Friday, 30 December 2016

4 Tuntunan Al-Qur’an Untuk Jadi Orang tua Idaman

Bukan sebuah perkara mudah menjadi orang tua idaman di era yang serba canggih ini. Berbagai perangkat teknologi membuat anak lebih dekat dengan gadget mereka. Tidak heran jika hubungan antara orang tua dan anak merenggang karena kurangnya komunikasi. Belum lagi jika kedua orang tua harus bekerja, maka pertemuan mereka akan sangat minim. Alhasil, anak bisa saja lebih dekat dengan orang-orang yang mengasuhnya sehari-hari. Tidak dipungkiri hal ini akan menyakiti perasaan orang tua, karena tidak begitu diidamkan anak-anaknya. 

Jika mendapati anak dengan sikap demikian, maka orang tua harus mengevaluasi diri apakah sudah menjalankan syariat dalam mendidik anak? Untuk itu, ada baiknya untuk mempelajari tuntunan Al-Qur’an agar menjadi orangtua idaman. Berikut informasi selengkapnya.

1. Mendengarkan dengan Sangat Antusia dan Merespon dengan Penuh Kesungguhan

Hal pertama yang diajarkan Al-Qur’an agar menjadi orangtua idaman adalah mendengarkan dengan sangat antusias dan merespon dengan penuh kesungguhan. Kebanyakan orangtua saat ini mungkin cuek kepada anak mereka. Tidak memperhatikan ketika anaknya berbicara, karena mengganggap pembicaraan tersebut bukanlah hal penting.

Padahal hal yang demikian itu adalah sebuah kesalahan. Sebab teladan ini telah diberikan oleh Nabi Ya’kub terhadap puteranya Nabi Yusuf As. Beliau saat antusias ketika mendengarkan anaknya berbicara seperti yang telah dijabarkan dalam Al-Qur’an. Allah Ta’ala berfirman:

“(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.” (QS. Yusuf [12]: 4).
Mendengar ucapan putranya yang sesungguhnya cukup belia itu, beliau merespon dengan sangat serius.

“Ayahnya berkata: “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Yusuf [12]: 5).

Jika dilihat dari ayat di atas, dialog tersebut menunjukkan bahwa Nabi Ya’kub adalah sosok yang perhatian dalam mendengarkan pembicaraan anaknya dan antusias terhadap apa yang diucapkan tersebut.

Sebagai orangtua, seharusnya menjadi perhatian penting untuk bersungguh-sungguh dalam mendengarkan ucapan, ungkapan, cerita ataupun keluhan dari anak-anak. Terlebih lagi apabila anak tersebut sudah menginjak remaja. Jika orangtua gagal untuk menjadi “pendengar yang baik” maka si anak akan mengalihkan keluh kesahnya tersebut ke media sosial dan sulit untuk dikontrol. 

2. Terus Menerus Menanamkan Tauhid kepada Anak
Tuntunan Al-Qur’an yang kedua yakni terus menerus menanamkan tauhid kepada anak. Teladan ini dicontohkan oleh Luqman Al-Hakim. Cara antara lain dengan memberikan ajaran kepada anak untuk tidak mensekutukan Allah, kemudian memantapkan keyakinan bahwa segala amal perbuatan pasti akan dibalas oleh Allah. Meskipun amalan tersebut hanya sebesar biji sawi, segala bentuk kebaikan dan keburukan semuanya akan dihitung oleh Allah SWT untuk diberikan balasan.

Selanjutnya Luqman Al-Hakim menekankan pentingnya mendirikan shalat sepanjang hidupnya dan mengerjakan amalan yang baik dan menjauhi yang mungkar serta bersabar atas segala musibah yang menimpa diri.

Selain itu, Luqman Al-Hakim juga mengajarkan kepada anaknya untuk tidak menjadi pribadi yang sombong dan berlemah lembutlah dalam berbicara. Perkara mengenai keteladanan Luqman Al-Hakim ini tertuang dalam Al-Qur’an yakni QS. Luqman ayat 13-19.

3. Senatiasa Mendoakan Anak Agar Komitmen Terhadap Syariat

Hal ketiga yang harus dilakuakn yakni mendoakan anak-anak untuk komitmen dalam perkara-perkara asasi seperti tauhid dan shalat. Hal demikian ini diteladankan oleh Nabi Ibrahim As. Allah Ta’ala berfirman:

“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim [14]: 40).

4. Terus Memastikan Tauhid Anak-anak
Tuntunan Al-Qur’an yang terakhir agar menjadi orangtua idaman adalah dengan terus memastikan tauhid anak-anaknya. Meskipun memiliki anak yang sudah berkeluarga dan memiliki keturunan, tidak ada salahnya untuk tetap mengingatkan mereka agar selalu menjalankan tauhid. Hal demikian ini diteladankan oleh Nabi Ya’qub As. Allah Ta’ala berfirman:

“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah (2): 133).

Pertanyaan Nabi Ya’qub tersebut menunjukkan bahwa berkomitmen dalam tauhid itu tidaklah mudah, harus terus diawasi. Jangan sampai mereka meninggalkan syariat hanya untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

No comments:

Post a Comment