Thursday, 12 April 2018

10 Dosa yang Tidak Diampuni oleh Allah SWT

Dosa dalam bahasa Arab disebut dengan itsm dan ‘ishyaan. Dosa dengan pengertian ini memiliki makna berpaling dari perintah tuan, melakukan kesalahan dan kelalaian. Seorang pendosa itu tidak mengikuti akalnya tapi justru mengekor kepada syahwat dan amarahnya dan ketika itu mungkin saja ia terjerambab ke dalam suatu perbuatan dosa dan ketika itu juga ia telah berkhianat kepada dirinya sendiri.

Dosa merupakan perangkap setan dimana bagian dalamnya adalah api dan bagian luarnya itu disertai dengan rasa nikmat dan keinginan syahwat yang sifatnya spontanitas membuat orang lalai terlena dan tenggelam bahwa balasan siksa Ilahi tengah menantinya. 

Di antara dosa-dosa yang dilakukan oleh manusia, maka ada 10 dosa besar yang tidak diampuni oleh Allah SWT. Kesepuluh itu adalah:

1. Musyrik

Musyrik adalah orang yang melakukan dosa syirik (berasal dari kata syarikah : persekutuan) yaitu mempersekutukan atau membuat tandingan hukum atau ajaran lain selain dari ajaran/hukum Allah.

Kemusyrikan secara personal dilaksanakan dengan mengikuti ajaran2 selain ajaran Allah secara sadar dan sukarela (membenarkan ajaran syirik dalam qalbu, menjalankannya dalam tindakan dan berusaha menegakkan atau menjaga ajaran syirik tersebut).

2. Murtad

Seorang yang keluar dari agama islam dan berpindah kelain keyakinan baik disengaja maupun tidak, baik dengan suruhan orang lain maupun atas kemauan sendiri maka Allah SWT akan melaknat orang tersebut dan dosanya tidak akan terampuni dan diakherat kelak Allah akan memberikan tempat An-Naar-NYA. Naudzubillah min dzalik.

3. Pergi ke dukun

Hal ini kadang dimasyarakat masih banyak yang mengikutinya. Padahal mengakunya muslim tetapi masih percaya apa yang dikatakan ilmu perdukunan (peramalan kehidupan). Dosa apabila kita sampai melakukan hal di atas maka sholat kita tidak akan diterima sampai 40 hari.

4. Durhaka Terhadap Orang Tua

Durhaka kepada orang tua / bapak ibu kita. termasuk dosa yang besar. apalagi jika orangtua kita sudah bilang “durhaka”, kemungkinan sudah bisa masuk neraka. Tetapi yang mengatur masuk/tidaknya hanyalah Allah. Rasullulah pernah bersabda, “Orang yang harus kita sayangi pertama adalah ibumu, yang kedua adalah ibumu, dan yang ketiga adalah ibumu, dan barulah yang keempat bapakmu. Jangan sekali-sekali membantah perintah orang tua. itu merupakan dosa yang besar.”

5. Berzina

Berzina adalah bercampurnya antara laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan pernikahan.

“Dan janganlah kamu mendekti zina, sesungguhnya zina adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Isro (17) : 32)

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: ” Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS. An-Nur (24) : 30)

6. Mengadu Domba

Mengadu domba adalah berbicara untuk membuat orang lain berselisih paham terhadap sesama atas omongan kita.

Imam Al Ghozali berkata: Orang yang berlidah dua ialah orang yang mondar-mandir berjalan kepada dua orang yang bermusuhan dan sengaja bicara kepada masing-masing mereka yang sekiranya cocok dengan kehendak masing-masing.

Rasulullah SAW bersabda:

“Orang yang bermuka dua di dunia, nanti akan datang di hari kiamat dengan dua muka dari api neraka.” (HR Thabrani).Dalam riwayat lain, Imam Thabrani dan Al Ashbihani mengatakan Nabi SAW bersabda: 

“Barang siapa yang berlidah dua (plin-plan) maka Allah akan menjadikan dua lidah dari api neraka kepadanya di hari kiamat.”

7. Berkata Dusta

Diriwayatkan dari Ali r.a. : Nabi Muhammad Saw. Pernah bersabda, “Jangan pernah mengatakan dusta tentang aku sebab siapa pun yang mengatakan kebohongan tentang aku maka niscaya ia akan dimasukkan ke dalam api neraka”.

Diriwayatkan dari Salamah bin Al Akwa r.a. : aku pernah mendengar Nabi Muhammad Saw. Bersabda,”Jika seseorang mengatakan sesuatu yang tidak pernah aku katakan dengan menisbahkannya kepadaku maka niscaya ia dimasukkan ke dalam api neraka.”

8. Membunuh

Islam sangat menjaga kehormatan, nyawa dan agama dengan menjatuhkan hukuman mati kepada mereka yang mengganggunya seperti dengan melakukan zina, pembunuhan dan murtad.

Ibnu Mas’ud radiallahuanhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : 

“Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah dan bahwa saya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) adalah utusan Allah kecuali dengan tiga sebab : Orang tua yang berzina, membunuh orang lain (dengan sengaja), dan meninggalkan agamanya berpisah dari jamaahnya,” (Riwayat Bukhori dan Muslim)

9. Menggunjing

Allah berfirman (artinya), 

“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubah lagi Maha Penyayang,” (Al-Hujarat: 12).

10. Bersumpah Palsu

Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih,” (Ali Imran: 77).

Allah Ta’ala juga berfirman :

“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta,” (Al-Hajj: 30).
Diriwayatkan dari Imran bin Hushain r.a, dari Nabi saw. bersabda, 

“Barangsiapa bersumpah dengan sumpah dusta pada saat dia wajib bersumpah, silahkah ia menduduki tempat duduknya dengan wajahnya di dalam neraka,” (Shahih, HR Abu Dawud [3242]).

Sumber : blogkhususdoa.com

Baca Juga :
Nabi Muhammad Memohonkan Syafaat Untuk Seluruh Umat
AKHLAK dalam EKONOMI
Rajinlah Shalat Tahajud, Ini Manfaatnya
Hadits Keutamaan Al-Qur’an (Perumpamaan Bagi Pembaca Al-Qur’an)
Kelebihan Bulan Rabiulawal dan Peristiwa Badar

Tags : Islam, Muslim, Nabi, Imam Al Ghozali, Rasulullah SAW, Musyrik, Bersumpah Palsu, Menggunjing, Membunuh, Berkata Dusta, Mengadu Domba, Berzina, Durhaka Terhadap Orang Tua, Pergi ke dukun, Murtad

Laa Ilaaha illallah Kunci Surga

1. Ibnu Abid Dunya beserta Imam Baihaqi meriwayatkan dari Abu Hurairah ra: “Malaikat maut menghampiri seorang laki-laki yang telah mati, ...lalu ia meneliti seluruh anggota tubuhnya, namun ia tidak menemukan amal kebajikan di dalamnya. Kemudian ia membelah hatinya, ia juga tidak menemukan amal kebajikan di dalamnya, lalu dibuka mulutnya, ditemukan lidah yang melekat pada bagian atas mulut sedang membaca “Laa ilaaha illaLlaah”, maka diampuni segala dosanya karena adanya kalimat yang ikhlas itu.” (HR. Thabrani, Baihaqi, Al-Khatib)

2. Ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah memperbarui iman seseorang.
Rasulullah saw bersabda, “Perbaruilah iman kalian.” Sahabat bertanya, “Bagaimana cara kami memperbarui iman, wahai Rasulullah?” “Perbanyaklah membaca Laa Ilaaha Illallah.” (HR. ahmad)

3. Ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah menyelamatkan dari siksa api neraka.
Rasululah saw bersabda, “Allah telah mengharamkan api neraka bagi orang yang membaca Laa ilaaha illallah semata-mata mengharap ridha Allaah.” (HR. Bukhari-Muslim)

Dalam sebuah Hadits Qudsi, Allah SWT berfirman, “Laa ilaaha illallah adalah benteng-Ku, barangsiapa masuk di dalamnya, ia selamat dari siksa-Ku.” (HR. Abu Nu'aim)

4. Dengan ber-dzikir Laa ilaaha illallaah akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan bersinar wajahnya.
Rasulullah saw bersabda, “Tiada seorang hamba membaca Laa ilaaha illaLlaah sebanyak 100 kali kecuali Allaah bangkitkan dia di hari kiamat dalam keadaan bersinar wajahnya seperti rembulan di malam bulan purnama.” (HR. Ad-Dailami)

5. Ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah lebih utama dari seisi langit dan bumi.
Imam Nasa’i meriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudhri ra: Nabi saw bersabda, “Nabi Musa as berdoa, “Wahai Tuhanku, ajarkanlah kepadaku tentang sesuatu untuk berdzikir kepada-Mu.” Maka Allah berfirman, “Ucapkanlah Laa ilaaha illaLlaah.” Lalu Nabi Musa berdoa lagi, “Wahai Tuhanku, setiap hamba-Mu membaca ini, saya ingin sesuatu yang istimewa untukku.” Maka Allah berfirman lagi, “Wahai Musa, andaikata tujuh petala langit dan penghuninya serta tujuh lapis bumi diletakkan di sebelah timbangan kalimat “Laa ilaaha illaLlaah”, niscaya akan lebih berat kalimat “Laa ilaaha illaLlaah”, melebihi dari semua itu.”

6. Ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah membuat iblis berputus asa dalam mencelakakan diri orang yang membacanya.
Nabi saw telah bersabda, “Biasakanlah membaca kalimat “Laa ilaaha illaLlaah” dan istighfar, perbanyaklah membaca keduanya. Sesungguhnya iblis telah berkata, “Aku telah membinasakan manusia dengan dosa, namun mereka membinasakan aku dengan ucapan “Laa ilaaha illaLlaah dan istighfar”, ketika dalam keadaan yang seperti itu maka aku binasakan mereka dengan hawa nafsu, dan mereka mengira bahwa dirinya telah mendapat hidayah.” (HR. Abu Ya`la)

7. Ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah merupakan harga Surga.
Nabi shallaLlaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘laa ilaaha illaLlaah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Dawud).

Dari Abu Dzar ra, berkata, Nabi saw bersabda, “Tidak ada seorang hambapun yang mengucapkan Laa ilaaha illaLlaah kemudian dia mati diatas keyakinan tersebut kecuali dia masuk surga.” (HR. Bukhari).

Dari Muadz bin Jabal ra, Rasulullah saw bersabda, “Kunci-kunci surga ialah ucapan syahadat, Laa ilaaha illallaah.” (HR. Ahmad).

8. Ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah menghindarkan diri dari siksa-Nya.
Dari Ali ra, berkata Rasulullah saw kepadaku, “Jibril as berkata, Allah Azza wa Jalla berfirman, “Sesungguhnya Akulah Allah. Tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku. Barangsiapa mendatangi-Ku dengan mengucapkan Laa ilaaha illallaah dengan ikhlas, maka ia masuk dalam lindungan-Ku. Dan barangsiapa masuk dalam lindungan-Ku, maka ia aman dari siksa-Ku.” (HR. Abu Nuaim).

Dari Ibnu Abbas ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Tertulis di pintu surga, “Sesungguhnya Akulah Allah, tiada Tuhan yang patut disembah selain-Ku. Aku tak akan menyiksa orang yang mengucapkannya.” (HR. Abu Syekh).

Rasulullah saw bersabda, “Kalimat Laa ilaaha illaLlaah tetap selalu berguna bagi orang yang mengucapkan (membacanya) dan dapat menghindarkan bala’ dan siksa dari mereka, selama mereka tidak meremehkannya.” (HR. Al Ashabani).

9. Ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah sebaik-baik kebaikan yang mengganti keburukan.
Dari Syamr bin Athiyyah, dari beberapa orang gurunya, dari Abu Ad Darda ra dia berkata, aku berkata, “Ya Rasulullah! Berwasiatlah kepadaku!” Rasulullah saw bersabda, “Apabila engkau melakukan suatu kejahatan, maka ikutkanlah kejahatan itu dengan amalan yang baik, karena hal itu akan menghapusnya.” Aku berkata, “Ya Rasulullah, apakah kalimat Laa ilaaha illaLlaah termasuk diantara kebaikan?” Rasulullah saw bersabda, “Kalimat itu adalah sebaik-baik kebaikan.” (HR. Ahmad).

Dari Anas ra, sabda Rasulullah saw “Tiada seorang hamba pun yang mengucapkan Laa ilaaha illallaah pada suatu waktu, malam atau siang hari, kecuali akan dihapuskan dari catatannya amal-amal buruknya, bahkan keburukan itu diganti dengan kebaikan.” (HR. Abu Ya’la).

Dari Ummu Hani ra, Rasulullah saw bersabda, “Laa ilaaha illaLlaah tidak dapat ditandingi oleh amal apapun. Dan kalimat ini tidak akan meninggalkan dosa sedikitpun.” (HR. Ibnu Majah).

10. Ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah menghapuskan dosa.
Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw bersabda, “Ajarilah anak-anakmu ‘Laa ilaaha illaLlaah’ ketika mereka mulai berbicara. Dan talkinkanlah kepada mereka ketika menjelang wafatnya dengan ‘Laa ilaaha illaLlaah’. Sesungguhnya, barangsiapa ucapan pertamanya ‘Laa ilaaha illaLlaah’ dan ucapan yang terakhirnya juga ‘Laa ilaaha illaLlaah’, lalu ia hidup selama seribu tahun, maka ia tidak akan ditanya tentang satu dosa pun.” (HR. Baihaqi).

Dari Anas ra, sesungguhnya Abu Bakar ra menjumpai Nabi saw dalam keadaan bersedih. Nabi saw bertanya, “Mengapa kamu nampak sedih?” Jawab Abu Bakar ra “Ya Rasulullah, kemarin malam keponakanku hampir meninggal dunia.” Lalu beliau bersabda, “Apakah engkau telah mentalqinkannya dengan Laa ilaaha illallaah?” Sahut Abu Bakar ra “Ya, sudah kulakukan.” Sabda beliau, “Apakah ia membacanya?” Jawabnya, “Ya, ia membacanya.” Sabda beliau, “Ia wajib masuk surga.” Abu Bakar ra bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana jika orang hidup membaca kalimat ini?” Beliau bersabda, “Ia lebih menghapuskan dosa-dosanya. Ia lebih menghapuskan dosa-dosanya.” (HR. Dailami).

Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya Allaah Ta’ala memiliki sebuah tiang yang terbuat dari Nur terletak di hadapan Arsy-Nya, jika ada seorang hamba yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illaLlaahu’, maka bergetarlah tiang itu. Allaah berfirman, “Berhentilah.” (tiang itu) menjawab, “Bagaimana aku dapat berhenti, sedangkan Engkau belum mengampuni orang yang mengucapkannya?” Firman Allaah, “Sesungguhnya Aku telah mengampuninya.” Maka barulah tiang itu berhenti.” (HR. Al Bazzar).

11. Allaah SWT teman duduk orang yang ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah dan pasti akan berjumpa dengan-Nya.
Firman Allaah SWT dalam Hadits Qudsi, “Allah SWT mengirimkan wahyu kepada Nabi Musa as, “Ya Musa! Apakah engkau senang Aku berdiam bersamamu dalam rumahmu?” (mendengar itu) Nabi Musa tunduk bersujud kepada Allah kemudian berkata, “Ya Rabbi, bagaimana mungkin hal itu?” Allah berfirman pada Musa, “Ya Musa! Apakah tidak engkau ketahui bahwa Aku teman duduk bagi orang yang berdzikir pada-Ku? Dan (lebih dari itu) di mana pun hamba-Ku mencari Aku, maka pasti menjumpai-Ku.” (HQR. Ibnu Syahin, dari Jabir ra)

12. Dengan ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah akan mendapat syafa'at Rasulullah saw.
Abu Hurairah ra bertanya kepada Rasulullah saw, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling bahagia dengan memperoleh syafaatmu pada hari Kiamat kelak?” Beliau menjawab, “Aku telah mendugamu, wahai Abu Hurairah, bahwa kulihat keinginan besarmu terhadap hadits. Orang yang paling beruntung dengan syafaatku pada hari Kiamat ialah orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’ dengan ikhlas dari hatinya atau jiwanya.” (HR. Bukhari).

Dari Umar ra, Rasulullah saw bersabda, “Ketika Adam as telah berbuat suatu dosa, maka saat ia menengadahkan kepalanya ke langit, ia berkata, “Aku memohon kepada-Mu, dengan wasilah Muhammad, ampunilah diriku.” Maka Allah mewahyukan kepadanya, “Siapakah Muhammad?” Adam as menjawab, “Maha Berkah Nama-Mu, ketika Engkau ciptakan daku, aku tengadahkan kepalaku ke Arsy-Mu dan ternyata tertulis di dalamnya ‘Laa ilaaha illallaahu Muhammadur Rasuulullaah.’ Maka kuketahui bahwa Muhammad itu seseorang yang derajatnya tiada seorang pun yang sederajat dengannya, sehingga Engkau letakkan namanya berdampingan dengan nama-Mu.” Lalu Allah menurunkan wahyu padanya, “Wahai Adam, sesungguhnya ia adalah Nabi yang terakhir dari anak keturunanmu. Seandainya tidak karena ia, maka tidak Ku ciptakan dirimu.” (HR. Thabrani, Hakim, Abu Nu’aim, Baihaqi).

13. Ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah akan menghindarkan dari penderitaan menjelang maut, kegelapan dan adzab kubur, serta mahsyar.
Dari Yahya bin Thalhah bin Abdullah ra bercerita, “Suatu ketika, terlihat Thalhah bersedih, maka orang-orang bertanya, “Mengapa kamu bersedih?” Ia menjawab, “Sesungguhnya kudengar Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui sebuah kalimat yang tiada seorang hamba membacanya menjelang mautnya, kecuali akan Allah hindarkan darinya segala penderitaannya dan wajahnya akan bersinar, dan akan ia lihat apa yang mengembirakannya.” Namun belum sempat kutanyai beliau kalimat apakah itu hingga wafatnya.” Umar ra berkata, “Sesungguhnya aku mengetahui kalimat itu.” Ia menyahut, “Apa itu?” Ia berkata, “Aku tidak mengetahui sebuah kalimat yang lebih agung daripada kalimat yang ia perintahkan pamannya dengannya, yaitu ‘Laa ilaaha illallaah’ ia berkata, “Demi Allaah, itulah kalimatnya. Demi Allaah itulah kalimatnya.” (HR. Baihaqi).

