Penguasa Jepara "Nimas Ratu Kalinyamat" (1549-1579), telah menjadikan Jepara berkembang pesat dan menjadi salah satu Bandar Niaga Utama dalam melayani eksport import di Pulau Jawa. Selain itu, Jepara juga menjadi tempat Pangkalan Angkatan Laut hebat yang telah dirintis semenjak masa Kerajaan Demak Bintoro.
Ratu Kalinyamat mempunyai jiwa yang sayang pada masyarakatnya, selain itu juga Sang Ratu mempunyai jiwa patriotisme anti penjajahan yang tinggi. Hal itu dibuktikan dengan mengirimkan armada perang ke Malaka untuk menggempur Portugis di tahun 1551 dan 1574.
Hingga orang-orang Portugis menyebut Ratu Kalinyamat sebagai “RAINHA DE JEPARA’ SENORA DE RICA”, yang berarti Raja Jepara seorang wanita yang sangat berkuasa dan kaya raya.
Saat itu, Sang Ratu yang gagah berani menyerang Portugis dan melibatkan hampir 40 buah kapal yang berisikan 5.000 prajurit. Namun serangan pertama ini gagal yang mengakibatkan prajurit Kalinyamat mundur karena serangan darat yang dilakukan prajurit Kalinyamat telah diketahui Portugis dan dengan persenjataan lengkap, Portugis berhasil mematahkan serangan itu.
Semangat Pratiotisme sang Ratu terkenal tidak pernah padam, hingga pada abad ke-16 Portugis yang diakui sebagai bangsa pemberani di Dunia telah dikalahkan dengan serangan kedua oleh Ratu Kalinyamat. Tepatnya pada Oktober 1574 (24 tahun kemudian), Sang Ratu mengirimkan armada militer pemberaninya yang melibatkan 300 buah kapal, diantaranya 15.000 prajurit dan 80 buah kapal besar.
Perang diantara prajurit Kalinyamat dan Portugis berlangsung berbulan-bulan dan belum juga bisa mengusir tentara Portugis dari Malaka. Namun, dengan kegigihan panglima perang Kalinyamat "Quilimo" sebutan dari bangsa Portugis, setidaknya membuahkan hasil. Hal itu terbukti pada abad ke-16 dan seterusnya bangsa Portugis tidak berani lagi mengusik masyarakat di Pulau Jawa. Peninggalan sejarah yang bisa dilihat di Jepara akibat dari perang besar antara Jepara dan Portugis, terdapat di Malaka komplek kuburan atau masyarakat menyebutnya sebagai Makam Tentara Jawa.
Menurut sejarah, Ratu Kalinyamat wafat tahun 1579 dan dimakamkan disebelah makam suaminya, Pangeran Hadirin di desa Mantingan Jepara. Hingga saat ini, Jepara menjadi salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang makmur, kuat dan terkenal hingga bangsa Portugis.
Hari Jadi Jepara sendiri mengambil waktu saat Ratu Kalinyamat dinobatkan sebagai penguasa Jepara (10 April 1549) yang ditandai dengan CANDRA SENGKALA "TRUS KARYA TATANING BUMI" yang mempunyai arti terus bekerja keras membangun daerah.
No comments:
Post a Comment