمَّ غَدَا إِلىَ الْمَسْجِدِ لِسَبْحَةِ الضُّحىَ، فَهُوَ أَقْرَبُ مَغْزىً وَأَكْثَرُ غَنِيْمَةً وَأَوْشَكُ رَجْعَةً

“Barangsiapa berwudhu kemudian pergi pada waktu pagi ke masjid untuk melaksanakan shalat dhuha, maka hal itu adalah peperangan yang paling dekat, ghanimah yang paling banyak, dan kembalinya lebih cepat” (HR. Tirmidzi dan Ahmad; hasan shahih).

Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/bersamadakwah]





Hadits Keutamaan Al-Qur’an (Perumpamaan Bagi Pembaca Al-Qur’an)


حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَأَبُو كَامِلٍ الْجَحْدَرِيُّ كِلَاهُمَا عَنْ أَبِي عَوَانَةَ قَالَ قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ و حَدَّثَنَا هَدَّابُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ شُعْبَةَ كِلَاهُمَا عَنْ قَتَادَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ غَيْرَ أَنَّ فِي حَدِيثِ هَمَّامٍ بَدَلَ الْمُنَافِقِ الْفَاجِرِ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan Abu Kamil Al Jahdari keduanya dari Abu 'Awanah -Qutaibah- berkata telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Qatadah dari Anas dari Abu Musa Al Asy'ari ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur`an adalah seperti buah Utrujah, baunya harum dan rasanya juga enak. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur`an adalah seperti buah kurma, baunya tidak semerbak, namun rasanya manis. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur`an adalah laksana buah Raihanah yang baunya harum namun rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur`an adalah seperti buah Hanzhalah, baunya tidak wangi dan rasanya juga pahit." Dan telah menceritakan kepada kami Haddab bin Khalid telah menceritakan kepada kami Hammam -dan dalam jalur lain- telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Syu'bah keduanya dari Qatadah dengan isnad ini semisalnya. Hanya saja di dalam hadits Hammam, kata munafik ia ganti dengan Fajir (orang yang berdosa). (HR. Muslim, Bukhori, Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, An-Nasa’I, at-Tirmidzi, Darimi. Hadits di atas Redaksi HR. Muslim)




Friday 8 April 2016

Manfaat di Balik Ikan Lele

Berikut Manfaat Ikan Lele

Ikan Lele Kaya Asam lemak omega 3

Dalam Ikan Lele terdapat kandungan asam lemak omega 3 dan omega 6, seperti salmon. Nutrisi tersebut terkenal untuk menjaga kesehatan jantung dan juga otak manusia. Terutama anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Ikan Lele Kaya Protein

Di dalam ikan lele terdapat kurang lebih 15,6 gr protein pada 1 ekor lele ukuran sedang. Jumlah tersebut mampu menyuplai kebutuhan protein seseorang yang ingin membangun massa otot. Jadi, apabila ingin memiliki tubuh ideal dan padat berotot, maka mengkonsumsi ikan lele adalah salah satu solusinya yang tepat.

Ikan Lele Kaya Vitamin B 12

Kandungan vitamin B 12 juga dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh manusia. Vitamin ini berguna untuk membuat kita lebih berstamina, dan tidak mudah lelah dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. 1 ekor lele bisa memenuhi 40% kebutuhan vitamin B12 kita.

Ikan Lele Kaya Fosfor

Fosfor yang terdapat pada ikan lele yang mencapai hingga 167 mg/ 100 gram terbukti lebih tinggi daripada telur yang hanya mempunyai kandunga 100 mg. Fosfor bermanfaat untuk memberi energi dalam metabolisme lemak dan pati, oleh karena itu hal tersebut mampu menunjang kesehatan gusi dan gigi, membantu sistesis DNA.

Ikan Lele Membantu Kesehatan Kardiovaskuler

Kalium dan natrium yang terdapat pada ikan lele yang mencapai 24,5 : 1 tergolong cukup tinggi sehingga mampu menjaga kesehatan cardio dan pembuluh darah kita. Sebuah makanan di kategorikan baik untuk kesehatan jantung adalah jika perbandingan kalium terhadap natrium lebih dari 5 : 1.

Ikan Lele Dapat Membuat jantung dan otak sehat

Kandungan asam lemak omega-3 dan omega-6 yang ada dalam ikan lele setara dengan mahal ikan salmon. Ikan lele mempunyai manfaat yang sama. Ikan lele mampu memberikan pasokan 220 mg asam lemak omega-3 serta 875 mg asam lemak omega-6.

Ikan Lele Baik Untuk Pembentukan Tulang dan Gigi

Mineral fosfor yang terdapat dalam Ikan Lele merupakan mineral yang sangat dibutuhkan tubuh. Mineral fosfor berperan aktif pada pembentukan tulang dan gigi. Kekurangan mineral fosfor kita dapat menderita tulang keropos yang pada akhirnya dapat mengalami kelumpuhan jika kekurangan asupan Mineral ini.

Ikan Lele Dapat Membantu Menurunkan Tekanan Darah

Para peneliti telah menemukan manfaat yang lain asam lemak omega 3, yaitu mampu membantu menurunkan tekanan darah. juga dapat membantu menjaga kesehatan kulit, terutama dari ekzema dan dermatitis, serta dapat membantu dalam pembentukan cerebral cortese otak.

Ikan Lele Dapat Mempercepat Proses Penyembuhan Luka

Kandungan omega-3 yang terdapat pada ikan lele sangat baik untuk membantu proses mempercepat penyembuhan luka pasca operasi. jadi jangan ragu lagi untuk mengkonsumsi ikan lele ini.

Delapan Buah yang Mengandung Vitamin E Terbanyak

Mengingat pentingnya vitamin untuk kebutuhan tubuh kita, kami akan menyajikan buah yang mengandung Vitamin E untuk menambah pengetahuan Anda. Vitamin E merupakan salah satu jenis vitamin yang jarang dibahas dan diangkat dalam artikel-artikel populer. Meski begitu, peran Vitamin E ternyata tidak dapat dipandang sebelah mata. Vitamin E sama pentingnya dengan vitamin lainnya dan jenis nutrisinya. Mengonsumsi Vitamin E secara rutin akan memberikan manfaat yang baik bagi tubuh.

Vitamin E mempunyai efek antioksidan yang dibutuhkan tubuh untuk melawan, menangkal dan menteralkan radikal bebas yang berdampak buruk bagi tubuh. Vitamin E juga dapat membantu menjaga imunitas tubuh karena perannya yang turut membangun sistem pertahanan tubuh dan membantu melawan infeksi kuman yang menyerang. Manfaat lain yang ditawarkan Vitamin E adalah dapat memperlambat dan mencegah timbulnya penyakit degeneratif seperti Alzheimer’s, kanker dan degenerasi makular.

Daftar Buah Yang Mengandung Vitamin E

Vitamin E merupakan jenis vitamin yang larut dalam lemak. Artinya, umunya Vitamin E dapat ditemukan lebih banyak pada makanan yang mengandung lemak. Tidak heran bila buah yang mengandung Vitamin E lebih sedikit dibandingkan buah yang mengandung Vitamin B atau C. Namun tidak berarti buah yang tidak terlihat berlemak tidak mengandung Vitamin E, ada pula buah yang terlihat hanya mengandung air tapi ternyata juga memiliki kandungan Vitamin E. Berikut telah kami pilihkan delapan buah yang menganung Vitamin E terbanyak:

Alpukat

Buah yang mengandung Vitamin E yang paling banyak adalah alpukat. Buah alpukat merupakan buah yang mengandung banyak lemak yang konon katanya dapat membuat tubuh menjadi gemuk. Untungnya pernyataan tersebut hanyalah mitos yang tidak benar. Lemak yang dikandung alpukat adalah lemak baik yang juga dapat membantu kerja jantung dan menjaga struktur pembuluh darah Anda. Selain itu, Vitamin E yang larut dalam lemak buah alpukat juga dapat memuaskan kebutuhan Vitamin E harian Anda sebanyak 10%. Namun perlu diingat untuk menghindari konsumsi alpukat yang dicampur dengan gula atau susu yang terlalu banyak.

Olives

Buah yang sering diambil minyaknya ini mengandung banyak sekali Vitamin E. Baik buah zaitun atau minyak zaitun akan memenuhi kebutuhan harian Vitamin E Anda. Satu gelas buah zaitun dapat memenuhi 20% kebutuhan harian Vitamin E Anda. Mulailah konsumsi buah ini dalam salad, dimakan sebagai snack atau dapat pula mengonsumsi minyak zaitun sebagai bumbu salad atau minyak memasak Anda.

Pepaya

Tidak hanya baik bagi pencernaan, ternyata buah pepaya juga merupakan buah yang mengandung Vitamin E. Satu buah pepaya sedang akan memenuhi 17% kebutuhan Vitamin E harian Anda. Selain itu, buah pepaya juga merupakan sumber serat dan Vitamin C yang sangat baik. Serat yang dimiliki pepaya akan membantu melancarkan pencernaan Anda dan membantu Anda terhindar dari risiko menderita kanker usus besar. Mulailah memasukkan buah pepaya ke dalam menu harian Anda dan dapatkan manfaatnya.

Mangga

Buah mangga merupakan buah yang hampir disukai semua orang, mulai dari mangga muda yang rasanya asam sampai mangga tua yang rasanya manis dan menyegarkan. Berita baiknya, mangga merupakan buah yang mengandung Vitamin E. Satu buah mangga berukuran sedang dapat memenuhi 10% kebutuhan Vitamin E harian Anda. Mangga juga memberikan Vitamin C dan antioksidan yang tak kalah pentingnya dan diperlukannya di tubuh Anda. Bila sedang musimnya, tidak ada salahnya Anda makan satu buah mangga per harinya untuk mendapatkan manfaat yan optimal dari buah tropis ini.