Ibnu Abbas ra berkata, “Suatu ketika Jibril as mendatangi Rasulullah saw ketika itu beliau sedang sangat sedih. Jibril as berkata, “Allah mengirim salam untukmu. Dan melihatmu seperti ini, Dia bertanya, “Ada apa?” (padahal Allah Maha Mengetahui isi hati makhluk-Nya. Ini hanya menunjukkan penghormatan kepada Nabi saw). Jawab beliau, “Wahai Jibril, aku sangat memikirkan, bagaimana umatku pada hari Kiamat nanti.” Jibril bertanya, “Umatmu yang kafir atau yang muslim?” Sabda Nabi saw “Aku khawatir atas kaum muslimin.” Lalu Jibril membawa Nabi saw mengunjungi kuburan kaum muslimin dari Banu Salamah, Jibril memukul salah satu kubur itu dengan sayapnya, sambil berkata, “Dengan ijin Allah, bangkitlah kamu.” Lalu bangkitlah seseorang yang sangat tampan, lalu ia mengucapkan. “Laa ilaaha illallaahu Muhammadar rasuulullaahi, Alhamdulillaahi rabbil’aalamiin.” Kemudian Jibril menyuruhnya, “Kembalilah ke tempatmu.” Sabda Nabi saw “Seseorang akan dibangkitkan menurut keadaan ketika matinya.”

Dari Ibnu Umar ra, Rasulullah saw bersabda, “Bukanlah atas ahli Laa ilaaha illallaah kegelapan di kubur mereka dan juga tidak di Mahsyar. Seakan-akan aku melihat ahli Laa ilaaha illallaah bangkit dari kuburnya sambil mengibaskan debu dari kepalanya lalu berkata, “Segala puji bagi Allaah yang telah menjauhkan kami dari kesedihan.” Riwayat lain menyebutkan bahwa ahli Laa ilaaha illallaah tak akan mengalami kegelapan saat mati, atau saat di kubur.” (HR. Thabrani, Baihaqi).

14. Dengan ber-dzikir Laa ilaaha illaLlaah pintu langit sampai Arsy akan terbuka dan tidak ada hijab dengan Allah.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seseorang hamba membaca Laa ilaaha illaLlaah, kecuali akan dibukakan baginya pintu langit hingga Arsy, selama ia menghindarkan diri dari dosa-dosa besar.” (HR. Tirmidzi).

Dari Anas ra, Rasulullah saw bersabda, “Tiada sesuatu pun kecuali di antara ia dengan Allaah ada hijab, melainkan ucapan Laa ilaaha illallaah, dan doa seorang bapak (untuk anaknya).” (HR. Ahmad, Ibnu Mardawaih).

Baca Juga :
Dahsyatnya Membaca Surat Al Ikhlas
Peristiwa Penting Di Bulan Dzulqa’dah
Makna Dua Kalimat Syahadat
12 Nabi Palsu Zaman Rasulullah SAW
Bersandar Hanya Kepada Allah Saja

10 Golongan Manusia yang Akan Masuk Surga Tanpa Hisab

Menurut hadis yang diriwayat Bukhari dan Muslim bersumber dari Ibnu Abbas r.a, terdapat 70,000 umat Muhammad s.a.w yang akan masuk syurga tanpa hisab dan tanpa azab.

10 golongan manusia ini dikatakan akan mempunyai muka bercahaya seperti bulan purnama. Siapakah 10 golongan manusia yang akan masuk syurga tanpa hisab itu?

1. Ahli Al-Fadl (ahli kemuliaan)Golongan ini adalah orang yang bersabar menanggung kesakitan apabila dizalimi dan diperbodohkan dan mereka senantiasa memaafkan segala kejahatan yang dilakukan terhadap mereka.

2. Ahli As-Sabr (ahli kesabaran)Golongan yang sentiasa bersabar menjalani suruhan dan sentiasa taat kepada Allah. Mereka yang sentiasa menghindarkan diri dari melakukan maksiat.

3. Berjiran Kerana AllahGolongan ini akan saling berziarah dalam berkasih sayang kerana Allah. Mereka yang duduk dan bangun bersama-sama dengan saudara mereka kerana Allah. (hadis riwayat Abu Nu’aim daripada Ali bin Husain)

4. Orang yang meninggal dalam perjalanan ke Mekah, tidak kira pergi atau balik. (hadis riwayat Jabir)

5. Golongan yang senantiasa menuntut ilmu yang membawa ke jalan Allah, perempuan yang taat kepada suami dan anak yang berbakti kepada ibu bapa. (hadis marfu’ sumber Abu Ayyaub al-ansari)

6. Individu yang dalam perjalanan hendak menunaikan hajat saudara seislamnya sehingga tertunai hajat tersebut dan meninggal dalam masa tersebut. (hadis marfu’ sumber daripada Anas)

7. Individu yang mengasuh kanak-kanak sehingga kanak-kanak itu berupaya mengucapkan ‘lailahaillallah”. (hadis sumber daripada A’isyah r.a)

8. Orang islam lelaki dan perempuan yang meninggal pada malam dan siang hari jumaat. (hadis marfu’ sumber daripada ‘Ata’)

9. Hamba Allah yang bersabar dengan ujian bala bencana pada tubuhnya ataupun pada tubuh anaknya. (hadis marfu’ riwayat Hakim at-Tirmidzi)

10. Individu yang menggali perigi di tengah padang dengan penuh keimanan demi mendapatkan ganjaran Allah. (Ibn Mas’ud)

Al-Hakim dan al-Baihaqi mengeluarkan hadis bersumber daripada Jabir secara marfu’:
“Barangsiapa yang lebih kebajikannya atas kejahatannya, maka mereka itulah yang masuk ke syurga tanpa hisab, dan barang siapa yang sama kebajikannya dan kejahatannya maka mereka itulah yang dihisabkan dengan hisab yang sedikit, dan barang siapa yang kejahatannya lebih banyak, maka dialah yang diberikan syafaat setelah menerima siksaannya.”

Mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan yang dapat masuk ke syurga tanpa hisab

Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Sejak Dini

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

“Sesungguhnya Allah SWT suka kepada hamba yang berkarya dan terampil. Barang siapa bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka dia serupa dengan seorang mujahid fii sabiilillah”. (HR. Imam Ahmad).

Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, Allahuma shalli ‘ala Muhammad wa’ala aalihi washahbihii ajmai’iin. Saudaraku yang baik, Indonesia ini negara yang paling besar jumlah umat Islamnya di dunia. Seperti kita ketahui, negara 350 tahun dijajah Belanda, 3,5 tahun dijajah Jepang.

Bedanya dengan Jepang, mereka sudah bisa bikin hand phone. Apa yang telah dilakukan oleh 200 juta orang ini?. Pabrik banyak, kita hanya jadi karyawannya saja, ya …sebesar-besar gaji karyawan?!. Di jalan-jalan juga banyak terdapat toko, kita sebagai penunggunya, pastinya semua keuntungan akan kembali pada pemilik toko.

Saudaraku yang budiman, bagaimana enterpreneurship Rasulullah SAW. Ternyata, beliau adalah seorang pedagang. Rasulullah semenjak usia 8 tahun 2 bulan sudah mulai menggembalakan kambing. Pada usia 12 tahun ke Syiria hafilah dagang, itu luar biasa jauhnya. Dan usia 25 tahun seperti yang kita bahas, Muhammad menikah dengan Siti Khadijah dengan mahar 20 ekor unta muda.

Di Indonesia belum kita dapati pemuda kaya yang berani memberi mahar sebanyak itu. Dan yang paling dahsyat ternyata para nabi juga begitu, bahkan sembilan dari sepuluh yang dijamin masuk syurga, mereka orang-orang yang memiliki financial yang baik. Abdurrahman Bin Auf yang pergi hijrah tidak punya apa-apa, di Madinah diberi kebun kurma malah minta ditunjukkan jalan ke pasar. Hasilnya, ketika peperangan, beliau sedekah unta begitu banyak, sedekah kuda, dan beliau wakafkan dirinya untuk berjuang.

Saudaraku, jiwa wirausaha ini benar-benar harus ditanamkan sejak kecil, karena kalau tidak, maka potensi apa pun tidak bisa dibuat jadi manfaat. Prinsipnya, enterpreneurship itu adalah kemampuan untuk meng-create, men-design sebuah manfaat dari apa pun. Seorang wirausaha melihat batu bisa punya nilai jual. Tapi, orang yang jail lihat batu, hanya akan dipakai untuk melempar orang, ini bedanya. Sebuah kulit dengan ukuran sama akan beda nilainya tergantung penilaian seseorang.

Kalau dia punya jiwa wirausaha, kulit itu bisa dibuat sedemikian rupa menjadi sebuah hiasan yang harganya tinggi. Tapi, kalau sederhana cara berpikirnya, kulit tersebut akan dijemur, dipotong-potong, digoreng menjadi dorokdok atau kerupuk kulit. Paling tinggi harganya 200 rupiah, padahal ukurannya sama. Enaknya kalau kita menjadi orang yang mandiri, seperti para sahabat, kita sendiri yang mengatur jam kerja dan gaji karena perusahaan milik sendiri, namun tetap harus dengan ketentuan yang profesional. Kita bisa berkreasi lebih luas dan lebih banyak walaupun tentu ada syarat-syarat tertentu.

Dalam Islam, yang namanya bisnis yang untung itu adalah yang membuat orang lain merasa beruntung sebanyak mungkin. Kalau mereka beruntung dan puas, mereka bilang pada siapa pun. Mending untung sedikit tapi laku banyak dari pada untung banyak tapi laku sedikit. Belajarlah menahan diri untuk menikmati kebahagiaan orang lain sebagai keberuntungan kita. Banyak untung itu bagus tapi barokah, yaitu manfaat di dunia dan manfaat di akhirat.

