Tuesday 18 April 2017

Sulaiman al-Rajhi, Konglomerat yang Memilih Hidup Miskin

Banyak sekali orang yang bekerja keras untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Uang, kekayaan dan kemewahan adalah hal yang sangat diidam-idamkan oleh banyak orang, namun berbeda dengan orang yang satu ini.

Setelah mendapatkan kekayaan dan kemewahan yang telah dia raih dengan susah payah, dia justru memilih untuk hidup sederhana dan meninggalkan segala kekayaan, harta benda, serta kemewahan yang telah dia dapatkan itu.

Namanya ialah Sulaiman al-Rajhi, sosok yang bisa menjadi panutan untuk semua orang. Dia masuk dalam daftar jajaran orang terkaya di dunia dengan memiliki aset kekayaan mencapai US$ 6 miliar atau sekitar Rp 73,16 triliun, memiliki perusahaan besar dan terkenal, serta dikenal luas sebagai orang yang dermawan.

Sulaiman al-Rajhi lahir di Jeddah, Arab Saudi 96 tahun yang lalu. Lahir dari keluarga yang miskin membuatnya harus rela menyelesaikan sekolahnya hanya sampai bangku sekolah dasar (SD).

Namun hal itu tidak membuatnya patah semangat, dia terus belajar dan bekerja disertai niat dan keyakinan bahwa apa yang dia usahakan itu pasti membuahkan hasil yang baik.

Bersama dengan dua orang saudara laki-lakinya, dia mulai bekerja keras untuk bisa bertahan hidup. Hingga pada akhirnya, dia bisa mendirikan sebuah perusahaan perbankan syariah yang saat ini dikenal sebagai Al Rajhi Bank.

Al Rajhi Bank adalah bank syariah terbesar di dunia. Dari perusahaan perbankan yang dia miliki itu, al-Rajhi kemudian aktif untuk ikut berinvestasi di bursa saham Arab Saudi. Bank syariah yang dia dirikan juga membuat para perusahaan perbankan lain di Eropa dan Amerika tertarik untuk bekerjasama dengan Al Rajhi Bank.

Meski kekayaannya terus bertambah, namun Al-Rajhi tidak lupa diri. Dia sangat dikenal dermawan dan selalu teguh dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam. Sehingga tidak heran jika banyak orang yang memuji dan mencintainya karena sifatnya itu.

Sebelum menjadi seseorang yang kaya raya seperti saat ini, dia juga pernah jatuh miskin sebanyak dua kali dalam hidupnya. Itulah yang membuat pria kelahiran 1920 ini terbiasa dengan cobaan hidup.



Yang lebih menarik lagi, dia tidak sama seperti konglomerat-konglomerat lainnya yang ada di dunia ini. Ketika para konglomerat-konglomerat di dunia ini berlomba-lomba untuk terus menumpuk pundi-pundi kekayaan mereka, al-Rajhi justru malah melepas itu semua begitu saja.

Ya, dia memilih hidup miskin dan sederhana setelah apa yang selama ini dia perjuangkan telah dicapai. Dia melimpahkan seluruh harta kekayaan yang dia miliki pada anak-anaknya. Hingga saat ini, Al Rajhi tidak memiliki uang tunai, properti atau saham-saham yang biasa menghiasi kehidupannya.

Harta yang dia sisakan untuk hidupnya hanyalah pakaian yang sehari-hari dikenakannya. Yang membuatnya memilih untuk hidup miskin adalah karena keyakinannya bahwa seluruh kekayaan di muka bumi ini adalah milik Allah semata. Bagi Al Rajhi, manusia yang dipercaya untuk menjaganya dan tidak pantas merasa memilikinya.


Selain itu, dia juga tak mau menghabiskan masa tuanya hanya untuk mencari uang. Dia ingin menikmati waktu yang sangat berharga dalam hidupnya untuk hal-hal yang lebih berguna. Dia juga dengan aktif membagi setiap uang yang mengalir ke kantongnya untuk masyarakat yang lebih membutuhkan.

Semasa menjalani bisnisnya, dia tidak pernah memiliki pesawat pribadi dan selalu bepergian menggunakan kelas ekonomi. Menurut dia, Allah tidak menyukai umatnya yang angkuh dan bersikap secara berlebihan.

Uniknya, meski dia menumpang pesawat milik maskapainya sendiri, dia tetap mengeluarkan uang untuk membeli tiket layaknya penumpang lain. Tanpa pesawat pribadi sekalipun, lewat maskapainya dia tetap memiliki banyak pesawat komersial yang beroperasi atas namanya.

Bahkan semasa hidupnya, dia tak pernah keluar negeri dalam rangka berlibur. Al Rajhi lebih suka menikmati perjalanan melintasi gunung dibandingkan menikmati tempat wisata di tempat lain.

ulaiman Al-Rajhi juga memiliki kebun kurma terluas di daerah Qasim dekat Riyadh, Arab Saudi. Kebun seluas 5.466 hektar yang ditumbuhi sekitar 200 ribu pohon kurma ini bahkan masuk Guinnes World Book Record.

Akan tetapi, pria berusia 96 tahun ini memilih mewakafkan ladang nan luas ini kepada Yayasan Al Khairiyyah. Menariknya setiap bulan Ramadan, buah-buah kurma dari ladang ini dibawa ke Masjidil Haram Makkah dan Masjidil Al Nabawi Madinah untuk menu buka puasa.

Kebun ini bukanlah satu-satunya kebun yang dimiliki oleh Al-Rajhi. Ada tiga perkebunan kurma lainnya yang juga ia wakafkan untuk bulan Ramadan.

Sekarang, meski hidup sederhana, Sulaiman Al-Rajhi dapat menikmati hidupnya dengan tentram. Bahkan dia yakin dengan cara seperti inilah dirinya dapat mengikat tali persaudaraan dengan keluarga.

Baca Juga :
Keutamaan dan Pahala Membaca Al - Quran
Fakta Mengenai Adzan
Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi
Masyaallah, Ternyata Surat Al-Mulk Memiliki Faedah Luar Biasa
6 Kewajiban dalam Rumah Tangga Menurut Islam

No comments:

Post a Comment