Kiwi

Rasanya yang asam dan menyegarkan membuat buah kiwi menjadi favorit beberapa kalangan masyarakat. Kiwi mengandung Vitamin E yang dibutuhkan tubuh dan 1 buah kiwi berukuran sedang memberikan 10% kebutuhan Vitamin E harian Anda. Selain Vitamin E, buah kiwi juga mengandung banyak Vitamin A, Vitamin C serta mineral baik yang dibutuhkan tubuh. Lain kali, pilihlah buah kiwi dalam topping frozen yoghurt untuk menambah cita rasa yang menyegarkan dan untuk memenuhi kebutuhan vitamin harian Anda.

Tomat

Makanan yang sering dikategorikan sebagai buah dan sayuran ini menawarkan banyak manfaat bagi para penggemarnya. Selain mengandung banyak Vitamin C, antioksidan yang baik dan Vitamin A, tomat juga merupakan buah yang mengandung Vitamin E. Mengonsumsi 2 butir tomat akan memenuhi kebutuhan Vitamin E harian Anda sebanyak 10%. Buah tomat juga dapat menurunkan risiko Anda terkena kanker prostat. Jadi jangan ragu untuk menambahkan tomat di makan harian Anda.

Buah Berry

Buah yang termasuk ke dalam keluarga berry merupakan buah yang mengandung Vitamin E. Beberapa contoh buah berry adalah cherry, strawberry, blueberry dan blackberry. Di antara semua jenis berry, blackberry lah buah yang mengandung Vitamin E terbanyak. Satu gelas blackberry dapat memenuhi 10% kebutuhan Vitamin E harian Anda. Persis di bawah blackberry, buah blueberry dan raspeberry merupakan juara 2 dari sumber Vitamin E di keluarga berry. Sedangkan buah strawberry yang lebih umum ditemukan di Indonesia merupakan juara 3 dari sumber Vitamin E di keluarga berry.

Jambu Batu

Selain dibuat jus sebagai pengobatan tambahan dari penyakit demam berdarah, buah jambu batu pun dapat memberikan Vitamin E yang dibutuhkan oleh tubuh. Satu gelas jambu batu segar dapat memenuhi kebutuhan harian Vitamin E sebanyak 8%. Buah yang mengandung Vitamin E ini pun dapat memberikan Vitamin A, Vitamin C, Vitamin K dan mineral lain yang diperlukan oleh tubuh.
Makanan Yang Mengandung Vitamin E

Selain buah-buahan, Vitamin E juga dapat ditemukan di sumber makanan lainnya seperti daging dan sayuran. Pengetahuan mengenai makanan yang mengandung Vitamin E juga penting untuk dimiliki sebab untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian, seseorang disarankan mengonsumsi makanan yang bermacam-macam dan bervariasi. Mengetahui jenis makanan lain yang mengandung Vitamin E akan memberi rasa dan variasi baru dalam menu makanan Anda sehari-hari. Berikut adalah beberapa makanan yang mengandung Vitamin E yang bagus untuk Anda konsumsi:
  • Tahu
  • Tempe
  • Susu kedelai
  • Bayam
  • Kacang-kacangan
  • Almond
  • Biji bunga matahari
  • Udang
  • Ikan
  • Brokoli
  • Hazelnuts
Di atas merupakan beberapa contoh buah dan makanan yang mengandung Vitamin E. Selain mendapatkannya dari makanan, Vitamin E dapat pula Anda peroleh dari suplemen yang dapat dibeli di toko obat dan apotik. Namun perlu diketahui bahwa konsumsi Vitamin E yang terlalu banyak terutama bila berasal dari suplemen dapat masalah kesehatan bagi tubuh Anda, seperti memperlambat penyembuhan luka, mual, diare, kelelahan, sakit kepala, pandangan kabur hingga dapat menjadi faktor pencetus kanker prostat. Jadi, konsumsilah Vitamin E yang didapatkan dari sumber alami agar lebih aman dan mencegah terjadinya efek samping yang berlebihan.

Manfaat & Khasiat Buah Naga Merah

Khasiat Buah Naga Merah untuk Mencegah Penyakit

Ada empat jenis buah naga, dua jenis buah naga daging berwarna merah dengan kulit berwarna merah muda atau merah, dan dua jenis buah naga daging berwarna putih dengan kulit berwarna merah atau kuning. Keempat macam buah naga ini pada dasarnya sama-sama memiliki manfaat luar biasa untuk kesehatan, hanya saja diantara masing-masing sedikit berbeda tingkat kandungan nutrisinya. Lalu apa saja khasiat dan manfaat buah naga merah ini?

Mencegah Kanker

Penyakit kanker termasuk penyakit berbahaya yang sangat sulit untuk disembuhkan. Pepatah mengatakan lebih baik mencegah daripada mengobati. Nah, Anda bisa berusaha mencegah kanker salah satunya dengan cara rutin mengonsumsi buah naga merah ini. Buah ini sangat kaya akan vitamin C yang merupakan salah satu antioksidan utama, yang mampu mencegah rusaknya sel/DNA yang dipicu oleh radikal bebas, yang merupakan salah satu asal mula terjadinya kanker. Setiap 100 gram buah naga dapat memenuhi 20% kebutuhan vitamin C harian, padahal satu buah naga biasanya memiliki berat sekita 400 gram atau 0,4 kg.

Bagus untuk Jantung

Khasiat buah naga merah berikutnya adalah untuk menjaga kesehatan jantung. Buah naga mempunyai khasiat menurunkan jumlah kolesterol jahat dan menaikkan jumlah kolesterol baik dalam tubuh. Selain itu kandungan Phytochemical Captin pada buah ini sangat baik untuk menjaga kesehatan jantung. Sebagai informasi, zat Phytochemical Captin biasanya dimanfaatkan untuk pengobatan masalah jantung, dan pada buah ini Anda bisa mendapatkannya secara alami. Jika Anda mempunyai kecenderungan tekanan darah tinggi ataupun masalah jantung, cobalah untuk mengonsumsi buah ini secara rutin.

Mencegah dan Mengatasi Diabetes

Meskipun buah naga merah mengandung gula, namun karena kadar serat dalam buah ini sangat tinggi sehingga tetap bermanfaat untuk mencegah dan mengatasi diabetes. Kandungan serat selama ini lebih dikenal untuk melancarkan pencernaan, padahal ada fungsi penting lainnya sebagai pengatur dan mengontrol kadar gula darah. Kandungan vitamin B3 yang cukup banyak juga dapat membantu mencegah dan mengatasi penyakit diabetes, terutama tipe 1 dan 2, yang merupakan tipe diabetes yang paling sering terjadi.

Menjaga Kesehatan Tulang

Manfaat buah naga berikutnya adalah menjaga kesehatan tulang. Buah ini mengandung kalsium dalam jumlah yang tidak terlalu banyak, hanya mencukupi 1% kebutuhan harian untuk setiap 100 gram buah, dibandingkan dengan 18% kebutuhan harian per 100 gram susu. Namun buah ini mengandung kandungan zat besi dalam jumlah lumayan. Perlu diingat bahwa zat besi juga cukup penting untuk kesehatan tulang. Dalam 100 gram buah naga terdapat 8% kebutuhan harian zat besi.

Menjaga Kesehatan Mata

Buah naga cukup efektif untuk menjaga kesehatan mata. Kandungan beta-karoten yang terkandung dalam buah naga merah ini sangat bermanfaat untuk mata. Oleh karena itu buah naga bisa Anda jadikan pilihan makanan alternatif untuk menjaga kesehatan mata apabila Anda bosan dengan wortel atau jenis makanan sumber beta-karoten lainnya. Anda bisa mengonsumsi buah naga secara langsung atau dengan diolah terlebih dahulu menjadi jus buah.

Manfaat Buah Naga Merah untuk Kesehatan Lainnya

Selain memiliki banyak manfaat untuk mencegah penyakit, buah naga merah masih memiliki manfaat untuk kesehatan lainnya. Di atas telah disebutkan bahwa antioksidan dalam buah naga ini dapat mencegah kanker, namun sebenarnya tidak hanya itu saja. Antioksidan yang berasal dari vitamin C ini dapat meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh secara keseluruhan, sehingga Anda tidak mudah sakit. Rajin mengonsumsi buah ini akan membuat Anda jarang terkena penyakit-penyakit ringan macam flu, batuk, sariawan, sakit tenggorokan, dan yang lainnya.

Kemudian biji buah ini sangat kaya akan asam lemak esensial. Asam lemak jenis ini cukup sulit didapatkan, paling banyak biasanya terdapat pada minyak ikan, kemudian minyak dari biji-bijian. Kenapa dinamakan esensial? karena asam lemak ini sangat penting untuk tubuh, yang mana kebutuhannya mutlak untuk dipenuhi. Nutrisi ini penting kebutuhan kesehatan tubuh pada tingkat sel. Untuk mendapatkan asam lemak esensial ini yang perlu Anda perhatikan adalah harus mengonsumsi buah naga ini dengan cara di jus atau di blender, karena sistem pencernaan kita tidak mampu untuk menghancurkan biji buah naga dengan sendirinya.

Keutamaan & Tatacara Shalat Berjama'ah

Shalat berjamaah diperintahkan oleh Nabi SAW dengan penekanan khusus. Para alim-ulama Islam semenjak awal sejarahnya telah mencoba menyelami alasan di balik itu. Ini bukan karena sekadar mencari pembenar untuk meyakin-yakinkan diri sendiri. Melainkan karena gairah untuk lebih memahami rahasia di balik perintah Rasul yang maksum itu. Kita di zaman modern ini ternyata masih saja bisa menemukan makna itu lewat aneka bentuk pengkajian — termasuk melalui media seperti ini.

Selama hidupnya Nabi SAW selalu menyerukan ditegakkannya shalat. Padahal, perintah shalat dalam ayat-ayat Al Quran juga seolah diucapkan dalam satu tarikan nafas dengan perintah bersedekah. Tidak kurang ada 25 tempat dalam Al Quran yang menyerukan shalat setarikan nafas dengan bersedekah, berzakat atau memberi kepada sesama. Dengan demikian secara implisit Al Quran menggariskan adanya “fungsi sosial” dari shalat seperti itu.