Niat harus bagus dalam wirausaha. Jadi, jual beli bukan masalah transaksi uang dan barang, tapi jual beli itu harus jadi amal sholeh. Rahasia amal sholeh itu ada dua, Niatnya betul dan caranya benar. Jadi, anda harus tanya dahulu niatnya apa nih?. Kalau hanya sekedar beli barang, maka anda rugi, karena uang hanyalah titipan Allah. Jadi, setiap transaksi harus menjadi pahala. Jual beli itu butuh waktu, waktu itu adalah modal kita, maka harus jadi pahala.

Bagi orang yang curang, Allah SWT akan mencabut barokahnya Masalah kecurangan ini Allah jelaskan dalam Qur’an surat Al Muthoffifin. Orang curang adalah orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, sedangkan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka akan menguranginya.

Kalau uang itu tidak barokah, dia tidak akan pernah tenang. Kalau uang itu tidak barokah, dia selalu dililit oleh kekurangan walaupun uangnya sudah melimpah. Dan kalau uang itu tidak barokah, namanya jauh lebih hina dari pada sebanyak apa pun harta yang dimiliki. Orang yang mengurangi timbangan, maka akan hancur barokahnya. Sepertinya untung, padahal kalau Allah mau membuat musibah, maka akan gampang. Contohnya, dengan gampang Allah akan membuat penyakit , semua keuntungannya habis untuk mengobati penyakitnya. Buat saja penyakit yang buat dia tidak pernah menikmati apa yang dimilikinya.

Oleh karena itu, transaksi jual beli kita harus menjadi amal sholeh. Pilihlah para pedagang yang diperkirakan berdagangnya itu menjadi kebaikan, yang kalau dia punya untung, untungnya itu juga mashlahat. Jangan sampai kita belanja kepada orang yang untungnya bisa menjadi fitnah bagi kita. Begitu pun bagi yang menjual sesuatu, usahakan kepuasan kita bukan kita yang beruntung, tapi untungkanlah sebanyak mungkin orang lain. Secara finansial untung, dan buatlah akhlak kita sebaik-baiknya, sehingga orang yang bertransaksi barang dengan kita tidak hanya mendapatkan fasilitas, tidak hanya mendapatkan barang, tapi juga melihat kemuliaan seorang penjual.

Tidak ada gagal dalam bisnis, yang gagal itu yang tidak berani mencoba. Gagal adalah sebuah ongkos sukses. Gagal itu sebuah informasi menuju sukses, asal benar mengemasnya. Keuntungan kita itu adalah punya nama baik. Jadi, nggak apa-apa untung kita pas-pasan, yang penting nama kita jadi berharga. Nah biasanya, orang-orang pemula yang belum juga untung sudah berantem sama temannya karena pembagian saham, padahal baru rencana. Pernah ada orang punya satu telor, karena terlalu keras melamunnya dalam merencanakan usaha dalam benaknya, akhirnya telor itu pecah.

Tidak sedikit orang ingin untung jangka pendek sampai membuat namanya coreng. Maka, bagi orang yang akan terjun ke dunia enterpreneurship, harus mulai kita lihat bahwa yang namanya untung itu bukan kita merasa beruntung sendiri, tapi memberikan keuntungan pada banyak orang, Jadi, uang bukanlah hal yang paling penting dalam berwirausaha.

Kita harus mulai merindukan anak-anak kita ini bukan sebagai pekerja, tapi menjadi orang yang mampu menciptakan pekerjaan. Ini penting, karena begitu banyak potensi yang ada di bangsa ini tidak tergali. Repotnya, kita tuh suka ingin untung ladang enteng, kerja sedikit untung besar. Ini salah!, yang namanya untung kalau jadi enterpreneur adalah punya ilmu saja sudah untung, walaupun uang tidak untung, termasuk pengalaman bangkrut juga untung.

Oleh karena itu, coba kita didik anak-anak kita di rumah. Kalau perlu, kita menggaji mereka untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan terus membangun kemampuan berhemat mereka, kemampuan untuk tidak meremehkan jerih payah orang lain. Kalau anak-anak sudah tahu kepahitan cari uang, maka mereka akan menjadi pejuang yang tangguh dalam hidup ini. Jadi, mulailah kita biasakan mendidik anak-anak kita menjadi petarung dalam hidup ini. Contoh Rosululloh, beliau seorang anak yatim, bahkan jadi yatim piatu, tapi tidak pernah beliau kalah di dalam berjuang, karena selalu menumbuhkan jiwa wirausaha ini. Wallahu a’lam

Bersandar Hanya Kepada Allah Saja

Tiada keberuntungan yang sangat besar dalam hidup ini, kecuali orang yang tidak memiliki sandaran, selain bersandar kepada Allah. Dengan meyakini bahwa memang Allah-lah yang menguasai segala-galanya; mutlak, tidak ada satu celah pun yang luput dari kekuasaan Allah, tidak ada satu noktah sekecil apapun yang luput dari genggaman Allah. Total, sempurna, segala-galanya Allah yang membuat, Allah yang mengurus, Allah yang menguasai.

Adapun kita, manusia, diberi kebebasan untuk memilih, “Faalhamaha fujuraha wataqwaaha”, “Dan sudah diilhamkan di hati manusia untuk memilih mana kebaikan dan mana keburukan”. Potensi baik dan potensi buruk telah diberikan, kita tinggal memilih mana yang akan kita kembangkan dalam hidup ini. Oleh karena itu, jangan salahkan siapapun andaikata kita termasuk berkelakuan buruk dan terpuruk, kecuali dirinyalah yang memilih menjadi buruk, naudzubillah.

Sedangkan keberuntungan bagi orang-orang yang bersandarnya kepada Allah mengakibatkan dunia ini, atau siapapun, terlampau kecil untuk menjadi sandaran baginya. Sebab, seseorang yang bersandar pada sebuah tiang akan sangat takut tiangnya diambil, karena dia akan terguling, akan terjatuh. Bersandar kepada sebuah kursi, takut kursinya diambil. Begitulah orang-orang yang panik dalam kehidupan ini karena dia bersandar kepada kedudukannya, bersandar kepada hartanya, bersandar kepada penghasilannya, bersandar kepada kekuatan fisiknya, bersandar kepada depositonya, atau sandaran-sandaran yang lainnya.

Padahal, semua yang kita sandari sangat mudah bagi Allah (mengatakan ‘sangat mudah’ juga ini terlalu kurang etis), atau akan ‘sangat mudah sekali’ bagi Allah mengambil apa saja yang kita sandari. Namun, andaikata kita hanya bersandar kepada Allah yang menguasai setiap kejadian, “laa khaufun alaihim walahum yahjanun’, kita tidak pernah akan panik, Insya Allah.

Jabatan diambil, tak masalah, karena jaminan dari Allah tidak tergantung jabatan, kedudukan di kantor, di kampus, tapi kedudukan itu malah memperbudak diri kita, bahkan tidak jarang menjerumuskan dan menghinakan kita. kita lihat banyak orang terpuruk hina karena jabatannya. Maka, kalau kita bergantung pada kedudukan atau jabatan, kita akan takut kehilangannya. Akibatnya, kita akan berusaha mati-matian untuk mengamankannya dan terkadang sikap kita jadi jauh dari kearifan.

Tapi bagi orang yang bersandar kepada Allah dengan ikhlas, ‘ya silahkan … Buat apa bagi saya jabatan, kalau jabatan itu tidak mendekatkan kepada Allah, tidak membuat saya terhormat dalam pandangan Allah?’ tidak apa-apa jabatan kita kecil dalam pandangan manusia, tapi besar dalam pandangan Allah karena kita dapat mempertanggungjawabkannya. Tidak apa-apa kita tidak mendapatkan pujian, penghormatan dari makhluk, tapi mendapat penghormatan yang besar dari Allah SWT. Percayalah walaupun kita punya gaji 10 juta, tidak sulit bagi Allah sehingga kita punya kebutuhan 12 juta. Kita punya gaji 15 juta, tapi oleh Allah diberi penyakit seharga 16 juta, sudah tekor itu.

Oleh karena itu, jangan bersandar kepada gaji atau pula bersandar kepada tabungan. Punya tabungan uang, mudah bagi Allah untuk mengambilnya. Cukup saja dibuat urusan sehingga kita harus mengganti dan lebih besar dari tabungan kita. Demi Allah, tidak ada yang harus kita gantungi selain hanya Allah saja. Punya bapak seorang pejabat, punya kekuasaan, mudah bagi Allah untuk memberikan penyakit yang membuat bapak kita tidak bisa melakukan apapun, sehingga jabatannya harus segera digantikan.

Punya suami gagah perkasa. Begitu kokohnya, lalu kita merasa aman dengan bersandar kepadanya, apa sulitnya bagi Allah membuat sang suami muntaber, akan sangat sulit berkelahi atau beladiri dalam keadaan muntaber. Atau Allah mengirimkan nyamuk Aides Aigepty betina, lalu menggigitnya sehingga terjangkit demam berdarah, maka lemahlah dirinya. Jangankan untuk membela orang lain, membela dirinya sendiri juga sudah sulit, walaupun ia seorang jago beladiri karate.

Otak cerdas, tidak layak membuat kita bergantung pada otak kita. Cukup dengan kepleset menginjak kulit pisang kemudian terjatuh dengan kepala bagian belakang membentur tembok, bisa geger otak, koma, bahkan mati.

