Friday 18 November 2016

Mandi Dalam Islam

HUKUM MANDI DAN SEBAB-SEBAB YANG MEWAJIBKAN MANDI
Bagi orang yang akan shalat, tidak sah shalatnya jika masih mempunyai hadats besar. Hadats besar adalah hadats yang disebabkan bersetubuh, keluar mani, haid, nifas dan melahirkan. Hadats besar dapat dihilangkan dengan mandi. Mandi seperti ini disebut mandi junub atau janabat, atau MANDI WAJIB, atau mandi hadats besar. Hukum mandi ini adalah wajib.

SEBAB-SEBAB YANG MEWAJIBKAN MANDI
Hal-hal yang menyebabkan seseorang wajib mandi ada 6 yaitu:
A. Bersetubuh (walaupun tidak keluar air mani).
B. Keluar air mani (baik karena bersetubuh atau bermimpi atau karena sebab lain).
C. Mati yang bukan mati syahid (orang yang mati syahid tidak wajib dimandikan).
D. Selesai haid (menstruasi), yaitu keluarnya darah dari rahim wanita yang telah berusia 9 tahun setiap bulan sebagai bagian dari siklus biologisnya.
E. Selesai nifas, yaitu darah yang keluar dari wanita yang habis melahirkan.
F. Wiladah (melahirkan).

Catatan:
CIRI-CIRI AIR MANI ADALAH:
- Keluarnya dengan memancar (tersendat-sendat).
- saat keluar terasa lezat.
- baunya:
a. Jika masih basah seperti bau adonan roti, atau bau mayang korma.
b. Jika sudah kering seperti bau putih telur.

FARDHU MANDI
fardhu mandi ada 3 yaitu:
1. Niat. Niat ini dibaca di dalam hati pada saat mulai membasuh bagian manapun dari tubuh. Adapun lafal niat MANDI adalah:
NAWAITUL GHUSLA LIRAF'IL HADATSIL AKBARI FARDHAN LILLAAHITA'AALAA.
Artinya ("aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar fardhu karena Allah taala").
2. Membasuh seluruh tubuh dengan air sampai rata (semua rambut dan kulitnya harus kena air).
3. Menghilangkan najis jika ada dibadan.

SUNAT MANDI
sunat mandi ada 5 yaitu:
1. Membaca basmalah ("bismillaahir rahmaanir rahiim") pada saat akan memulai mandi.
2. Berwudhu (sebelum mandi) seperti wudhu hendak shalat.
3. Membasuh (menggosok) badan dengan tangan sampai 3 kali.
4. Mendahulukan yang kanan dari pada yang kiri.
5. Muwalat yaitu sambung menyambung dalam membasuh anggota badan.

MANDI SUNAT
selain MANDI WAJIB, ada beberapa mandi yang disunatkan, yaitu:
A. Mandi ketika hendak shalat juma't.
B. mandi ketika hendak shalat idul fitri.
C. Mandi ketika hendak shalat idul adha.
D. Mandi setelah sembuh dari penyakit gila.
E. Mandi ketika hendak melaksanakan ihram haji atau umrah.
F. Mandi setelah memandikan mayat.
G. Mandi seorang kafir setelah masuk islam.
H. Dan lain-lain.

Rukun Mandi Wajib (cukup 3 rukun ini, mandi wajib anda Sah)
  1. Niat
  2. Menghilangkan najis di badan sama ada yang jelas (‘ayni) atau tidak jelas (hukmi)
  3. Menyampaikan air ke seluruh anggota badan dari hujung rambut sehingga ke hujung kaki.
JENIS NIAT MANDI WAJIB
1. Keluar mani atau keluar haid dan nifas
“Sahaja aku mengangkat hadas besar kerana Allah Taala”.
“Sahaja aku mandi daripada haid kerana Allah Taala”.

2. Mandi disebabkan bersetubuh antara suami dan isteri
“Sahaja aku mandi junub kerana Allah Taala”.

3. Mandi disebabkan keluarnya darah nifas
“Sahaja aku mandi daripada nifas kerana Allah Taala”.

TATA CARA MANDI JUNUB
terbagi menjadi 2 cara :
1. Cara yang mujzi` (yang mencukupi/memadai)
2. Cara yang sempurna
Faedah:
Kata Syeikh Ibnu Utsaimin rahimahullah : batasan antara cara yang sempurna dengan yang cukup adalah apa-apa yang mencakup wajib maka itu sifat cukup, dan apa-apa yang mencakup wajib dan sunnah maka itu sifat sempurna. 

Adapun tata cara yang mujzi`:
1. Niat Akan Melaksanakan Mandi Junub Bukan Sekedar Mandi Biasa.
Karena niat adalah syarat sahnya seluruh ibadah, sebagaimana sabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam :
“sesungguhnya amalan-amalan itu tergantung dengan niat dan sesungguhnya setiap orang sesuai dengan apa yang dia niatkan”. 
Penggalan yang pertama bermakna ia berniat untuk mengerjakan mandi junub, bukan mandi mandi seperti biasa. Penggalan yang kedua bermakna ia meniatkan mandi junub tersebut dalam rangka mentaati Allah dan RasulNya.

2. Menyiram Kepala Sampai Ke Dasar Rambut Dan Seluruh Anggota Badan Dengan Air.
Dalil-dalilnya :
1) Firman Allah Ta’ala :
“Dan jika kalian junub maka bersucilah”.

Kata Ibnu Hazm : Bagaimanapun caranya dia bersuci (mandi-Pent) maka dia telah menunaikan kewajibannya yang Allah wajibkan padanya 

2) Hadits Jubair bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu :
“Kami (para shahabat) saling membicarakan tentang mandi junub di sisi Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam maka beliau berkata : Adapun saya, cukup dengan menuangkan air di atas kepalaku tiga kali kemudian setelah itu menyiramkan air ke seluruh badanku”.

3). Dari ‘Imran bin Husain radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata :
“Dan yang terakhir adalah diberikannya satu bejana air kepada yang orang yang terkena janabah lalu beliau (Nabi) bersabda : Pergilah dan tuangkanlah air itu atas dirimu“.

Kata Syeikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah : “Dan Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam tidak menjelaskan bagaimana cara menuangkan air kepada dirinya. Seandainya mandi itu wajib/harus sebagaimana tata cara mandinya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam (yang sempurna-pent.), tentunya Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam menjelaskan kepada orang tersebut, karena menunda penjelasan pada saat dibutuhkan adalah tidak boleh”.

No comments:

Post a Comment