Karena melihat fakta demikian, dapat dimaklumi bahwa shalat yang benar haruslah dilakukan secara berjamaah. Sebab, untuk menunaikan perintah lanjutan yang sangat erat kaitannya dengan perintah shalat —yakni bersedekah atau memberi kepada sesama itu— maka shalat harus dilakukan secara berjamaah. Sudah tentu dengan cara ”berjamaah yang berkualitas”.

Nabi Geram Kepada yang Tidak Berjamaah

Dalil tentang keutamaan shalat berjamaah kita peroleh dari hadits Ibnu Umar, yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
… صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً

”Shalat jama’ah melebihi shalat sendirian dengan (pahala) dua puluh tujuh derajat.” (Muttafaqun ‘alaih Fathul Bari II: 131 nomor 645; Muslim I: 450 nomor 650; Tirmidzi I: 138 nomor 215; Nasa’i II nomor 103 dan Ibnu Majah I: 259 nomor 789).

Tentu saja masih banyak hadits yang mendukung itu, baik tentang besaran pahala, maupun keutamaan yang lain. Tentang besaran pahala, ada hadits sahih yang menyebut angka 25 derajat. Apapun halnya, angka-angka itu menunjukkan kelebihan shalat berjamaah yang jauh di atas shalat yang dilaksanakan secara soliter. Tidak salah pula kiranya kalau angka itu tidak dipahami secara eksak-matematis, melainkan dalam pengertian kiasan, yang pada intinya menunjukkan keutamaan luarbiasa dari shalat berjamaah.

Ada hadits Nabi yang memperlihatkan betapa junjungan kita itu merasa sangat geram manakala umatnya shalat sendiri-sendiri.

Rasulullah saw. bersabda, “Mau aku rasanya menyuruh orang untuk shalat… kemudian aku pergi bersama beberapa orang yang membawa kayu bakar untuk mendatangi mereka yang tidak ikut shalat dan membakar rumah-rumah mereka …. (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah dengan lafal dari Muslim).

Tentu saja hadits tersebut sifatnya pengandaian; untuk menggambarkan betapa sungguh-sungguh seruan Nabi untuk berjamaah. Faktanya, sepanjang sejarah tidak sampai ada rumah yang dibakar Nabi karena alasan itu — bahkan untuk alasan lain manapun. Kaum muslimin sudah cukup diyakinkan dengan seruan Nabi yang dimuliakan mereka, atau cukup dengan pelbagai bentuk pahala yang dijanjikan, tidak sampai perlu dipaksa-paksa. Tentu saja ada pengecualiannya, yakni: kaum munafik.

Dalam variasi riwayat yang lain Nabi SAW melengkapi pengandaian itu dengan kalimat berikut: “… Shalat Isya’ dan shalat Fajar adalah shalat yang paling dirasakan berat bagi orang-orang munafik. Padahal kalau saja mereka tahu, niscaya mereka akan mendatangi masjid bahkan kalau perlu dengan merangkak sekalipun.”

Memang nyaris tidak ada perkecualian bagi setiap lelaki untuk berjamaah di masjid. Dalam kondisi apapun, setiap laki-laki hendaknya shalat berjamaah dengan dasar hukum sunnah muakadah (yang dikuatkan hingga mendekati wajib). Bahkan jika dia buta pun, tetap diharuskan untuk berjamaah di masjid. (Lihat boks: Ikuti Arah Kumandang Adzan.) . Untuk kaum perempuan, Nabi memberi kemudahan tidak harus berjamaah di masjid. Namun karena berjamaah itu nilainya 27 derajat lebih tinggi, maka sudah tentu perempuan pun harus menunaikannya —kendati itu dilaksanakan di rumah.
Jamaahnya di Mana?

Para laki-laki sudah tentu berjamaahnya di masjid. Hal itu lebih utama. Sementara bagi perempuan, hendaknya suaminya jangan sampai melarang jika mereka bermaksud berjamaah di masjid. Tuntunan Nabi tentang itu termaktub dalam hadits berikut:

“Janganlah kalian melarang para wanita (pergi) ke masjid dan hendaklah mereka keluar dengan tidak memakai wangi-wangian.” (HR. Ahmad dan Abu Daud, hadits shahih)

Dari situ kita tahu bahwa perempuan pergi ke masjid itu diseyogyakan manakala manfaatnya lebih besar atau kalau mudaratnya (dampak dari ‘memakai wangi-wangian’) bisa dihindarkan. Frasa “memakai wangi-wangian” dalam teks hadits itu hendaknya tidak dipahami harafiah; bukannya terlarang memakai parfum, melainkan harus dipahami sebagai “hal itu akan memberi dampak tertentu kepada orang lain (laki-laki)”. Kita tahu, parfum adalah peranti yang sangat efektif untuk menarik perhatian orang lain. Selain itu, jika tidak ditekankan demikian, ada kemungkinan terjadi jamaah saling berlomba mengenakan parfum. Bahkan di zaman sekarang pun, sudah tentu segi negatif dari hal ini akan segera tampak.

Dengan demikian, jika disesuaikan dengan konteks zaman kita sekarang, di mana keadaan sudah sangat kondusif, aman dan damai, maka perempuan shalat berjamaah di masjid merupakan keniscayaan. Namun perlu segera diingat bahwa ada hadits sahih yang menyitir sabda Nabi yang dinilai shahih oleh Abu Daud sebagai berikut:

“Janganlah kamu sekalian mencegah istri-istrimu pergi ke masjid, namun (ingat) rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka.”
Tatacara Shalat Berjamaah

Bagaimana shalat jamaah dilaksanakan? Ada beberapa topik terkait dengan pelaksanaan shalat berjamaah, yakni: penetapan imam, posisi imam dan makmum, cara makmum menyusul karena terlambat (masbuq), ahlaq sebagai imam, ahlaq sebagai makmum terhadap imam, keutamaan setelah shalat.

Penetapan imam. Untuk menetapkan imam yang didahulukan ialah orang yang lebih banyak memiliki hafalan Al Quran dan lebih memahami hukum Islam. Apabila di kalangan para jamaah itu dinilai setara, maka didahulukan yang lebih pandai dan lebih mengetahui tentang sunnah-sunnah Nabi SAW. Kriteria lainnya adalah didahulukan orang yang lebih dahulu berhijrah. Apabila sama juga, maka didahulukan yang lebih tua usianya.
“Rasulullah SAW berkata kepada kami: “Hendaknya yang menjadi imam shalat suatu kaum adalah yang paling hafal al Qur`an dan paling baik bacaannya. Apabila dalam bacaan mereka sama, maka yang berhak menjadi imam adalah yang paling dahulu hijrahnya. Apabila mereka sama dalam hijrah, maka yang berhak menjadi imam adalah yang paling tua. Janganlah kalian menjadi imam atas seseorang pada keluarga dan kekuasaannya, dan jangan juga menduduki permadani di rumahnya, kecuali ia mengizinkanmu atau dengan izinnya” [HR Muslim]

Hadits di atas sekaligus menyebut adab shalat yang harus kita indahkan. Yakni, jangan menjadi imam terhadap keluarga seseorang kecuali orang itu mengijinkan atau meminta. Bahkan sekadar “menduduki permadani di rumah” seseorang pun hendaknya harus seijin si pemilik. Untuk yang terakhir ini, bisa saja itu dalam konteks shalat; namun bisa jadi tidak berkaitan dengan shalat.

Karena itu, khususnya dalam komunitas jamaah shalat baru (misalnya di suatu masjid yang jamaahnya semula tidak saling kenal) seseorang tidak boleh maju dan mengangkat diri sendiri, melainkan diangkat dan dipilih jamaahnya. Mengapa? Karena dengan maju mengangkat diri sendiri itu berarti dia menganggap dialah yang paling memenuhi kriteria imam seperti hadits di atas. Nah, bukankah itu jumawa? Akhlaq yang dituntunkan Nabi SAW mencegah kita berlaku demikian.
Jika Datang Telat Berjamaah

Adab yang dituntunkan Nabi SAW, kita datang ke masjid untuk berjamaah dengan suasana hati tenang dan tidak tergesa-gesa. Shalat pun diharuskan untuk tuma’ninah, tenang, las-lasan (bhs Jawa). Manakala shalat jamaah sudah didirikan, orang yang datang belakangan hendaknya juga tidak buru-buru, tidak perlu tergesa-gesa demikian rupa sehingga galau (kemrungsung – Jw).

Orang yang datang terlambat itu (disebut masbuq), berusaha bergabung dengan shalat jamaah yang sedang berlangsung dan tidak mendirikan shalat sendiri. Terlebih lagi kalau dia hanya sendirian. Untuk keadaan seperti ini sunnah Nabi menuntunkan sebagai berikut: Dia takbiratul ihram lebih dulu, lalu takbir untuk mengikuti gerakan yang paling mungkin dia ikuti. Kalau dia menemukan imam sudah sujud, maka dia langsung mengikuti imam — pendeknya dia mengikuti imam dalam keadaan imam sedang melakukan gerakan shalat apapun.

Kalau saja saat dia bergabung imam sudah dalam keadaan tahiyat akhir —sehingga tinggal menunaikan salam— maka dia langsung duduk bersimpuh tahiyat akhir. Namun ketika imam mengucap salam, dia tidak mengikuti salam, melainkan bangkit berdiri dan menggenapkan kekurangan jumlah rakaatnya. Jika dia bergabung tadi masih sempat mengikuti ruku’, maka dia dihitung sudah mengikuti 1 (satu) rakaat. Tapi kalau dia bergabung tepat saat imam mengucap “samiallahu liman hamidah”, maka itu belum dihitung satu rakaat. Jadi dia menggenapkan kekurangannya.


POSISI IMAM DAN MAKMUM DALAM SHALAT JAMAAH

Berdasar dalil Sunah Nabi SAW yang sahih dan makbulah, posisi imam dan makmum adalah sebagai berikut:

1. Jika imam dan makmum sama-sama laki-laki, dan makmum pun hanya seorang, maka dia berdiri di sebelah kanannya sejajar dengan posisi imam.