Semakin kita bergantung pada sesuatu, semakin diperbudak. Oleh karena itu, para istri jangan terlalu bergantung pada suami. Karena suami bukanlah pemberi rizki, suami hanya salah satu jalan rizki dari Allah, suami setiap saat bisa tidak berdaya. Suami pergi ke kanotr, maka hendaknya istri menitipkannya kepada Allah.

“Wahai Allah, Engkaulah penguasa suami saya. Titip matanya agar terkendali, titip hartanya andai ada jatah rizki yang halal berkah bagi kami, tuntun supaya ia bisa ikhtiar di jalan-Mu, hingga berjumpa dengan keadaan jatah rizkinya yang barokah, tapi kalau tidak ada jatah rizkinya, tolong diadakan ya Allah, karena Engkaulah yang Maha Pembuka dan Penutup rizki, jadikan pekerjaannya menjadi amal shaleh.”

Insya Allah suami pergei bekerja di back up oleh do’a sang istri, subhanallah. Sebuah keluarga yang sungguh-sungguh menyandarkan dirinya hanya kepada Allah. “Wamayatawakkalalallah fahuwa hasbu”, (QS. At Thalaq [65] : 3). Yang hatinya bulat tanpa ada celah, tanpa ada retak, tanpa ada lubang sedikit pun ; Bulat, total, penuh, hatinya hanya kepada Allah, maka bakal dicukupi segala kebutuhannya. Allah Maha Pencemburu pada hambanya yang bergantung kepada makhluk, apalagi bergantung pada benda-benda mati. Mana mungkin? Sedangkan setiap makhluk ada dalam kekuasaan Allah. “Innallaaha ala kulli sai in kadir”.

Oleh karena itu, harus bagi kita untuk terus menerus meminimalkan penggantungan. Karena makin banyak bergantung, siap-siap saja makin banyak kecewa. Sebab yang kita gantungi, “Lahaula wala quwata illa billaah” (tiada daya dan kekuatan yang dimilikinya kecuali atas kehendak Allah). Maka, sudah seharusnya hanya kepada Allah sajalah kita menggantungkan, kita menyandarkan segala sesuatu, dan sekali-kali tidak kepada yang lain, Insya Allah.

Baca Juga :
Kecerdasan Militer Khalid bin al-Walid
11 Hal yang Patut Diteladani dari Muhammad Al-Fatih
Kisah Khulafaur Rasyidin
Mengenal Pohon Thuba di Surga, Untuk Siapa?
Rezeki Yang sering Kita Lupakan, Apa Saja?

Wednesday, 11 April 2018

Profil Ustadz Abdul Somad Lc., MA.

Biodata Ustadz Abdul Somad

Nama Lengkap : H. Abdul Somad, Lc., MA.
Kelahiran : Rabu petang tanggal 30 Jamada al-Ula 1314 Hijrah
Bertepatan dengan 18 Mei 1977 M. 

Kuliah di Al-Azhar, Kairo, Mesir

Ustad Abdul Somad melanjutkan pendidikannya di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir setelah berhasil mendapatkan beasiswa dari pemerintah Mesir. Ia terpilih sebagai salah satu dari 100 penerima beasiswa dengan mengalahkan 900 pelamar lainnya.

Di Universitas Al-Azhar, Mesir, Abdul Somad menyelesaikan kuliahnya dalam kurun waktu 3 tahun 10 bulan dan berhasil mendapatkan gelar .Lc (License) yang merupakan gelar bagi lulusan pendidikan di kawasan timur tengah termasuk Mesir.

Ustad Abdul Somad kemudian melanjutkan pendidikan S2 nya pada tahun 2004 di Maroko tepatnya di Institut Dar Al-Hadis Al-Hassania melalui beasiswa kerajaan Maroko. Abdul Somad merupakan salah satu dari 5 orang asing yang diterima kuliah disana. Abdul Somad menyelesaikan pendidikan masternya dalam jangka waktu 1 tahun 11 bulan dan meraih gelar D.E.S.A (Diplôme d'Etudes Supérieurs Approfondies).

Menjadi Dosen dan Penceramah

Ustad Abdul Somad diketahui bekerja sebagai dosen bahasa arab dan tafsir hadist di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim dari tahun 2009. Selain itu beliau juga mengajar sebagai Dosen Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Azhar Yayasan Masmur, Riau. Beliau juga pernah aktif sebagai Anggota MUI Provinsi Riau dan Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama dan anggota badan amil zakat di Riau dari tahun 2009 hingga 2014.

Kini Ustadz Abdul Somad aktif dalam memberikan ceramah agama islam di berbagai pelosok di wilayah Indonesia. Dimulai dari memberikan dakwah agama melalui kanal Youtube nama Ustad Abdul Somad semakin dikenal di masyarakat setelah video-video ceramahnya menjadi viral di internet.

Ceramah atau isi dakwahnya menegnai agama islam sangat berbobot sesuai dengan kapasitas dirinya sebagai seorang ulama, da'i sekaligus dosen agama islam. Pertanyaan dari para jamaahnya ia jawab berdasarkan sesuai pandangan-pandangan imam mazhab dan mudah dimengerti. Sosoknya yang cerdas dan gayanya yang sederhana membuat Ustad Abdul Somad banyak disukai oleh jamaah atau masyarat sehingga ia banyak menerima undangan untuk ceramah.

Ustad Abdul Somad juga banyak menerjemahkan buku-buku dari Timur Tengah yang memuat mengenai permasalahan seputar rumah tangga dalam islam dan permasalah lain dalam agama islam. Beliau juga sudah menulis tiga buah buku yang berjudul 37 Masalah Populer, 99 Pertanyaan Seputar Sholat dan buku berjudul 33 Tanya Jawab Seputar Qurban.

Pendidikan Ustadz Abdul Somad 

SD al-Washliyah, tamat 1990
Mts Mu'allimin al-Washliyah Medan, tamat 1993
Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, In-hu, tamat 1996
S1 Al-Azhar, Mesir.
S2 Dar Al-Hadits Al-Hassania Institute, Kerajaan Maroko

Pengabdian Ustadz Abdul Somad 

- Dosen Bahasa Arab di Pusat Bahasa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
- Dosen Tafsir dan Hadits di Kelas Internasional Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau.
- Dosen Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Azhar Yayasan Masmur Pekanbaru.
- Anggota MUI Provinsi Riau, Komisi Pengkajian dan Keorganisasian Periode : 2009 – 2014.
- Anggota Badan Amil Zakat Provinsi Riau, Komisi Pengembangan, Periode : 2009 – 2014.
- Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama Provinsi Riau, Periode : 2009 – 2014.

Karya Ilmiah Ustadz Abdul Somad

a. Thesis

رجال الموطأ والصحيحين الذين ضعفهم النسائي في كتاب الضعفاء والمتروكين: جمعا ودراسة

b. Terjemah (Arab – Indonesia)

- Perbuatan Maksiat Penyebab Kerusakan Rumah Tangga (Judul Asli: Al-Ma’ashi Tu’addi ila Al-Faqri wa Kharab Al-Buyut), Penulis: Majdi Fathi As-Sayyid. Diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, Maret 2008.
- 55 Nasihat Perkawinan Untuk Perempuan, (Judul Asli : 55 Nashihat li al-banat qabla az-zawaj), Penulis: DR. Akram Thal’at, Dar at-Ta’if, Cairo. Diterbitkan oleh Penerbit Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, April-2004.
- 101 Kisah Orang-Orang Yang Dikabulkan Doanya (Judul Asli: 101 Qishash wa Qishah li Alladzina Istajaba Allah Lahum Ad-Du’a’, Majdi Fathi As-Sayyid. Diterbitkan oleh Pustaka Azzam – Jakarta, Desember 2004.
- 30 Orang Dijamin Masuk Surga (Judul Asli: 30 al-mubasysyarun bi al-jannah), DR.Mustafa Murad, Dar al-Fajr li at-Turats,Cairo. Diterbitkan oleh Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, Juli-2004.
- 15 Sebab Dicabutnya Berkah (Judul Asli: 15 sabab min asbab naz’ al-barakah), Penulis: Abu Al-Hamd Abdul Fadhil, Dar ar-Raudhah-Cairo. Diterbitkan oleh Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, Agustus-2004.
- Indahnya Seks Setelah Menikah (Judul Asli : Syahr al-‘asal bi la khajal), DR. Aiman Al-Husaini, diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Progresif, Jakarta, September 2004.
- Beberapa Kekeliruan Memahami Pernikahan (Judul Asli: Akhta’ fi mafhum az-zawaj, Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Progresif- Jakarta, September 2004.
- Sejarah Agama Yahudi (Judul Asli: Tarikh ad-Diyanah al-Yahudiyyah), diterbitkan oleh Pustaka al-Kautsar, Jakarta, Desember 2009.

Baca Juga :
Sang Penakluk Maghrib dan Andalusia
Perang Uhud, Kekalahan Kaum Muslim
Tiga Orang Yang Tidak Akan Diajak Bicara Oleh Allah
5 Perang Besar dalam Sejarah Islam
Kesalahan Remaja zaman sekarang!!

Mengenal Manhaj Salaf

Apakah pengertian manhaj salaf? Siapakah mereka para salaf yang dimaksud? Kemudian adakah kewajiban untuk mengikuti manhaj salaf? Marilah kita simak penjelasan berikut semoga semakin memperjelas bagi kita tentang manhaj salaf sesuai pemahaman yang sebenarnya.

