Sunday, 21 August 2016

AKHLAK dalam EKONOMI

Akhlak dalam ekonomi

"AKHLAK YANG BAIK ADALAH BISNIS YANG BAIK"
"AKHLAK YANG BAIK ADALAH KEUNTUNGAN YANG RIDHO"
    Islam adalah sebuah sistem yang komprehensif dan merupakan jalan hidup yang sempurna.
   Islam adalah mengatur setiap persoalan dengan asas agama
 Islam juga memadukan segala nilai material dan spiritual ke dalam satu keseimbangan menyeluruh agar memudahkan manusia menjalani kehidupan yang telah ditentukan oleh rahmat dan kasih sayang Allah di akhirat nanti
    Materi adalah makanan bagi tubuh
    Akhlak adalah nutrisi bagi jiwa
    Ibadah kepada Allah adalah tujuan pokok yang harus dijalankan setiap manusia
  Namun ibadah kepada Allah bukanlah dengan memberikanNya makanan berupa materi tapi dgn AKHLAK
  Fenomena sekarang konsep materialistik menjangkau lebih besar didunia ekonomi dan bisnis dibandingkan dengan konsep nilai-nilai spiritual.
 Sehingga kekayaan, kedudukan dan kekuasaan menjadi kreteria umum dalam penilaian BERHASIL, akan tetapi melupakan nilai-nilai moral dan perilaku yang sehat
  Kedudukan akhlak / etika dalam kehidupan manusia menempati tempat yang sangat penting, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan bangsa.
  Seseorang yang berakhlak mulia selalu melaksanakan kewajiban-kewajibannya, memberikan hak yang harus diberikan kepada yang berhak
  Dalam pandangan Islam akhlak mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk berdasarkan ajaran Allah dan Rasul-Nya
      Kepribadian manusia tercermin dari akhlaknya
  Akhlak merupakan sikap hidup seorang muslim yang meliputi perasaan, pikiran dan amalan nyata yang didasarkan pada ajaran Islam
    Sikap hidup dalam hal ini adalah terhadap diri sendiri, sesama manusia, sesama makhluk hidup dan lebih penting sikap hidup terhadap Allah
   Karakteristik akhlak adalah manusia yang mempunyai sifat pema’af, sabar, syukur, pemurah, jujur dan rajin bekerja dll
    Kata akhlak dtemukan dalam al-Qur’an dalam surat Al-Qalam ayat 4 : “Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung”
    Dalam hadits yang diriwayatkan  Malik : “Bahwasanya aku (Muhammad) di atas menjadi Rasul tak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak”
 Dalam hadits yang diriwayatkan HR Ahmad“ Sesungguhnya Aku diutus untuk memuliakan akhlak”.
  Dalam Hadist yang diriwayatkan HR Thabrani : “: Seutama-utama orang mukmin Islamnya ialah yang dapat selamat sekalian orang muslimin dari gangguan lidah dan tangannya. Dan seutama-utamanya orang mukmin Imannya ialah yang paling baik akhlaknya. Dan seutama-utama orang yang hijrah ialah orang yang meninggalkan semua larangan Allah, dan seutama-utama jihad ialah orang yang dapat memerangi hawa nafsunya sendiri untuk melaksanakan perintah-perintah Allah”.
   Kata akhlak dtemukan dalam al-Qur’an dalam surat Al-Qalam ayat 4 : “Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung”
   Dalam hadits yang diriwayatkan  Malik : “Bahwasanya aku (Muhammad) di atas menjadi Rasul tak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak”
 Dalam hadits yang diriwayatkan HR Ahmad“ Sesungguhnya Aku diutus untuk memuliakan akhlak”.
      Dalam Hadist yang diriwayatkan HR Thabrani : “: Seutama-utama orang mukmin Islamnya ialah yang dapat selamat sekalian orang muslimin dari gangguan lidah dan tangannya. Dan seutama-utamanya orang mukmin Imannya ialah yang paling baik akhlaknya. Dan seutama-utama orang yang hijrah ialah orang yang meninggalkan semua larangan Allah, dan seutama-utama jihad ialah orang yang dapat memerangi hawa nafsunya sendiri untuk melaksanakan perintah-perintah Allah”.