2. Jika imam laki-laki diikuti satu atau lebih jamaah perempuan, maka posisi makmum berada di belakang imam.


3. Jika imam dua orang atau lebih dan semuanya sama jenis kelaminnya: Makmum berdiri membentuk shaf di belakang imam. Shaf dibentuk dimulai tepat dari belakang imam, terus dipenuhi ke sebelah kanan, baru diteruskan dengan memenuhi sebelah kiri imam dan kirinya lagi sampai penuh.


4. Jika makmumnya laki-laki dan perempuan, maka makmum laki-laki di depan, lalu makmum perempuan di belakang makmum laki-laki. Ini berlaku untuk jumlah berapapun makmumnya. Cara menyusun shafnya dimulai dari tengah (tepat di belakang imam), lalu untuk lebih afdal dengan memenuhi dulu sisi kanan dari belakang imam diteruskan dari belakang imam ke kiri.


Imam perempuan jika diikuti oleh makmum perempuan mengikuti tatacara sebagai berikut:
Untuk makmum seorang, berdiri di sebelah kanan imam:
Untuk makmum perempuan lebih dari seorang dan bahkan dengan shaf yang lebih dari satu, posisi imam berada di tengah-tengah shaf pertama, lalu shaf berikutnya berjajar di belakangnya:


Thalhah bin Ubaidillah ra. - Si Dermawan

Thalhah bin Ubaidillah ra 

Pribadi yang Pemurah dan Dermawan

Kemurahan dan kedermawanan Thalhah bin Ubaidillah ra.patut kita contoh dan kita teladani. Dalam hidupnya ia mempunyai tujuan utama yaitu bermurah dalam pengorbanan jiwa. Thalhah ra. merupakan salah seorang dari delapan orang yang pertama masuk Islam, dimana pada saat itu orang bernilai seribu orang. Sejak awal keislamannya sampai akhir hidupnya dia tidak pernah mengingkari janji. Janjinya selalu tepat. Ia juga dikenal sebagai orang jujur, tidak pernah menipu apalagi berkhianat. Thalhah masuk Islam melalui anak pamannya, Abu bakar As sidiq Ra.

Awal Masuk Islam

Dengan disertai Abu bakar Assiddiq, Thalhah ra. pergi menemui Rasulullah SAW. Setelah berhasil jumpa dengan Rasulullah SAW, Thalhah mengungkapkan niatnya hendak ikut memeluk Dinul haq, Islam. Maka Rasulullah SAW menyuruhnya mengucapkan dua kalimat syahadat. Setelah menyatakan keislamannya di hadapan Muhammad SAW, Thalhah dan Abu bakar Ra pun pergi. Tapi ditengah jalan mereka dicegat oleh Nofel bin Khuwailid yang dikenal dengan "Singa Quraisy", yang terkenal kejam dan bengis. Nofel kemudian memanggil gerombolannya untuk menangkap mereka. Ternyata Thalhah dan Abubakar tidak hanya ditangkap saja. Mereka diikat dalam satu tambang lalu dipukuli. Semua itu dilakukan Nofel sebagai siksaan atas keislaman Thalhah ra. Oleh karena itu Thalhah dan Abubakar Ra dijuluki "Alqorinan" atau "dua serangkai". Thalhah adalah seorang lelaki yang gagah berani, tidak takut menghadapi kesulitan, kesakitan dan segala macam ujian lainnya. Ia seorang yang kokoh mempertahankan pendirian meskipun ketika jaman jahiliah.

Pengorbanan Thalhah kepada Rasulullah SAW

Bila diingatkan tentang perang Uhud, Abubakar Ra selalu teringat pada Thalhah ra. Ia berkata, "Perang Uhud adalah harinya Thalhah ra. Pada waktu itu akulah orang pertama yang menjumpai Rasulullah SAW. Ketika melihat aku dan Abu Ubaidah, baginda berkata kepada kami: "Lihatlah saudaramu ini." Pada waktu itu aku melihat tubuh Thalhah terkena lebih dari tujuh puluh tikaman atau panah dan jari tangannya putus." Diceritakan ketika tentara Muslim terdesak mundur dan Rasulullah SAW dalam bahaya akibat ketidakdisiplinan pemanah-pemanah dalam menjaga pos-pos di bukit, di saat itu pasukan musyrikin bagai kesetanan merangsek maju untuk melumat tentara muslim dan Rasulullah SAW, terbayang di pikiran mereka kekalahan yang amat memalukan di perang Badar. Mereka masing-masing mencari orang yang pernah membunuh keluarga mereka sewaktu perang Badar dan berniat akan membunuh dan memotong-motong dengan sadis. Semua musyrikin berusaha mencari Rasulullah SAW. Dengan pedang-pedangnya yang tajam dan mengkilat, mereka terus mencari Rasulullah SAW. Tetapi kaum muslimin dengan sekuat tenaga melindungi Rasulullah SAW, melindungi dengan tubuhnya dengan daya upaya, mereka rela terkena sabetan, tikaman pedang dan anak panah. Tombak dan panah menghunjam mereka, tetapi mereka tetap bertahan melawan kaum musyrikin Quraisy. Hati mereka berucap dengan teguh, "Aku korbankan ayah ibuku untuk engkau, ya Rasulullah saw.". Salah satu diantara mujahid yang melindungi Nabi SAW adalah Thalhah ra. Ia berperawakan tinggi kekar. Ia ayunkan pedangnya ke kanan dan ke kiri. Ia melompat ke arah Rasulullah saw. yang tubuhnya berdarah. Dipeluknya Beliau dengan tangan kiri dan dadanya. Sementara pedang yang ada ditangan kanannya ia ayunkan ke arah lawan yang mengelilinginya bagai laron yang tidak memperdulikan maut. Alhamdulillah, Rasulullah saw. selamat.

Thalhah memang merupakan salah satu pahlawan dalam barisan tentara perang Uhud. Ia siap berkorban demi membela Nabi SAW. Ia memang patut ditempatkan pada barisan depan karena ALLAH menganugrahkan kepada dirinya tubuh kuat dan kekar, keimanan yang teguh dan keikhlasan pada agama ALLAH. Akhirnya kaum musyrikin pergi meninggalkan medan perang. Mereka mengira Rasulullah SAW telah tewas. Alhamdulillah, Rasulullah saw. selamat walaupun dalam keadaan menderita luka-luka. Baginda dipapah oleh Thalhah menaiki bukit yang ada di ujung medan pertempuran. Tangan, tubuh dan kakinya diciumi oleh Thalhah, seraya berkata, "Aku tebus engkau Ya Rasulullah saw. dengan ayah ibuku." Nabi SAW tersenyum dan berkata, " Engkau adalah Thalhah kebajikan." Di hadapan para sahabat Nabi SAW bersabda, " Keharusan bagi Thalhah adalah memperoleh ...." Yang dimaksud nabi SAW adalah memperoleh surga. Sejak peristiwa Uhud itulah Thalhah mendapat julukan "Burung elang hari Uhud."

Thalhah Yang Dermawan

Pernahkah anda melihat sungai yang airnya mengalir terus menerus mengairi dataran dan lembah ? Begitulah Thalhah bin Ubaidillah. Ia adalah seorang dari kaum muslimin yang kaya raya, tapi pemurah dan dermawan. Istrinya bernama Su'da binti Auf. Pada suatu hari istrinya melihat Thalhah sedang murung dan duduk termenung sedih. Melihat keadaan suaminya, sang istri segera menanyakan penyebab kesedihannya dan Thalhah mejawab, " Uang yang ada di tanganku sekarang ini begitu banyak sehingga memusingkanku. Apa yang harus kulakukan ?" Maka istrinya berkata, "Uang yang ada ditanganmu itu bagi-bagikanlah kepada fakir-miskin." Maka dibagi-bagikannyalah seluruh uang yang ada ditangan Thalhah tanpa meninggalkan sepeserpun. Assaib bin Zaid berkata tentang Thalhah, katanya, "Aku berkawan dengan Thalhah baik dalam perjalanan maupun sewaktu bermukim. Aku melihat tidak ada seorangpun yang lebih dermawan dari dia terhadap kaum muslimin. Ia mendermakan uang, sandang dan pangannya." Jaabir bin Abdullah bertutur, " Aku tidak pernah melihat orang yang lebih dermawan dari Thalhah walaupun tanpa diminta." Oleh karena itu patutlah jika dia dijuluki "Thalhah si dermawan", "Thalhah si pengalir harta", "Thalhah kebaikan dan kebajikan".

Wafatnya Thalhah

Sewaktu terjadi pertempuran "Aljamal", Thalhah (di pihak lain) bertemu dengan Ali Ra dan Ali Ra memperingatkan agar ia mundur ke barisan paling belakang. Sebuah panah mengenai betisnya maka dia segera dipindahkan ke Basra dan tak berapa lama kemudian karena lukanya yang cukup dalam ia wafat. Thalhah wafat pada usia enam puluh tahun dan dikubur di suatu tempat dekat padang rumput di Basra. Rasulullah saw. pernah berkata kepada para sahabat Ra, "Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa senang melihat seorang syahid berjalan diatas bumi maka lihatlah Thalhah ra. Hal itu juga dikatakan ALLAH dalam firmanNya : "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang -orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada ALLAH, maka diantara mereka ada yang gugur. Dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya." (Al-Ahzaab: 23)

Kisah Khalid Al Walid RA.

KHALID AL-WALID ra.

Pedang Allah

Perang Uhud dan Perang Muktah adalah dua keadaan yang berbeza sebagaimana berbezanya peribadi Khalid bin Al-Walid. Dalam perang Uhud, beliau adalah panglima Quraisy yang berjaya mengalahkan mujahid-mujahid Islam tetapi perang Muktah menampakkan penampilan Khalid Al-Walid yang baru….Beliau adalah hero penyelamat di saat ambang kekalahan tentera Islam, ini membuktikan bahawa beliau memang layak dikurniakan anugerah tertinggi panglima tentera iaitu anugerah 'Pedang Allah'

Semasa belum memeluk Islam, beliau adalah musuh Islam yang paling digeruni di medan perang kerana strategi perangnya yang hebat di mana umat Islam telah mendapat pengajaran yang cukup hebat ketika perang Uhud dahulu.