1. Apakah definisi dari manhaj?

Manhaj dalam bahasa artinya jalan yang jelas dan terang. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya,

”Untuk tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang…” (Al Maidah: 48)

Sedang menurut istilah, Manhaj ialah kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan yang digunakan bagi setiap pelajaran-pelajaran ilmiyyah, seperi kaidah-kaidah bahasa arab, ushul ‘aqidah, ushul fiqih, dan ushul tafsir dimana dengan ilmu-ilmu ini pembelajaran dalam islam beserta pokok-pokoknya menjadi teratur dan benar. Dan manhaj yang benar adalah jalan hidup yang lurus dan terang dalam beragama menurut pemahaman para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

2. Apakah definisi salaf ?

Salaf berasal dari kata salafa-yaslufu-salafun, artinya telah lalu. Kata salaf juga bermakna: seseorang yang telah mendahului (terdahulu) dalam ilmu, iman, keutamaan, dan kebaikan. Karena itu generasi pertama dari umat ini dari kalangan para tabi’in disebut sebagai as-salafush-shalih.

Sedangkan definisi salaf menurut istilah, salaf adalah sifat yang khusus dimutlakkan untuk para sahabat. Ketika yang disebutkan salaf maka yang dimaksud pertama kali adalah para sahabat. Adapun selain mereka itu ikut serta dalam makna salaf ini, yaitu orang-orang yang mengikuti mereka. Artinya, bila mereka mengikuti para sahabat maka disebut salafiyyin, yaitu orang-orang yang mengikuti salafush shalih.

3. Siapakah salaf yang dimaksud?

Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, yang artinya :

”Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai dibawahnya, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (At- Taubah: 100)

Sedangkan dalam sebuah hadis juga dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan salaf pertama kali adalah sahabat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Sebaik-baik manusia adalah pada masa ku ini (yaitu masa para Sahabat), kemudian yang sesudahnya (masa Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (masa Tabi’ut Tabi’in). Demikian juga yang dikatakan oleh para ulama bahwasannya yang dimaksud dengan salaf adalah para sahabat.

Akan tetapi pembatasan secara waktu tidaklah mutlak tepat karena kita mengetahui bahwa beberapa sekte bid’ah dan sesat sudah muncul pada masa-masa tersebut. Karena itulah keberadaan mereka pada masa-masa itu (tiga kurun yang dimuliakan) tidaklah cukup untuk menghukumi bahwa dirinya berada diatas Manhaj Salaf, selama dirinya tidak mengikuti sahabat radhiyallahu ‘anhum dalam memahami Al Quran dan Assunnah. Karena itulah ulama memberi batasan As-Salaf Ash-Shalih (pendahulu yang shalih).

Imam al Auza’i rahimahullah (wafat th.157 H) seorang Imam Ahlu Sunnah dari Syam berkata, “Bersabarlah dirimu diatas sunnah, tetaplah tegak sebagaimana para sahabat tegak diatasnya. Katakanlah sebagai mana yang mereka katakan, tahanlah dirimu dari apa-apa yang mereka menahan diri darinya. Dan ikutilah jalan salafush shalih karena akan mencukupimu apa saja yang mencukupi mereka.”

Berdasarkan keterangan diatas, menjadi jelaslah bahwa kata salaf muthlak ditujukan untuk para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, semoga Allah Ta’ala meridhai mereka semua. Maka barang siapa yang mengikuti mereka semua dalam agama yang haq ini, maka ia adalah generasi penerus dari sebaik-baik pendahulu yang mulia.

4. Adakah dalil yang menunjukkan kewajiban untuk mengikuti mereka?

Terdapat banyak dalil yang dikemukakan oleh al Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas dalam bukunya Mulia dengan Manhaj Salaf, namun dalam tulisan yang singkat ini kami hanya mengambil beberapa dalil yang mewakili dan dapat digunakan sebagai hujjah.

Dalil-dalil dari Al Quranul Karim dan As Sunnah yang menunjukkan bahwa Manhaj Salaf adalah hujjah yang wajib diikuti oleh kaum muslimin:

  • Firman Allah Ta’ala, yang artinya,”Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (karena kamu menyuruh) berbuat yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah…” (Ali ‘Imran : 10 )Syaikhul Islam IbnuTaimiyah rahimahullah dalam kitabnya Naqdul Mantiq menjelaskan: kaum muslimin telah sepakat bahwa umat ini adalah sebaik-baik umat dan paling sempurna, dan umat yang paling sempurna dan utama adalah generasi yang terdahulu yaitu generasi para Sahabat.
  • Firman Allah Jalla Jalaaluhu, yang artinya, ”Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan-jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa dalam kesesatan yang Telah dikuasainya itu dan kami masukkan ia kedalam jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (An Nisaa: 115 )Imam Ibnu Abi Jamrah rahimahullah mengatakan, ”Para ulama telah berkata mengenai makna dalam firman Allah, ”Dan mengikuti jalan yang bukan jalan-jalan orang yang beriman” yang dimaksud adalah (jalan) para Sahabat generasi pertama.
  • Diriwayatkan dari Sahabat al- ‘Irbadh bin sariyah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,”Suatu hari Rasulullah shalallah ‘alaihi wasallam pernah shalat bersama kami kemudian beliau menghadap kepada kami dan memberikan nasehat kepada kami dengan nasehat yang menjadikan air mata berlinang dan membuat hati bergetar, maka seseorang berkata, ‘Wahai Rasulullah, nasehat ini seakan-akan nasehat dari orang yang akan berpisah, maka apa yang engkau wasiatkan kepada kami?’ Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,‘Aku wasiatkan kepada kalian supaya tetap bertaqwa kepada Allah, tetaplah mendengar dan taat, walaupun yang memerintah kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Sungguh orang yang hidup diantara kalian setelahku maka ia akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian berpegang teguh kepada Sunnahku dan Sunnah Khulafa-ur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Peganglah erat-erat dan gigitlah dia dengan gigi gerahammu. Dan jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang diada-adakan (dalam agama), karena sesungguhnya setiap perkara yang diada-adakan itu adalah bid’ah, dan setiap bid’ah itu adalah sesat.” HR Ahmad (IV/126-127), Abu Dawud (no.4607), at-Tirmidzi (no.2676), ad-Darimi (I/44), al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (I/205), al Hakim (I/95)Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamdiatas terdapat perintah untuk berpegang teguh dengan Sunnah Rasulullah dan Sunnah Khulafa-ur Rasyidin sepeninggal beliau.

Apa Itu Mazhab

Mazhab (bahasa Arab: madzhab) adalah istilah dari bahasa Arab, yang berarti jalan yang dilalui dan dilewati, sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik konkrit maupun abstrak. Sesuatu dikatakan mazhab bagi seseorang jika cara atau jalan tersebut menjadi ciri khasnya.

Menurut para ulama dan ahli agama Islam, yang dinamakan mazhab adalah metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah.

Mazhab menurut ulama fiqih, adalah sebuah metodologi fiqih khusus yang dijalani oleh seorang ahli fiqih mujtahid, yang berbeda dengan ahli fiqih lain, yang menghantarkannya memilih sejumlah hukum dalam kawasan ilmu furu’. Ini adalah pengertian mazhab secara umum, bukan suatu mazhab khusus.

Di antara tonggak penegang ajaran Islam di muka bumi muncul beberapa mazhab raksasa di tengah ratusan mazhab kecil lainnya. Ada 4 Imam disini yang mengajarkan nya.

Singkat nya, keempat mazhab itu adalah Al-Hanabilah, Al-Malikiyah, Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah. Sebenarnya jumlah mazhab besar tidak hanya terbatas hanya 4 saja, namun keempat mazhab itu memang diakui eksistensi dan jati dirinya oleh umat selama 15 abad ini.

Keempatnya masih utuh tegak berdiri dan dijalankan serta dikembangkan oleh mayoritas muslimin di muka bumi. Masing-masing punya basis kekuatan syariah serta masih mampu melahirkan para ulama besar di masa sekarang ini.

Berikut sekelumit sejarah keempat mazhab ini dengan sedikit gambaran landasan manhaj mereka.

1. MazhabAl-Hanifiyah.

Didirikan oleh An-Nu’man bin Tsabit atau lebih dikenal sebagai Imam Abu Hanifah. Beliau berasal dari Kufah dari keturunan bangsa Persia. Beliau hidup dalam dua masa, Daulah Umaiyah dan Abbasiyah. Beliau termasuk pengikut tabiin , sebagian ahli sejarah menyebutkan, ia bahkan termasuk Tabi’in.

Mazhab Al-Hanafiyah sebagaimana dipatok oleh pendirinya, sangat dikenal sebagai terdepan dalam masalah pemanfaatan akal/ logika dalam mengupas masalah fiqih. Oleh para pengamat dianalisa bahwa di antaralatar belakangnya adalah:

· Karena beliau sangat berhati-hati dalam menerima sebuah hadits. Bila beliau tidak terlalu yakin atas keshahihah suatu hadits, maka beliau lebih memlih untuk tidak menggunakannnya. Dan sebagai gantinya, beliau menemukan begitu banyak formula seperti mengqiyaskan suatu masalah dengan masalah lain yang punya dalil nash syar’i.

· Kurang tersedianya hadits yang sudah diseleksi keshahihannya di tempat di mana beliau tinggal. Sebaliknya, begitu banyak hadits palsu, lemah dan bermasalah yang beredar di masa beliau. Perlu diketahui bahwa beliau hidup di masa 100 tahun pertama semenjak wafat nabi SAW, jauh sebelum era imam Al-Bukhari dan imam Muslim yang terkenal sebagai ahli peneliti hadits.