  Akhlak memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku manusia, maka ketika hendak membangun perilaku manusia, maka ketika hendak membangun perilaku manusia, pertama yang harus dibangun adalah akhlak, sebab akhlak pokok sedangkan seluruh perilaku adalah cabang. Oleh karena itu apabila pokoknya baik maka baik juga cabangnya
      Bahkan pandangan islam tentang kemajuan atau kemunduran suatu bangsa didasarkan pada kaidah, bahwa umat akan maju bila akhlak warganya baik dan akan mundur bila buruk akhlaknya
    Seperti dalam Q.S Al-Anfal : 53 . “Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah suatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
   Bahkan Islam menjadikan kesembronoan dalam akhlak ini sebagai pertanda buruk dan kehancuran serta keterpurukan.
     Seperti riwayat hadits dari rasulullah SAW : “Sungguh telah menghacurkan umat sebelum kamu, (yaitu) sikap mereka yang bila ada orang terhormat mencuri tidak mereka hukum, tetapi bila orang lemah mencuri maka mereka akan kenakan sanksi hukuman padanya. Demi Allah, andaikata Fatimah anak Muhammad mencuri pasti aku akan potong tangannya”.
Peringatan-peringatan bagi pelaku ekonomi :
1. Riba
2. Kejahatan dan kenajisan
3. Mengambil hak milik orang lain dengan cara yang tidak sah
4. Boros dan riya
5. Perkara-perkara yang meragukan
6. Penjualan illegal
7. Akhlak yang buruk
8. Pelanggaran hukum dan aturan
9. DLL
    Korupsi, menimbun, mengurangi takaran, menipu, memeras dan lain-lain, bertentangan dengan norma akhlak dan undang-undang
 Dalam firman Allah, dalam surat Al-Anfal :27 : “ Hai orang orang-orang yang berimanan, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat  yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui’.
 Islam memberikan kebebasan kepada tiap orang dalam menjual, membeli dan memenuhi keinginan hatinya, tetapi Islam menentang dengan keras sifat ananiyah (egois) yang mendorong sementara orang akan ketamakan pribadi untuk menumpuk kekayaan atas biaya orang lain dan memperkaya pribadi, kendati daribahan baku yang menjadi kebutuhan rakyat
Para ulama beristimbath (menetapkan suatu hukum), bahwa diharamkan menimbun adalah dengan dua syarat :
1. Dilakukan disuatu negara dimana penduduk dinegara itu akan menderita sebab adannya penimbunan
2. Dengan maksud untuk menaikan harga  sehingga orang-orang merasa payah, supaya dia beroleh keuntungan yang berlipat ganda
     Islam melarang seorang muslim berbuat risywah (menyuap) penguasa dan pembantunya begitu sebaliknya.
  Seperti didalam firman Allah : “Dan jangan kamu makan harta benda kamu diantara kamu dengan bathil dan kamu ajukan perkara itu kepada penguasa (hakim) dengan maksud supaya kamu makan sebagian dari harta orang lain dengan dosa, padahal kamu mengetahui” (QS Al-Baqarah : 188)
 Dalam sabda Nabi : “ Allah melaknat penyuap dan yang menerima suap dalam hukum” (Riwayat Ahmad, Tarmizi dan Ibnu Hibban)
   Sabda Nabi : “Rasulullah SAW melaknat orang yang menyuap, yang menerima suap dan yang menjadi perantara” ( Riwayat Ahmad dan Hakim)
  Dalam sabda Nabi :” Barang siapa menimbun bahan makanan selam empat puluh malam maka sungguh Allah tidak lagi perlu kepadanya.” ( Riwayat Ahmad, Hakim, Ibnu Abi Syaibah dan Bazzar) Dan sabdanya pula “Tidak akan menimbun kecuali khaitun (orang yang berbuat dosa)” (HR, Muslim)
  Sabda Nabi : “Saudagar itu diberi rizki, sedang yang menimbun dilaknat” ( Riwayat Ibnu Majah dan Hakim)

         KIAT SUKSES
         JUJUR
         PROFESIONAL
         INOVATIF




No comments:

Post a Comment