Khalid al-Walid telah memeluk Islam pada bulan Safar tahun 8H bersama-sama Uthman b Talhah dan Amru b Al-As. Setelah itu, beliau adalah pahlawan yang berjuang menentang orang-orang yang menentang Rasulullah SAW.

Berbicara tentang Khalid, tentunya tidak lengkap kalau tidak menceritakan tentang peristiwa dalam peperangan Muktah yang memang terkenal itu.

Dalam Perang Muktah, tentera Islam yang sedikit bilangannya telah berdepan dengan lebih kurang 200,000 orang tentera Rom. Dalam pertempuran tersebut, tentera Islam telah mendapat tentangan yang cukup dahsyat nyaris-nyaris menerima kekalahan. Bendera Islam telah dipegang oleh Zaid b Harithah yang kemudiannya gugur syahid, diambilalih pula oleh Jaafar bin Abu Thalib. Beliau turut syahid, maka bendera tadi dipegang oleh Abdullah bin Rawahah yang juga gugur sebagai syuhada'. Lantas bendera bertukartangan kepada Thabit bin Arqam dan menyerahkannya kepada Khalid al-Walid. Atas persetujuan ramai, maka Khalid al-Walidpun menjadi komandan perang dan terus mengarahkan tentera Islam berundur ke Madinah kerana sudah terlalu ramai yang syahid dan tentera yang tinggal tidak mampu untuk bertahan lagi.

Di zaman Khalifah Abu Bakar, Khalid ditugaskan untuk mengahpuskan golongan murtad. Saidina Abu Bakar telah memberi pidato semangat kepada tentera Islam yang antara lainnya berbunyi :"Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : "Sebaik-baik hamba Allah dan saudara dalam satu suku iaitu Khalid b Al-Walid, Saifullah, yang pedangnya akan dihayunkan kepada orang-orang kafir dan munafik"

Beliau juga ditugaskan untuk membunuh Musailamah Al-Kazzab yang mengaku sebagai nabi dan mempunyai ramai pengikutnya. Dalam peperangan tersebut (Perang Yamamah), ramai tentera Islam yang terkorban. Khalid All-Walid sebagai pahlawan sejati yang pakar dalam strategi peperangan telah berjaya memberi semangat baru kepada tenteranya dengan ucapannya yang penuh karisma. Beliau berteriak kepada tenteranya : "Bergembiralah kerana kami akan melihat setiap orang akan mengalami bencana masing-masing"

Dalam Perang Yarmuk menentang tentera Rom, beliau telah berjumpa dengan panglima musuh yang bernama Mahan yang dengan angkuhnya merendah-rendahkan moral tentera Islam. Mahan telah berkata : "Aku tahu kamu semua meninggalkan tanah air kerana terpaksa dan kelaparan. Jika kamu semua setuju, aku akan berikan setiap seorang tentera 10 dinar beserta dengan pakaian dan makanan dengan syarat mereka berangkat pulang dan tahun depan jumlah yang serupa akan dihantar ke Madinah".

Khalid b Al-Walid dengan tegasnya menjawab : "Kami tidak akan keluar dari negeri kami kerana kelaparan seperti yang engkau sangkakan. Tetapi kami ialah satu kaum yang suka minum darah dan kami tahu tidak ada darah yang lebih lazat dan nikmat seperti darah orang Romawi, sebab itulah kami ke mari"

Setelah itu, Khalid Al-Walid selaku komandan perang beerteriak dengan kuatnya sambil bertakbir "Allahu Akbar" "Marilah kita berebut-rebut mencium bau Syurga". Maka terjadilah peperangan yang amat dahsyat. Anak panah bersimpang siur dan mayat bergelimpangan.

Tiba-tiba seorang tentera Islam menghampiri Abu Ubaidah b al-Jarrah r.a.sambil berkata : "Sesungguhnya aku bercita-cita untuk mati syahid, adakah engkau mempunyai sebarang pesanan yang hendak disampaikan kepada Rasulullah SAW, kelak aku akan sampaikan kepada baginda ketika aku berjumpanya (di Syurga)"

Jawab Abu Ubaidah b al-Jarrah r.a : "Ya ! Katakan kepadanya : "Wahai Rasulullah SAW ! Sesungguhnya kami telah dapati bahawa apa yang dijanjikan oleh Tuhan Kami (Allah) adalah benar". Lalu tentera tadi bertempur dengan hebatnya dan gugur sebagai syuhada'.

Dalam suasana perang tersebut Khalid al-Walid bersemuka dengan seorang daripada panglima Romawi yang bernama George lalu terjadilah dialog antara keduanya.

George bertanya : "Wahai Khalid, hendaklah kamu berkata benar kerana setiap orang yang merdeka tidak akan berbohong. Apakah benar bahawa Tuhanmu telah menurunkan kepada Nabimu sebilah pedang dari langit lalu diberikan kepadamu dan kalau dihayunkan kepada seseorang pasti dia akan kalah"

Khalid b Al-Walid menjawab : "Tidak"

George bertanya lagi : "Mengapa kamu disebut Pedang Allah ?"

Khalid b Al-Walid berkata : "Bahawa Allah SWT telah mengutuskan kepada kami seorang Rasul dari bangsa kami, tetapi ada yang mempercayainya dan ada yang mendustanya. Aku sendiri termasuk dari kalangan orang yang mendustakannya tetapi Allah telah membuka hatiku kepada Islam. Lalu aku mengadap Rasulullah untuk memeluk Islam dan janji setia kepadanya. Rasulullah terus menyatakan : "Engkau adalah sebilah pedang dari pedang Allah"

George bertanya lagi : "Apa yang kamu dakwahkan kepada manusia"

Khalid b Al-Walid menjelaskan : "Supaya mereka mentauhidkan Allah dan menerima ajaran Islam"

George seterusnya berkata : "Jika seseorang memeluk Islam sekarang seperti apa yang telah berlaku kepadamu, adakah dia akan mendapat ganjaran ?"

Khalid b Al-Walid menjawab : "Ya, itulah yang lebih utama"

George berkata : "Bagaimana yang terjadi kepadamu sebelum Islam ?"

Khalid b Al-Walid menjawab : "Kami hidup bersama Rasul lalu kami lihat tanda-tanda kenabian serta mukjizatnya. Kami benar-benar melihat dan mendengarnya, lalu kami memeluk Islam dengan mudah. Tetapi kamu tidak pernah melihat dan mendengarnya, kiranya kamu beriman dengan apa yang tidak kelihatan, maka ganjaranmu adalah lebih besar jika kamu beriman kepada Allah dengan jiwamu"

Akhirnya George telah mengucap syahadah di hadapan Khalid, belajar cara solat dan sempat solat dua rakaat. Kemudian beliau adalah seorang syuhada' perang Yarmuk............. !!! dan tentera Islam berjaya menumbangkan tentera Rom yang berjumlah 240,00 orang.

Ramai di kalangan tentera Islam yang syahid dan tidak kurang pula yang sakit, luka dan cedera. Mereka yang cedera parah, apabila seorang diberikan air, lantas dia berkata rakannya di sebelah lebih memerlukan. Lalu diberikan kepada rakannya, tiba-tiba orang yang kedua pun bersikap serupa, lebih mementingkan rakan yang lain..........begitulah seterusnya sehinggakan orang memberi air berpusing-pusing di antara mereka tetapi belum ada yang sudi meminumnya. Maka, kesemua mereka mati syahid di medang perang tersebut ! Ini membuktikan betapa wujudnya perasaan kasih kepada saudara seperti kasih kepada diri sendiri memang menjadi amalan mereka sebagaimana yang ditarbiahkan oleh Rasulullah SAW

Kelebihan Bulan Rabiulawal dan Peristiwa Badar

Maulidur Rasul

Maulidur Rasul yang jatuh pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah merupakan hari keputeraan Nabi Muhammad s.a.w (Sallallahu Alaihi Wasallam). Baginda adalah nabi terakhir yang diutus oleh Allah Subhanahu Wa ta’ala. Tapak kelahiran baginda pula kini mempunyai satu bangunan kecil yang dikenali sebagai Maulid Nabi. Setiap tahun pada hari itu, umat Islam di seluruh dunia akan mengadakan majlis memperingati keputeraan Nabi Muhammad s.a.w dengan mengadakan beberapa acara seperti perarakan, ceramah dan sebagainya. Banyak kelebihan dan keistimewaan yang akan dikurniakan oleh Allah Subhanahu Wataala kepada mereka yang dapat mengadakan atau menghadiri majlis Maulidur Rasul. Kita dapat lihat betapa besarnya kelebihan orang yang memuliakan majlis keputeraan Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam, kerana bila berniat sahaja hendak mengadakan Maulud Nabi, sudah pun dikira mendapat pahala dan dimuliakan. Sememangnya bernazar untuk melakukan sesuatu yang baik merupakan doa dan dikira amal soleh. Jelas kepada kita bahawa pembalasan Allah Subhanahu Wataala terhadap kebaikan begitu cepat sehinggakan terdetik sahaja di hati hendak berbuat kebaikan, sudah Allah Subhanahu Wataala akan memberi pembalasan yang tiada ternilai. Seseorang yang beriman, kuat bersandar kepada Allah, ketika di dalam kesusahan dia tetap tenang dan hatinya hanya mengadu kepada Allah dan mengharapkan pertolongan dan kasih sayang Allah Subhanahu Wataala. Keberkatan mengadakan Majlis Maulud itu bukan sahaja didapati oleh orang yang mengadakan majlis itu, tetapi seluruh ahli rumah atau orang yang tinggal di tempat itu turut mendapat keberkatannya.