Di kemudian hari, metodologi yang beliau perkenalkan memang sangat berguna buat umat Islam sedunia. Apalagi mengingat Islam mengalami perluasan yang sangat jauh ke seluruh penjuru dunia. Memasuki wilayah yang jauh dari pusat sumber syariah Islam. Metodologi mazhab ini menjadi sangat menentukan dalam dunia fiqih di berbagai negeri.

2. Mazhab Al-Malikiyah

Mazhab ini didirikan oleh Imam Malik bin Anas bin Abi Amir Al-Ashbahi (93 – 179H).Berkembang sejak awal di kota Madinah dalam urusan fiqh.

Mazhab ini ditegakkan di atas doktrin untuk merujuk dalam segala sesuatunya kepada hadits Rasulullah SAW dan praktek penduduk Madinah. Imam Malik membangun madzhabnya dengan 20 dasar; Al-Quran, As-Sunnah (dengan lima rincian dari masing-masing Al-Quran dan As Sunnah; tekstualitas, pemahaman zhahir, lafaz umum, mafhum mukhalafah, mafhum muwafakah, tanbih alal illah), Ijma’, Qiyas, amal ahlul madinah (perbuatan penduduk Madinah), perkataan sahabat, istihsan, saddudzarai’, muraatul khilaf, istishab, maslahah mursalah, syar'u man qablana (syariat nabi terdahulu).

Mazhab ini adalah kebalikan dari mazhan Al-Hanafiyah. Kalau Al-Hanafiyah banyak sekali mengandalkan nalar dan logika, karena kurang tersedianya nash-nash yang valid di Kufah, mazhab Maliki justru ‘kebanjiran’ sumber-sumber syariah. Sebab mazhab ini tumbuh dan berkembang di kota Nabi SAW sendiri, di mana penduduknya adalah anak keturunan para shahabat. Imam Malik sangat meyakini bahwa praktek ibadah yang dikerjakan penduduk Madinah sepeninggal Rasulullah SAW bisa dijadikan dasar hukum, meski tanpa harus merujuk kepada hadits yang shahih para umumnya.

3. Mazhab As-Syafi'iyah

Didirikan oleh Muhammad bin Idris Asy Syafi’i (150 – 204 H). Beliau dilahirkan di Gaza Palestina (Syam) tahun 150 H, tahun wafatnya Abu Hanifah dan wafat di Mesir tahun 203 H.

Di Baghdad, Imam Syafi’i menulis madzhab lamanya (madzhab qodim). Kemudian beliu pindah ke Mesir tahun 200 H dan menuliskan madzhab baru (madzhab jadid). Di sana beliau wafat sebagai syuhadaul 'ilm di akhir bulan Rajab 204 H.

Salah satu karangannya adalah “Ar-Risalah” buku pertama tentang ushul fiqh dan kitab “Al-Umm” yang berisi madzhab fiqhnya yang baru. Imam Syafi’i adalah seorang mujtahid mutlak, imam fiqh, hadis, dan ushul. Beliau mampu memadukan fiqh ahli ra'yi (Al-Hanafiyah) dan fiqh ahli hadits (Al-Malikiyah).

Dasar madzhabnya: Al-Quran, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Beliau tidak mengambil perkataan sahabat karena dianggap sebagai ijtihad yang bisa salah. Beliau juga tidak mengambil Istihsan (menganggap baik suatu masalah) sebagai dasar madzhabnya, menolak maslahah mursalah dan perbuatan penduduk Madinah. Imam Syafi’i mengatakan, ”Barangsiapa yang melakukan istihsan maka ia telah menciptakan syariat.” Penduduk Baghdad mengatakan,”Imam Syafi’i adalah nashirussunnah (pembela sunnah),”

Kitab “Al-Hujjah” yang merupakan madzhab lama diriwayatkan oleh empat imam Irak; Ahmad bin Hanbal, Abu Tsaur, Za’farani, Al-Karabisyi dari Imam Syafi’i. Sementara kitab “Al-Umm” sebagai madzhab yang baru yang diriwayatkan oleh pengikutnya di Mesir; Al-Muzani, Al-Buwaithi, Ar-Rabi’ Jizii bin Sulaiman. Imam Syafi’i mengatakan tentang madzhabnya,”Jika sebuah hadits shahih bertentangan dengan perkataanku, maka ia (hadis) adalah madzhabku, dan buanglah perkataanku di belakang tembok,”

4. Mazhab Al-Hanabilah

Didirikan oleh Imam Ahmad bin Hanbal Asy Syaibani (164 – 241 H). Dilahirkan di Baghdad dan tumbuh besar di sana hingga meninggal pada bulan Rabiul Awal. Beliau memiliki pengalaman perjalanan mencari ilmu di pusat-pusat ilmu, seperti Kufah, Bashrah, Mekah, Madinah, Yaman, Syam.

Beliau berguru kepada Imam Syafi’i ketika datang ke Baghdad sehingga menjadi mujtahid mutlak mustaqil. Gurunya sangat banyak hingga mencapai ratusan. Ia menguasai sebuah hadis dan menghafalnya sehingga menjadi ahli hadis di zamannya dengan berguru kepada Hasyim bin Basyir bin Abi Hazim Al-Bukhari (104 – 183 H).

Imam Ahmad adalah seorang pakar hadis dan fiqh. Imam Syafi’i berkata ketika melakukan perjalanan ke Mesir,”Saya keluar dari Baghdad dan tidaklah saya tinggalkan di sana orang yang paling bertakwa dan paling faqih melebihi Ibnu Hanbal (Imam Ahmad),”

Dasar madzhab Ahmad adalah Al-Quran, Sunnah, fatwah sahahabat, Ijam’, Qiyas, Istishab, Maslahah mursalah, saddudzarai’.

Imam Ahmad tidak mengarang satu kitab pun tentang fiqhnya. Namun pengikutnya yang membukukannya madzhabnya dari perkataan, perbuatan, jawaban atas pertanyaan dan lain-lain. Namun beliau mengarang sebuah kitab hadis “Al-Musnad” yang memuat 40.000 lebih hadis. Beliau memiliki kukuatan hafalan yang kuat. Imam Ahmad mengunakan hadis mursal dan hadis dlaif yang derajatnya meningkat kepada hasan bukan hadis batil atau munkar.

Di antara murid Imam Ahmad adalah Salh bin Ahmad bin Hanbal (w 266 H) anak terbesar Imam Ahmad, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal (213 – 290 H). Shalih bin Ahmad lebih menguasai fiqh dan Abdullah bin Ahmad lebih menguasai hadis. Murid yang adalah Al-Atsram dipanggil Abu Bakr dan nama aslinya; Ahmad bin Muhammad (w 273 H), Abdul Malik bin Abdul Hamid bin Mihran (w 274 H), Abu Bakr Al-Khallal (w 311 H), Abul Qasim (w 334 H) yang terakhir ini memiliki banyak karangan tentang fiqh madzhab Ahmad. Salah satu kitab fiqh madzhab Hanbali adalah “Al-Mughni” karangan Ibnu Qudamah.

Baca Juga :
7 Kisah Para Mualaf Paling Berpengaruh di Dunia
Keistimewaan Menjenguk Orang Sakit Dalam Islam
Masyaallah, Ternyata Surat Al-Mulk Memiliki Faedah Luar Biasa
Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi
Bahaya Riya' Dan Cara Mengobatinya

Uraian Singkat Tafsir Surat Al-Mulk

Al-Mulk
Arti kerajaan
Surat ke 67
Ada 30 ayat
Surat Makkiyah

Al-Mulk Part 1 (ayat 1-5)
1.Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,

Yakni, Allah memuji diri-Nya yang mulia dan memberitahukan bahwa kekuasaan itu hanya berada di tangan-Nya.

Artinya, Dia-lah pengendali satu-satubya terhadap semua makhluk sesuai dengan kehendak-Nya.

Tidak ada yang bisa melawan hukum-Nya.

Dan Dia tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang Dia kerjakan,karena keperkasaan,kebijaksanaan dan keadilan-Nya.

2.Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,

*Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.

Yakni, Allah telah mengadakan makhluk ini dari ketiadaan untuk menguji mereka, yakni untuk menguji siapakah di antara mereka yang paling baik amalnya.

*Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,

Yakni,Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Meskipun Dia Mahatinggi lagi Mahamulia,namun demikian Dia tetap mau memberikan ampunan,kasih sayang,serta memberikan maaf.

3.Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?

*Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.

Yakni,tingkat demi tingkat.

*Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.

Maksudnya,bahkan semuanya saling bersesuaian dan seimbang.

Tidak ada pertentangan,benturan,ketidakcocokkan,kekurangan,aib dan kerusakan.

*Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?

Yakni, lihatlah ke langit dan telitilah,apakah terdapat cacat,kekurangan,kerusakan,atau ketidakseimbangan padanya?

4.Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.

*Kemudian pandanglah sekali lagi

Yakni,dua kali

*niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat

Yakni,rendah

*dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.

Yakni,setelah melihat berulang-ulang sebanyak mungkin,niscaya pandanganmu itu akan kembali,yakni dengan tidak menemukan kerusakan.

5.Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.

*Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang,

Yakni,bintang-bintang yang diletakkan di sana, baik yang beredar maupun yang tetap.

*dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan,

Yakni,bintang-bintang jenis bola api yang ada dibawah bintang.

*dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.

Yakni,Kami jadikan kehinaan di dunia ini untuk syaitan-syaitan teesebut dan telah Kami siapkan pula bagi mereka adzab yang menyala-nyala di akhirat kelak.