KELEBIHAN BULAN RABIUL AWAL KEPADA UMAT ISLAM

Bulan Rabiulawal bermaksud bulan dimana bermulanya musim bunga bagi tanaman. Mengikut kebiasaannya di Tanah Arab, sewaktu bulan Rabiulawal pokok buah-buahan mula berbunga dan seterusnya berbuah.Maka nama bulan ini diambil sempena musim berbunga tanaman mereka. Dan setelah kedatangan Islam, Rasulullah saw telah mengekalkan nama Rabiulawal ini sehinggalah sekarang. Bulan ketiga dalam kalendar Hijrah ini membawa satu peristiwa besar yang menjadi ingatan kepada seluruh umat manusia. Perayaan Maulid Nabi pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193).

Ada yang berpendapat bahwa pendapat itu sendiri berasal dari Sultan Salahuddin sendiri. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem.

Nabi junjungan kita Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam telah diputerakan pada bulan ini iaitu pada 12 Rabiulawal, yang pada tahun ini jatuh pada 21hb April, 2005. Berbagai acara sambutan diadakan bagi memuliakan hari keputeraan junjungan kita ini.

Bulan Rabiulawal adalah seperti bulan-bulan Islam yang lain maka amalan sunat di bulan Rabiulawal adalah sama seperti amalan sunat di bulan-bulan yang lain. Kita dianjurkan untuk meningkatkan amalan-amalan fardu dan sunat tanpa mengira di bulan manapun di sepanjang tahun. Amalan-amalan kita itu akan menjadi bekalan untuk kita meneruskan perjalanan ke padang mahsyar kelak.

Selain dari itu, kualiti ibadah juga adalah diambil kira. Niat dan keikhlasan mempunyai pengaruh yang amat besar dalam menentukan nilai ibadah kita. Diantara syarat sesuatu ibadah itu diterima ialah niat. Niat itu akan menggambarkan keikhlasan kita. Kerja yang ikhlas akan membawa kepada kesempurnaan dan kesempurnaan akan membawa kepada kepuasan dan kepuasan akan membawa kepada ketenangan..

Selawat ke atas Nabi Muhammad S.A.W merupakan suatu amalan yang disyariatkan oleh Islam.Firman Allah (s.w.t) yang bermaksud: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. [Surah Al-Ahzab: 56]

Manakala di dalam hadith-hadith Rasulullah (S.A.W.), terdapat banyak arahan dan kelebihan-kelebihan yang dinyatakan berkenaan dengan selawat ke atas baginda (S.A.W.), antaranya, Sabda Rasulullah (S.A.W.) yang bermaksud: “Barangsesiapa yang berselawat ke atasku dengan sekali selawat nescaya Allah (s.w.t) akan berselawat ke atasnya sepuluh kali”. [Hadith riwayat Imam Muslim daripada Abdullah bin Amru bin Al-‘Ass r.a].

Sabda Rasulullah (S.A.W.) yang bermaksud: “Sesungguhnya manusia yang paling utama denganku pada hari kiamat ialah yang paling banyak berselawat ke atasku”. [Hadith riwayat Imam Tirmizi daripada Abdullah bin Mas’ud r.a].

Apabila kita menyambut Maulidur Rasul, banyak kelebihan-kelebihan yang diperolehi. Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud: "Barangsiapa yang membesarkan hari keputeraanku nescaya aku akan menjadi penolongnya pada hari kiamat dan barangsiapa membelanjakan untuk majlisku seumpama ia membelanjakan emas sebanyak sebuah gunung untuk agama Allah."

Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq Radiallahuanhu berkata: "Barangsiapa membesarkan Maulud Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam, maka sesungguhnya ia akan menjadi temanku di dalam syurga."

Begitu pula As-Sirri As Saqati berkata: "Barangsiapa pergi ke tempat yang ada dibaca di situ Maulud Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam sesungguhnya dia diberi satu kebun daripada kebun-kebun syurga kerana dia pergi ke tempat itu tidak lain kerana cinta kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam." Keberkatan mengadakan Majlis Maulud itu bukan sahaja didapati oleh orang yang mengadakan majlis itu, tetapi seluruh ahli rumah atau orang yang tinggal di tempat itu turut mendapat keberkatannya.

Jalalaludin As-Sayuti berkata: "Barangsiapa antara orang Islam yang dibacakan di dalam rumahnya Maulid Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam, nescaya Allah Subhanahu Wataala akan menghilangkan dan menjauhkan kemarau dan kecelakaan, bala, penderitaan, kebencian, hasad, kejahatan dan kecurian terhadap ahli-ahli rumah itu dan apabila dia mati, Allah Subhanahu Wataala akan memudahkan dia menjawab akan soalan-soalan Mungkar dan Nakir dan dia akan mendapat tempat bersama orang-orang yang benar di sisi Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Besar Kerajaan-Nya."

Beliau berkata lagi: "Tiada sebuah rumah atau masjid atau tempat-tempat yang dibaca di dalamnya akan Maulid Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam melainkan malaikat-malaikat melindungi ahli-ahli tempat itu dan Allah Subhanahu Wataala akan melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka dan malaikat-malaikat yang berpangkat besar seperti Jibril, Mikail, Israfil mendoakan kebaikan bagi orang-orang yang menganjurkan dan menyebabkan adanya majlis Maulid Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam itu."

Kedudukan selawat ke atas nabi (S.A.W.) ini merupakan perkara yang diwajibkan menurut sebilangan besar ulama’. Malahan dinukilkan bahawa Al-Imam Al-Qurthubi menyatakannya sebagai ijma’ ulama’. Apa yang diperselisihkan oleh ulama’ ialah adakah selawat itu wajib pada setiap kali majlis dan disebut nama Nabi Muhammad (S.A.W.) atau adakah ianya sunat (bagi yang bersepakat menyatakan ianya wajib seumur hidup). Dalam hal ini, sebahagian ulama’ menyatakan ianya wajib setiap kali disebut nama Rasulullah (S.A.W.), dan sebahagian yang lain menyatakan wajib sekali di sepanjang majlis meskipun dalam majlis tersebut kerap kali disebut nama Rasulullah (S.A.W.) dan sebahagian yang lain menyatakan wajib memperbanyakkan selawat tanpa terikat dengan bilangan dan tidak memadai sekali seumur hidup.

Menurut jumhur ulama dalam masalah ini, selawat ke atas nabi (S.A.W.) merupakan ibadat dan jalan mendekatkan diri kepada Allah (s.w.t). Seperti juga zikir, tasbih dan tahmid. Ia diwajibkan sekali seumur hidup dan disunatkan pada setiap waktu dan ketika. Sepatutnya juga ke atas setiap muslim memperbanyakkannya. Berkait juga dengan soalan yang dikemukakan, iaitu tentang hukum selawat dalam sembahyang. Perkara ini berlaku khilaf di kalangan ulama’.

Menurut pandangan Mazhab Syafei dan Hambali, selawat diwajibkan dalam sembahyang dan tidak sah sembahyang tanpa selawat. Manakala dalam Mazhab Maliki dan Hanafi, selawat merupakan perkara yang sunat muakkad dan sah sembahyang tanpanya tetapi dalam keadaan yang makruh.

Kelebihan berselawat yang lain lagi ialah sebagaimana hadis Baginda Sallallahu Alaihi Wassalam seterusnya, daripada Umar bin Al-Khattab, ia berkata : Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda maksudnya, "Sesungguhnya doa itu terhenti antara langit dan bumi, tidak naik barang sedikit juga daripadanya sehingga engkau berselawat ke atas-Ku". (Riwayat Al-Imam At-Termidzi)

Dengan memperbanyakkan selawat juga kita akan dapat mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata'ala, menghilangkan kesusahan dan kegelisahan, meluaskan rezeki, dikabulkan segala keperluannya dan insya Allah akan memperolehi syafaat di akhirat kelak. Semua ini akan dapat dicapai jika kita sentiasa mengamalkannya dengan penuh yakin dan istiqamah. Walau bagaimanapun janganlah menganggap hanya dengan berselawat sahaja kita akan memperolehi kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan tadi sedangkan amalan-amalan yang lebih utama seperti sembahyang, puasa, membayar zakat dan lain-lain lagi diabaikan.

Kelebihan lain yang kita dapat ialah merapatkan hubungan sesama insan, apabila menyambut Maulidur Rasul, kita pasti akan berkumpul di tempat yang di adakan majlis tersebut, semasa majlis berlangsung, kita dapat lihat setiap orang bergotong royong melakukan sesuatu pekerjaan yang ditetapkan samaada secara bersendirian atau berkumpulan, hal ini dapat mengeratkan lagi hubungan sesama islam yang lain. Apabila kita berkumpul di dalam satu majlis itu, sedikit sebanyak kita juga dapat mendisiplinkan diri dan mematuhi arahan ketua, kelebihan ini juga, membolehkan kita bersikap menghormati orang lain di samping dapat memupuk semangat bekerjasama antara satu sama lain.

Kebiasaannya, majlis Maulidur Rasul diadakan di masjid, surau, ataupun di sekolah-sekolah. Dengan adanya majlis seperti ini, kita dapat bekerjasama dan saling bantu membantu antara satu sama lain. Jurang yang memisahkan seseorang sebelum ini dapat di eratkan dengan melalukan aktiviti seharian yang berlainan seperti bekerja, dapat kita perbaiki dengan menghadiri majlis sebergini. Memupuk semangat perpaduan sesama muslim juga amat disukai oleh Allah s.w.t. Allah berfirman, “Berpeganglah kamu kepada tali Allah dan janganlah kamu bercerai berai” [Surah Al-Imran:103]

Sememangnya bernazar untuk melakukan sesuatu yang baik merupakan doa dan dikira amal soleh. Jelas kepada kita bahawa pembalasan Allah Subhanahu Wataala terhadap kebaikan begitu cepat sehinggakan terdetik sahaja di hati hendak berbuat kebaikan, sudah Allah Subhanahu Wataala akan memberi pembalasan yang tiada ternilai.

Menyambut Maulidur rasul bukanlah untuk menjadikannya salah satu perayaan ibadah tapi hanya sekadar untuk mengingati dan mensyukuri akan kelahiran Nabi kita yang menjadi pembimbing kita keluar dari kegelapan. Menurut Ibnu al-Hajj, "Menjadi satu kewajiban bagi kita untuk membanyakkan kesyukuran kita kepada Allah setiap hari Isnin bulan Rabi'ul Awwal kerana Dia telah mengurniakan kepada kita nikmat yang besar iaitu diutusNya Nabi (s.a.w) untuk menyampaikan Islam kepada kita dan menyebarkan islam.

Dengan adanya sambutan Maulidur rasul maka kita akan dapat memperkenalkan muslimin siapa itu Muhamaad dan secara tak langsung kita akan membuatkan hati Muslimin tergerak untuk berselawat keatas Nabi (s.a.w) ,meniru akhlak nabi dan meniru segala perbuatan baginda dan memuji baginda yang merupakan satu perkara yang diperintahkan oleh Allah di dalam ayat,"Sesungguhnya Allah dan para Malaikat berselawat keatas Nabi, wahai orang-orang yang beriman ! berselawatlah kamu dan berilah salam keatasnya".

Sambutan ini dilakukan adalah semata untuk memperingati hari kelahiran baginda dan ia secara tidak langsung akan membuka ruang bagi kita untuk memperingati perkara-perkara lain yang berkaitan dengan baginda. Apabila ini kita lakukan, Allah akan redha pada kita, kerana kita akan lebih bersedia untuk mengetahui sirah baginda dan lebih bersedia untuk mencontohi dan mengamalkan ahklak baginda dan memperbetulkan kesilapan kita. Itulah sebabnya, kenapa sambutan hari lahir baginda merupakan satu rahmat buat kita semua.Kerana baginda adalah ikutan kita dan ia mempunyai akhlak yang mulia sepertimana Firman Allah didalam Al-Quran, "Sesungguhnya engkau mempunyai ahklak yang mulia" (al-Qalam: 4).

Dan bila kita melewati kembali sirah Nabi, antara cara Nabi mahu meningkatkan semangat juang para sahabat yang lain ialah memuji-muji diri baginda dan bercerita mengenai akhlak baginda dengan bersayembara syair. Ini telah dinyatakan oleh Al-hafiz Ibnu Kathir didalam kitabnya bahawa para Sahabat ada meriwayatkan bahawa Nabi (s.a.w) memuji nama baginda dan membaca syair mengenai diri baginda semasa peperangan Hunayn untuk membakar semangat para Sahabat dan menakutkan para musuh. Pada hari itu baginda berkata,"Aku adalah Rasulullah! Ini bukanlah dusta. Aku anak Abdul Mutalib.

Rasulullah (s.a.w) sebenarnya amat bergembira dan menyenangi mereka yang memuji baginda kerana ianya merupakan perintah Allah dan baginda memberi kepada mereka apa yang Allah anugerahkan kepada baginda. Apabila kita bersama-sama berkumpul untuk mendekati Nabi (s.a.w), kita sebenarnya juga, melakukan sesuatu untuk mendekatkan diri kita kepada Allah justeru kerana mendekati Nabi (s.a.w) akan membuatkan Allah redha kepada kita. Terdapat juga hadith riwayat Bukhari didalam al-Adab al-mufrad (bukan semua hadis didalam ini adalah sahih) dan kitab-kitab lain, Rasulullah (s.a.w) bersabda,"Terdapat hikmah di dalam syair"; dan kerana itu bapa saudara Nabi (s.a.w) Al-'Abbas mengarang syair memuji kelahiran Nabi (s.a.w) seperti didalam rangkap berikut:

“Dikala dikau dilahirkan , bumi bersinar terang Hinggakan nyaris-nyaris pasak-pasak bumi tidak mampu untuk menanggung cahaya mu, Dan kami dapat terus melangkah Lantaran kerana sinar dan cahaya dan jalan yang terpimpin.”

Dalam bulan Rabiul Awal ini juga umat Islam dapat mengingati kisah-kisah para rasul dan nabi. Kisah- kisah ini dapat memberi pengajaran dan tauladan kepada kita semua. Pada bulan ini lah berlakunya beberapa peperangan. Antara peperangan yang berlaku di bulan Rabiul Awal ialah peperangan Safwan (Badar pertama), Bawat, Zi Amar (Ghatfan), Bani An-Nadhir, Daumatul Jandal dan peperangan Bani Lahyan.

Setelah hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah bersama-sama para sahabatnya dan diterima baik oleh orang-orang anshar, Islam telah berkembang, tersebar luas dan diterima oleh banyak kabilah-kabilah arab. Kekuatan dan ekonomi Madinah telah menjadi kukuh. Orang-orang arab Quraisy Makkah tidak senang hati dengan kemajuan ini. Perang Badar merupakan perang pertama yang dilalui oleh umat Islam di Madinah. Ia merupakan isyarat betapa mulianya umat Islam yang berpegang teguh pada tali agama Allah. Kemenangan besar kaum muslimin tidak terletak pada jumlah tentera yang ikut serta tetapi terkandung dalam kekuatan iman yang tertanam disanubari mereka. Dengan Keyakinan mereka pada Allah yang sangat kukuh itu, Allah telah menurunkan bantuan ibarat air yang mengalir menuju lembah yang curam. Tidak ada sesiapa yang dapat menahan betapa besarnya pertolongan Allah terhadap umat yang senantiasa menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.

Dikisahkan, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam terlebih dahulu sampai di sumber mata air Badar dan memutuskan untuk berhenti di tempat itu. Dan itu merupakan sebahagian dari strategi agar pasukan kaum muslimin dekat dengan sumber air. Melihat hal itu, Habab ibn Mundzir berkomentar, “Wahai Rasulullah! Mengapa engkau memilih tempat ini sebagai pemberhentian kita? Apakah tempat ini memang telah ditentukan Allah kepadamu dan kita tidak dapat memajukan atau mengundurkannya sedikitpun, ataukah ini adalah bagian dari pendapat, strategi, dan siasat perang?” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam menjawab, “Ini hanyalah sekedar pendapat, stategi, dan taktik perang.”

Maka Habab berkata, “Wahai Rasulullah, jika demikian halnya, aku juga ingin mengemukakan pendapatku. Menurutku, tempat ini tidak tepat untuk kita berhenti. Sebaiknya kita terus berjalan hingga sampai di mata air yang paling dekat dengan perkemahan bangsa Quraisy. Setelah itu, kita duduki tempat tersebut dan kita hancurkan seluruh sumur yang ada di seberangnya dan menjadikannya kolam penampungan air. Lalu, kita penuhi kolam itu dengan air dan kita baru menyerang mereka. Dengan begitu, niscaya kita akan dapat minum air itu sedang mereka sama sekali tidak bisa meminumnya.”

Pada saat itu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam berkata, “Pendapatmu sangat bagus!” Kemudian, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam pun menjalankan taktik yang ditawarkan oleh Habab ibn Mundzir radhiallahu ‘anhu. Petunjuk yang diberikan oleh Habab ini diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dengan riwayat munqathi’ -Ibnu Hisyam (2/312-313), atau dengan riwayat mursal dan terhenti pada Urwah sebagaimana yang tertulis dalam al-Ishabah (1/302), Hakim (3/446-447). Riwayat tersebut dinilai sebagai hadis munkar oleh Dzahabi dan Umawi sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibnu Katsir di dalam al-Bidayah wa an-Nihayah (3/293) dengan silsilah periwayatan yang munqathi’ (terputus).

Ketika mereka telah berhasil menduduki tempat yang dimaksud, Sa’ad ibn Muadz berkata kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam, “Wahai Nabi Allah! Tidakkah kami perlu membangun kemah khusus untuk tempat istirahatmu, menyiapkan hewan kendaraanmu dan kemudian kita baru menyerang musuh kita? Sungguh, seandainya Allah memberikan kemenangan dan kejayaan kepada kita atas musuh-musuh kami, maka itulah yang kami inginkan. Namun, bila kenyataan yang terjadi adalah sebaliknya, maka engkau sudah siap untuk menyelamatkan diri dan menemui kaum kita. Wahai Rasulullah, sesungguhnya ada beberapa kaum yang menantimu di tanah air kita dan kecintaan mereka terhadapmu lebih besar dari kami. Sehingga, bila mereka mendengar bahwa engkau berperang, niscaya mereka pun tidak akan tinggal diam. Allah pasti akan melindungimu dengan mereka. Sebab mereka pasti akan memberimu pertimbangan dan senantiasa berjuang di belakangmu.” Maka, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam pun menyepakati usulan Sa’ad tersebut.

Meskipun demikian, perlu digaris bawahi bahwa saat terjadinya perang Badar tersebut, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam ikut berperang aktif dan terlibat langsung dalam pertempuran. Jadi, beliau tidak hanya berada di dalam kemah dan berdoa saja sebagaimana dipahami oleh sebagian ahli sejarah.

Ahmad menuturkan: Ali radhiallahu ‘anhu menceritakan, “Kalian tentu telah menyaksikan bagaimana kami pada saat pecahnya perang Badar. Saat itu, kami berlindung di belakang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam, sedang beliau terus membawa kami mendekati musuh. Dan beliau adalah orang yang paling berani ketika itu.”

Dengan isnad yang sama, sebuah hadis lain menuturkan, “Ketika keberanian mulai memuncak pada saat perang Badar, kami terus bergerak bersama-sama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam Bahkan, beliau adalah orang yang paling berani. Terbukti, tidak ada satu pun kaum muslimin yang paling dekat dengan musuh selain beliau.”

Muslim meriwayatkan: Pada perang Badar, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam berkata kepada para sahabatnya, “Jangan ada seorang pun di antara kalian bergerak sebelum aku memberi komando.”

Ibnu Katsir berkata, “Beliau terjun dan terlibat langsung dalam pertempuran itu dengan segenap jiwa dan raga. Demikian halnya dengan Abu Bakar ash-Shiddiq. Sehingga, keduanya tidak hanya berjuang dengan berdoa dan bermunajat kepada Allah di dalam kemah saja, tetapi juga turun ke medan pertempuran dan bertempur dengan mengerahkan segala daya dan upaya.”