Qatadah mengatakan :

Bintang-bintang ini diciptakan untuk tiga fungsi yaitu ia diciptakan oleh Allah sebagai hiasan langit,untuk alat pelempar syaitan,dan sebagai tanda yang dapat dijadikan sebagai petunjuk.

Al-Mulk Part 2 (ayat 6-11)
6.Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.

Yakni,tempat kembali yang paling jelek.

7.Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak,

*Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan,

Yakni,suara jeritan.

*sedang neraka itu menggelegak,

Yakni,neraka itu menggodok mereka,seperti sedikit biji-bijian yang dimasak di air yang sangat banyak.

8.hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?”
9.Mereka menjawab: “Benar ada”, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan: “Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar”.

*hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah.

Yakni,hampir saja sebagian terpisah dari sebagian lainnya karena kemarahannya yang memuncak kepada mereka dan kekesalannya kepada mereka.

*Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?” Mereka menjawab: “Benar ada”, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan: “Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar”.

Yakni,Allah menyebutkan keadilan-Nya kepada Makhluk-makhluk-Nya dan bahwasanya Dia tidak akan mengadzab seorang pun melainkan setelah disampaikan hujjah kepadanya serta dikirimkan utusan kepadanya.

Dan demikianlah mereka melemparkan celaan kepada diri mereka sendiri dan menyesal pada hari di mana penyesalan sudah tidak bermanfaat lagi bagi mereka.

10.Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”.

Maksudnya,seandainya kami memiliki akal yang dapat kami manfaatkan atau mendengar kebenaran yang diturunkan Allah,niscaya kami tidak akan pernah kafir kepada-Nya dan tidak akan melakukan tipu daya terhadap-Nya,tetapi kami tidak mempunyai pemahaman yang dapat kami pergunakan untuk memahami apa yang dibawa oleh para Rasul.

Dan kami juga tidak memiliki pikiran yang dapat membimbing kami untuk mengikuti mereka.

11.Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.

Al-Mulk Part 3 (ayat 12-15)
12.Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.

Yakni,Orang yang menahan diri dari perbuatan maksiat dan melaksanakan berbagai ketaatan,ketika tidak diketahui oleh seorang pun kecuali oleh Allah, maka dia akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar,yakni dosa-dosanya diampuni dan diberi pahala yang berlimpah.

13.Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.

Yakni,Terhadap apa yang terbersit di dalam hati.

14.Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?

*Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan);

Maksudnya,apakah Allah tidak mengetahui makhluk-Nya ?

* dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?

Yakni Maha Mengetahui

15.Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

*Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya

Maksudnya,lakukanlah perjalanan ke mana saja yang kalian kehendaki dari seluruh belahannya serta bertebaranlah kalian di segala penjurunya untuk menjalankan berbagai macam usaha dan perdagangan.

Dan ketahuilah bahwa usaha kalian tidak akan membawa manfaat bagi kalian sama sekali kecuali jika Allah memudahkannya untuk kalian.

*dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya.

Yakni,dengan demikian,usaha yang merupakan sarana sama sekali tidak bertentangan dengan tawakkal.

*Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

Maksudnya,tempat kembali pada hari kiamat kelak.

Al-Mulk Part 4 (ayat 16-19)
16.Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?,

Yakni,pergi dan datang serta berguncang.

17.atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?

*atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu.

Yakni,angin yang membawa taburan batu yang akan memecahkan kalian.

*Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?

Maksudnya,bagaimana peringatan-Ku itu dan akibat yang akan diterima orang yang melanggar serta mendustakannya.

18.Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku.

*Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya).

Yakni,umat-umat terdahulu.

*Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku.

Yakni,bagaimana pengingkaran-Ku terhadap mereka, yaitu sangat dahsyat,sakit lagi sangat pedih

19.Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.

*Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka?

Maksudnya,terkadang burung-burung itu mengepakkan sayapnya di udara dan pada kesempatan yang lain ia mengatupkan dan mengembangkan sayapnya.

*Tidak ada yang menahannya (di udara)

Yakni,di udara

*selain Yang Maha Pemurah.

Yakni,dengan rahmat dan kelembutan-Nya yang telah Dia limpahkan kepada burung-burung tsb.

*Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.

Yakni,yang memberi kemashlahatan bagi semua makhluk-Nya.

Al-Mulk Part 5 (ayat 20-27)
20.Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain daripada Allah Yang Maha Pemurah? Orang-orang kaf-ir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu.

Maksudnya,kalian tidak mempunyai pelindung dan penolong selain Dia.

21.Atau siapakah dia yang memberi kamu rezeki jika Allah menahan rezeki-Nya? Sebenarnya mereka terus menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri?

*atau siapakah dia yang memberi kamu rezeki jika Allah menahan rezeki-Nya?

Maksudnya,siapakah dia yang akan memberi rizki kepada kalian jika Allah memutuskan rizki dari kalian?

*Sebenarnya mereka terus menerus

Yakni,terus menerus dalam kesewenangan,kesombongan dan kesesatan mereka.

*dalam kesombongan dan menjauhkan diri?

Yakni,dalam penentangan dan kesombongan serta pelarian dengan membelakangi kebenaran,tidak mendengar dan mengikutinya.

22.Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak mendapatkan petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?

Yakni,Perumpamaan yang diberikan Allah antara orang mukmin dengan orang kafir.

23.Katakanlah: “Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati”. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.

*Katakanlah: “Dialah Yang menciptakan kamu

Yakni,Dia telah mengawali penciptaan kalian setelah sebelumnya kalian sama sekali bukan sesuatu yang disebut.

*dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati”.

Yakni,akal dan pikiran.

*(Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.

Yakni, hanya sedikit sekali dari kalian yang menggunakan kekuatan tersebut telah dikaruniakan Allah kepada kalian untuk berbuat ketaatan dan menjalankan perintah-perintah-Nya serta meninggalkan larangan-larangan-Nya.

24.Katakanlah: “Dialah Yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nya-lah kamu kelak dikumpulkan”.

*katakanlah: “Dialah Yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi,

Yakni,mengembangbiakkan dan menyebarluaskan kalian di penjuru bumi dengan berbagai perbedaan bahasa,warna kulit,bentuk dan postur mereka.

* dan hanya kepada-Nya-lah kamu kelak dikumpulkan”.

Maksudnya,kalian akan dikumpulkan setelah adanya perpisahan tsb,Allah akan mengumpulkan kalian sebagaimana Dia telah memisahkan kalian serta mengembalikan kalian sebagaimana Dia telah membuat permulaan kalian.

25.Dan mereka berkata: “Kapankah datangnya ancaman itu jika kamu adalah orang-orang yang benar?”

Maksudnya,kapankah apa yang engkau beritahukan kepada kami itu akan terjadi,yaitu perkumpulan setelah perpisahan.

26.Katakanlah: “Sesungguhnya ilmu (tentang hari kiamat itu) hanya pada sisi Allah. Dan sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan”.

Maksudnya,Tidak ada yang mengetahui waktu terjadinya hari kiamat dengan pasti kecuali Allah.

Dan aku bertugas menyampaikan,dan itu pun sudah aku sampaikan kepada kalian.

27.Ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat) sudah dekat, muka orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka) inilah (azab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya.

*Ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat) sudah dekat, muka orang-orang kafir itu menjadi muram.

Maksudnya,setelah hari kiamat tiba,orang kafir menyaksikan apa yang disampaikan dan seketika muka mereka menjadi muram.

*dan dikatakan (kepada mereka) inilah (azab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya.

Yakni,kalian minta disegerakan.

Al-Mulk Part 6 (ayat 28-30)
28.Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersama dengan aku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk surga), tetapi siapakah yang dapat melindungi orang-orang yang kafir dari siksa yang pedih?”

Maksudnya,selamatkanlah diri kalian,karena sesungguhnya tidak ada yang bisa menyelamatkan kalian dari adzab Allah kecuali taubat dan inabah serta kembali kepada-Nya.

Dan ditimpakannya adzab dan siksaan kepada kami seperti yang kalian harapkan,sama sekali tidak bermanfaat bagi kalian.

Sama saja,baik Allah mengadzab kami atau mengasihi kami,maka sesungguhnya tidak ada tempat berlindung bagi kalian dari siksa dan adzab-Nya yang pedih dan pasti akan menimpa kalian.

29.Katakanlah: “Dialah Allah Yang Maha Penyayang kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal. Kelak kamu akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata”.

*Katakanlah: “Dialah Allah Yang Maha Penyayang kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal.

Maksudnya,kami beriman kepada Rabb seru sekalian alam,yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang.

Dan kepada-Nya kami bertawakkal dalam segala urusan kami.

*Kelak kamu akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata”.

Maksudnya,antara kami dan kalian.

Dan bagi siapakah kemenangan itu akan diberikan di dunia dan di akhirat ?

30.Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?”.

*Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering;

Yakni,mengalir ke dalam lapisan bumi yang lebih rendah sehingga tidak dapat diperoleh dengan menggunakan kapak-kapak yang tajam dan tidak juga dengan pembantu-pembantu yang tangguh.

*maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?”.

Maksudnya,yang memancar lagi mengalir di permukaan bumi.

Dengan demikian,di antara karunia dan kemurahan-Nya adalah memancarkan dan mengalirkan air bagi kalian di seluruh pelosok bumi sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh makhluk, sedikit maupun banyak. Karenanya, segala puji dan sanjungan hanya milik Allah.