Demikianlah, setelah pada siang harinya mengerahkan segala kemampuan dan daya upaya yang mungkin dapat dilakukan untuk memenangkan pertempuran, pada malam harinya beliau menghabiskan waktunya untuk terus berdoa dan memohon kepada Allah untuk memberikan kemenangan terhadap pihak tentara Islam.

Adapun salah satu doa beliau saat itu adalah seperti yang diriwayatkan dalam Shahih Muslim berikut: “Ya Allah, sempurnakanlah kepadaku segala apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, berikanlah apa-apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika Engkau membinasakan pasukan Islam, tentulah Engkau tidak akan lagi disembah di muka bumi ini.”

Sebuah riwayat mengatakan: Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam terus berdoa sampai kain serbannya terjatuh dari kedua pundak beliau. Kemudian, Abu Bakar datang menghampiri beliau, mengambil serban beliau yang terjatuh dan kemudian memakaikannya kembali ke pundak beliau. Setelah itu, ia pun melakukan apa yang dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam di belakangnya. Setelah itu, Abu bakar berkata, “Wahai Nabi Allah, tidakkah sudah cukup permohonanmu kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, kerana sesungguhnya Allah pasti akan memenuhi seluruh janji-Nya kepadamu?”

Maka Allah berfirman,“(lngatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, ‘Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang bertutut-turut’.” (QS. Al-Anfal: 9) Dan benar, esok harinya, Allah mengirimkan bala bantuan kepada mereka berupa pasukan tentara malaikat.”

Adapun doa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam pada saat perang Badar yang diriwayatkan oleh Bukhari adalah:”Ya Allah, hamba memohon kepada Engkau akan janji dan perjanjian Engkau. Ya Allah, jika Engkau berkehendak (membuat hamba kalah), Engkau tidak akan disembah setelah hari (peperangan) ini.”



Riwayat lain menceritakan: Lalu Abu Bakar memegang tangan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam dan kemudian berkata, “Sudahlah Rasulullah, engkau sudah meminta dan mendesak Tuhanmu tanpa henti!” Esok harinya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam mempergunakan baju besi dan kemudian keluar dari kemahnya seraya berkata, “Golongan itu (pasukan Quraisy) pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang.” (QS. Al-Qamar: 45)

Ibnu Hatim menceritakan: Ikrimah berkata, “Ketika diturunkannya ayat ‘golongan itu (pasukan Quraisy) pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang … ‘, Umar berkata alam hati, “Golongan manakah yang akan dikalahkan itu?”

Umar radhiallahu ‘anhu juga menceritakan: Ketika perang Badar dimulai, aku melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam mempergunakan baju besi sambil berkata, Golongan itu (pasukan Quraisy) pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang.” Maka, aku segera mengetahui maksud ucapan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam tersebut.”

Pada hari Jum’at pagi, tanggal 17 Ramadhan, tahun ke-2 hijriah, tepatnya ketika kedua belah pihak (muslim dan Quraisy) sudah saling berhadapan dan sedang mengambil ancang-ancang untuk saling menyerbu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam berdoa kepada Allah seraya berkata: “Ya Allah, itulah kaum Quraisy yang telah datang dengan sombong dan congkaknya. Mereka memusuhi-Mu, menyalahi perintah-perintahMu, dan mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah, aku hanya meminta pertolongan yang telah Engkau janjikan kepada hamba. Ya Allah, binasakanlah mereka pagi ini!”

Setiap kali akan berangkat bertempur, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam selalu terlebih dahulu merapatkan barisan pasukan kaum muslimin. Dia melakukan inspeksi barisan seraya menggenggam sebuah anak panah. Saat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam sedang melakukan pemeriksaan barisan, tiba-tiba beliau menekankan anak panah beliau ke perut Sawad ibn Ghaziyyah. Pasalnya, waktu itu ia agak sedikit keluar dari barisan. Beliau berkata kepadanya, “Sawad, luruskan barisanmu!” Sawad pun menjawab, “Rasulullah, engkau telah menyakitiku, maka bolehkah aku membalasmu?” Maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam membuka bagian perut beliau seraya berkata, “Lakukanlah!” Akan tetapi, Sawad ternyata tidak jadi membalas, tetapi justru memeluk Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam dan mencium bagian perut beliau. Dengan heran, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam bertanya, “Apa yang membuatmu seperti ini, Sawad?”

Sawad menjawab, ”Wahai Rasulullah, seperti itulah yang aku inginkan. Sesungguhnya aku telah berharap agar mati setelah bisa menyentuhkan kulitku dengan kulitmu.” Lantas, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam pun mendoakan Sawad dengan hal yang baik-baik. Setelah itu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam memberikan berbagai arahan dan pengarahan kepada pasukan muslim tentang berbagai hal yang berkaitan strategi dan siasat mereka hari itu.

Beliau berkata, “Apabila mereka mendekati kalian, maka serang mereka dengan anak panah kalian dan jangan sampai didahului oleh mereka! Ingat, jangan sampai kalian melupakan pedang kalian hingga kalian lengah dan dapat dirobohkan.” Setelah berpesan demikian, beliau lantas mengobarkan semangat pasukan muslimin dengan berkata, “Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di genggaman-Nya, setiap orang yang berperang melawan mereka (pasukan Quraisy) pada hari ini, kemudian mati dalam keadaan tabah, mengharapkan keredhaan Allah, maju terus pantang mundur, pasti akan dimasukkan ke dalam surga. “

Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dikatakan bahwa ketika kaum musyrikin telah mendekat, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam berkata, “Bangkitlah kalian untuk menuju syurga yang luasnya seperti luas langit dan bumi.” Mendengar ucapan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam tersebut, Umair ibn Humam al-Anshari berkata, “Wahai Rasulullah! Apakah benar syurga memiliki luas seperti luas langit dan bumi?” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam menjawab, “Benar.” Dengan terkagum-kagum, Umair berucap, “Oh, betapa besarnya syurga itu!” Lalu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam bertanya kepada Umair, “Mengapa engkau berkata demikian?” Umair menjawab, “Tidak, Rasulullah. Demi Allah, aku hanya berharap menjadi bagian dari penghuninya.” Beliau berkata, “Engkau akan menjadi salah satu penghuninya. “

Kemudian, ia mengeluarkan beberapa butir kurma dan memakannya. Setelah itu, ia berkata, “Seandainya aku masih hidup dan dapat memakan kurma-kurma ini, maka itu adalah kehidupan yang sangat panjang.” Lalu ia melemparkan kurma yang ada di genggamannya dan kemudian menjadi beringas bertempur sampai akhirnya syahid.

Auf ibn Harits (putra Afra) berkata, ”Wahai Rasulullah, apa yang membuat Allah tersenyum saat melihat hamba-Nya?” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam menjawab, “Ketika tangan seorang hamba itu menceburkannya ke tengah-tengah musuh tanpa mempergunakan pelindung.” Maka, seketika itu juga Auf membuka pakaian besi yang melindunginya, dan kemudian melemparkannya. Setelah itu, ia menghunus pedangnya dan bertempur di medan perang sampai terbunuh.”

Sebelum dimulainya peperangan, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam meminta kepada para sahabatnya untuk tidak membunuh orang-orang dari Bani Hasyim dan beberapa orang lainnya. Pasalnya, mereka ikut meninggalkan kota Mekah dan berperang kerana dipaksa. Dan di antara mereka yang disebutkan namanya oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam adalah Abu Bukhtari ibn Hisyam (salah satu orang yang pergi ke Ka’bah untuk merobek surat pemboikotan bangsa Quraisy terhadap kaum muslimin dan ia sama sekali tidak menyakiti Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam) dan Abbas ibn Abdul Muthalib.

Ketika Abu Hudzaifah mendengar perintah itu, ia berkata, “Apakah kami harus membunuh bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, dan keluarga kami, sementara kami harus membiarkan Abbas hidup? Demi Allah, bila aku bertemu dengannya, niscaya aku akan menebasnya dengan pedang.” Akhirnya, ucapan tersebut sampai ke telinga Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam Maka, beliau pun berkata kepada Umar, “Wahai Abu Hafshah, benarkah ia akan memukul wajah paman Rasulullah dengan pedang?” Umar berkata, “Wahai Rasulullah, izinkan saya untuk memenggal lehernya dengan pedang. Demi Allah, ia telah berbuat kemunafikan.” Sementara itu, beberapa waktu kemudian, Abu Hudzaifah berkata, “Aku merasa tidak tenteram dengan kata-kataku saat itu. Bahkan sampai sekarang aku masih merasa takut, kecuali bila aku sudah menebusnya dengan kesyahidan.” Maka, akhirnya Abu Hudzaifah pun mati syahid pada perang Yamamah.

Dikisahkan bahwa sebelum peperangan dimulai, Asad ibn Abdul Asad al-¬Makhzumi keluar dari pasukan Quraisy seraya berkata, “Demi tuhan, aku sungguh-sungguh akan meminum air kolam mereka, akan merusaknya (kolam air), atau mati di hadapannya.” Maka, ketika ia sudah mendekat, Hamzah pun merintanginya dan menyerangnya. Hamzah berhasil memukulnya hingga kakinya retak. Akan tetapi, Asad masih terus merangkak menuju ke kolam guna memenuhi sumpahnya dan Hamzah terus mengikutinya, memukul, dan akhirnya membunuhnya di depan kolam tersebut.

Pengajaran dari peperangan ini menunjukkan bahwa kaum Quraisy tidak bersatu padu. Ini terbukti apabila ada beberapa pasukan yang menarik diri sebelum perang terjadi. Dengan ini sebagai orang Islam kita harus bersatu demi untuk mencapai kemenangan.

Kaum Quraisy terlalu yakin yang mereka akan berjaya memusnahkan Islam yang memang sedikit dari jumlah tetapi tidak dari semangat. Mereka tidak dapat mengalah tentera Islam kerana semangat tentera Islam begitu kukuh kerana Rasulullah telah berjaya menjalin silaturrahim yang kuat sesama Islam. Nabi Muhammad S.A.W pintar mengendalikan taktik peperangan. Orang Islam mempunyai pegangan iaitu berjaya didunia atau mati syahid.